Waspadai Penyebaran DBD Sejak Awal

- Editor

Senin, 29 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peralihan musim, yang di sejumlah daerah ditandai dengan jeda hari terik di antara hujan atau sebaliknya, patut diikuti kewaspadaan. Kondisi itu berpotensi memunculkan beberapa penyakit, misalnya demam berdarah dengue.


Kepala Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis Kementerian Kesehatan Endang Burni Prasetyowati, Minggu (28/12), mengatakan, masa pancaroba banyak terbentuk tempat perindukan nyamuk. ”Jumlahnya yang bertambah membuat populasi nyamuk penyebar penyakit juga semakin tinggi,” katanya.

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala awalnya demam tinggi mendadak sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, dan nyeri punggung. Pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, dan kematian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Jawa Barat, Lukman Hakim menuturkan, upaya memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk dengan pemberantasan sarang nyamuk perlu dilakukan lebih sering. Sebab, perubahan iklim global menyebabkan siklus hidup nyamuk menjadi lebih pendek.

Dulu, siklus nyamuk Aedes aegypti dari telur hingga dewasa butuh 7-8 hari, kini 3-4 hari. Oleh karena itu, pemberantasan sarang nyamuk sebaiknya dilakukan lima hari sekali.

Tahun ini, hingga pertengahan Desember, tercatat 71.668 orang menderita DBD. Mereka tersebar di 34 provinsi. Sebanyak 641 orang di antaranya meninggal. Angka itu lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang mencapai jumlah 112.511 penderita dengan 871 orang di antaranya meninggal.

Lima provinsi dengan angka kejadian DBD tinggi sepanjang tahun 2014 adalah Bali (171,63 per 100.000 penduduk), Kalimantan Barat (94,47 per 100.000 penduduk), DKI Jakarta (82,13 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (71,31 per 100.000 penduduk), Kalimantan Utara (60,39 per 100.000 penduduk).

Selain itu, tercatat ada tujuh kabupaten/kota yang melaporkan terjadinya kejadian luar biasa DBD pada 2014. Tujuh kabupaten/kota itu adalah Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah), Kabupaten Sintang (Kalimantan Barat), Kabupaten Belitung Timur (Bangka Belitung), Kabupaten Bangka Barat (Bangka Belitung), Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat), Kabupaten Karimun (Riau), dan Kota Dumai (Riau). (ADH)

Sumber: Kompas, 29 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB