Adu Kebolehan Ponsel-ponsel 4G Merek Lokal

- Editor

Kamis, 7 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ada persepsi yang muncul beberapa tahun lalu bahwa kita tidak akan bisa memiliki gawai seperti telepon seluler pintar yang bisa diandalkan dengan harga Rp 1 juta-Rp 2 juta. Belum lagi apabila menyebut asalnya dari Tiongkok, otomatis muncul stigma mengenai kualitas akhir produk disertai tuduhan bahwa desainnya hampir pasti menjiplak tipe yang sudah beredar di pasar dengan harga jual berkali lipat.

Bisa dibilang persepsi tersebut sudah dipatahkan setahun terakhir. Berbagai lembaga riset menyebut bahwa pasar ponsel pintar yang sedang tumbuh pesat di Indonesia justru di rentang harga tersebut umumnya diisi oleh mereka yang ingin memiliki ponsel sekunder atau pendamping ponsel utama dengan motivasi mencoba produk baru.

Hal yang menggembirakan, sebagian datang dari mereka yang beralih dari ponsel dengan fitur dasar seperti telefoni dan layanan pesan singkat beralih ke ponsel pintar dengan kekayaan fitur yang ditawarkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Riset Gesellschaft für Konsumforschung (GfK), sebuah lembaga riset global asal Jerman, menyebut tahun 2015 adalah saat di mana penjualan ponsel pintar berhasil melampaui ponsel dengan fitur standar. Sekitar 70 persen ponsel yang beredar di pasar adalah perangkat yang dijual dengan harga di bawah Rp 2 juta. Dari angka itu, 23 persen di antaranya adalah ponsel dengan merek asal Tiongkok.

Riset tersebut langsung mematahkan dua keraguan yang mengemuka pada masa lalu. Ponsel terjangkau tengah marak dan merek asal Tiongkok kian mendapatkan kepercayaan. Sebut saja merek seperti Xiaomi, Lenovo, OnePlus, dan Oppo, mereka akan mendapatkan rekomendasi dari tiap-tiap pengguna yang pernah memakainya.

Alasan yang paling mengemuka adalah desain yang tidak kalah dengan produk premium dan value for money atau harga yang dibayarkan sepadan dengan spesifikasi yang ditawarkan. Kadang beberapa memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan merek lain untuk kelas menengah.

Kesimpulan yang serupa juga dirasakan oleh distributor ponsel Erajaya Swasembada yang menjual 130.000 ponsel setiap bulan. Direktur Pemasaran dan Komunikasi Erajaya Djatmiko Wardoyo menyebut ponsel-ponsel murah tetapi performa kencang dari Tiongkok membuat pasar pemula di rentang harga Rp 1 juta-Rp 2 juta menjadi gemuk.

27f7061c2d804084bb2c42c4512a46c3KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Advan bekerja sama dengan operator telekomunikasi Indosat Ooredoo meluncurkan ponsel i45 yang mampu berjalan di jaringan seluler 4G, tetapi dengan harga jual hanya Rp 1 juta, Rabu (23/12). Dengan mendorong munculnya perangkat komunikasi bergerak dengan harga terjangkau, produsen bersama pemerintah berharap bisa mendorong migrasi pengguna seluler yang sebelumnya hanya memanfaatkan layanan telefoni dan pesan singkat untuk ikut menggunakan layanan data.

Sebelumnya, segmentasi pengguna tersebut bisa digambarkan dalam bentuk piramida dengan ponsel premium dengan populasi kecil menempati pucuk.

“Boleh dibilang, merek dari Tiongkok sukses memasarkan diri untuk produk ponsel. Sesuatu yang belum berhasil mereka lakukan untuk komoditas lainnya seperti produk elektronik atau bahkan otomotif,” ujar Djatmiko.

Belum lagi arah kebijakan pemerintah yang mendorong peralihan pengguna ponsel fitur standar ke ponsel pintar dengan pemberlakuan jaringan seluler 4G. Salah satu insentif yang dilakukan adalah mendorong tumbuhnya ekosistem ponsel yang bisa bekerja di jaringan seluler generasi keempat dengan harga terjangkau.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara beralasan bahwa perangkat 4G murah adalah kunci agar penetrasi internet bisa diwujudkan, entah mereka yang beralih dari 3G ke 4G atau mereka yang melompat dari 2G langsung ke 4G. Berdasarkan riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2014, penetrasi internet masih 34 persen dari total populasi atau sekitar 88,1 juta jiwa dan 84 persen dari pengguna internet mengaksesnya lewat perangkat komunikasi bergerak.

Peluang merek lokal
Bagi merek dari dalam negeri, tidak ada peluang yang lebih berharga dibandingkan dengan sekarang karena mereka bisa masuk pasar yang sudah terbuka dengan produk berharga terjangkau. Di awal 2015 sebetulnya sudah ada merek lokal, yakni Polytron, yang sudah memperkenalkan produk mereka untuk bekerja di jaringan 4G, tetapi yang marak justru menjelang akhir tahun.

Dimulai dengan Evercoss yang memperkenalkan duet ponsel 4G mereka, yakni Winner T3 dan Elevate Y3, pada pertengahan November. Keduanya menggunakan prosesor empat inti berkecepatan 1 gigahertz yang memiliki teknologi LTE kategori 4 atau bisa menangani kecepatan akses hingga 150 megabita per detik. Kategori 4 bukanlah yang tercepat karena beberapa ponsel premium yang beredar di Tanah Air sudah ada yang berjalan di kategori 6 yang bisa menangani kecepatan internet hingga 300 megabita per detik.

Dengan ukuran layar 4 inci, Winner T3 memiliki spesifikasi yang terbilang standar dengan penyimpanan internal 8 megabita, RAM 1 gigabita, dan kamera utama 5 megapiksel. Sementara itu, Elevate Y3 Plus dengan layar 5 inci memiliki spesifikasi lebih baik dengan penyimpanan internal 16 gigabita, RAM 2 gigabita, dan kamera utama 8 megapiksel. Diluncurkan secara berbarengan, Winner T3 ditawarkan dengan harga Rp 1 juta, sementara Elevate Y3 Plus seharga Rp 1,5 juta.

Menurut Chief Marketing Officer Evercoss Ricky Tanudibrata, mereka memutuskan untuk meluncurkan ponsel 4G karena pertimbangan pasar yang sudah matang dengan makin banyak wilayah di Indonesia yang dilayani jaringan 4G berikut rampungnya penataan frekuensi 1.800 megahertz yang dianggap paling optimal untuk kondisi saat ini. Jaringan seluler generasi keempat sudah dimulai sejak akhir 2014 di Indonesia dan dirintis di frekuensi 900 megahertz, tetapi wilayah yang terlayani ataupun jumlah penggunanya masih terbatas.

Merek lainnya, yakni Advan, menyusul dengan meluncurkan ponsel i5A yang dijual dengan harga Rp 2 juta. Spesifikasi yang dipergunakan adalah prosesor empat inti berkecepatan 1 gigahertz, penyimpanan internal 16 gigabita, dan RAM 2 gigabita. Kamera utama yang dimiliki memiliki resolusi 13 megapiksel.

Advan juga menggandeng operator telekomunikasi Indosat Ooredoo untuk meluncurkan seri lebih terjangkau lagi, yakni i45, dengan kompensasi pada spesifikasinya, yakni RAM 1 gigabita, penyimpanan internal 8 gigabita, layar 4,5 inci, dan kamera 5 megapiksel. Harga yang mereka patok adalah Rp 1 juta.

Advan dikabarkan berencana meluncurkan hingga 10 jenis ponsel yang semuanya berbasis 4G, yang akan mengisi semua lini segmen ponsel yang dibutuhkan masyarakat. Mulai dari ponsel standar dengan harga Rp 1 juta hingga ponsel premium seharga Rp 3 juta.

Brand Manager Advan Andy Gusena saat itu berpendapat bahwa memproduksi ponsel dengan performa kencang dan komponen premium adalah persoalan yang sederhana. Yang rumit adalah memastikan produk terjual. Itulah mengapa mereka memilih untuk fokus pada segmen pemula.

Axioo yang lama dikenal sebagai merek komputer juga serius menggarap ponsel 4G meski segmentasi yang dipilih sedikit lebih tinggi. Seri Venge yang dijual dengan harga Rp 2,2 juta menggunakan prosesor empat inti berkecepatan 1 gigahertz dengan RAM 3 gigabita dengan kamera 8 megapiksel.

CEO Axioo Indonesia Samuel Lauw menuturkan, ada tiga hal yang membuat sebuah ponsel bisa menarik konsumen, yakni harga jual yang menarik, performa yang kencang, dan data tahan baterai yang kuat.

“Sayangnya, setiap produsen hanya bisa memilih dua dari tiga pilihan. Harga jual menarik dan performa kencang selalu mengorbankan daya tahan baterai, atau performa kencang dipadu baterai yang tahan lama umumnya harus dibayar dengan harga mahal,” kata Samuel.

Tren ponsel di rentang harga ini diperkirakan langgeng hingga tahun depan, atau setidaknya terus meningkat ke rentang harga di bawah Rp 3 juta. Pasar sudah terbentuk melalui kemitraan dengan situs toko daring (online) untuk penjualan secara eksklusif guna memudahkan penjualan. Pemerintah juga terus mendorong masuknya jaringan 4G ke daerah sehingga membuka pasar baru yang potensial.

Ini adalah kesempatan yang tidak disia-siakan. Baik untuk para produsen maupun konsumen.

DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Desember 2015, di halaman 27 dengan judul “Adu Kebolehan Ponsel-ponsel 4G Merek Lokal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB