Warna Cerah Katak Beracun Juga Sebagai Kamuflase

- Editor

Kamis, 7 Juni 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Katak panah beracun atau dyeing poison dart frog (Dendrobates tinctorius) sangat beracun dan memperingatkan pemangsa dengan pola kuning-dan-hitam cerah.

Namun, penelitian baru yang dipimpin ilmuwan di University of Bristol mengungkapkan pola warna lebih dari sekadar sinyal “bahaya.” Warna kulitnya juga berfungsi sebagai alat kamuflase.

Penulis utama, Jim Barnett menyelesaikan penelitian ini yang diterbitkan di jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, sambil belajar untuk PhD di Bristol. Barnett berbasis di McGill University di Kanada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Efektif sebagai sinyal peringatan, itu belum tentu strategi terbaik untuk menjadi sangat mencolok,” ujarnya dalam Sciencedaily, 4 Juni 2018.

JAMES B BARNETT–Katak panah beracun atau dyeing poison dart frog (Dendrobates tinctorius) berfungsi sebagai peringatan kepada mangsa maupun sebagai alat kamuflase. Foto diambil dari Sciencedaily dengan kredit foto: James B Barnett

Efektif sebagai sinyal peringatan, itu belum tentu strategi terbaik untuk menjadi sangat mencolok.

Berevolusi
Predator tertentu berevolusi dengan membangun toleransi racun yang mematikan bagi manusia. Selain itu, beberapa predator belum menemukan sinyal peringatan mangsa sebelumnya (kesalahan berbahaya bagi predator, tetapi juga untuk katak).

“Jadi, pola warna yang bisa berbeda dari dekat, tetapi bekerja sebagai kamuflase dari kejauhan, akan memberikan keuntungan lengkap,” kata dia.

Jadi, pola warna yang bisa berbeda dari dekat, tetapi bekerja sebagai kamuflase dari kejauhan, akan memberikan keuntungan lengkap.

Dalam risetnya ini, Barnett menggabungkan kerja lapangan di Hutan Guyana Perancis, pemodelan komputasi, dan eksperimen visual laboratorium. Ia dan rekannya dari Fakultas Ilmu Biologi University of Bristol dan the School of Experimental Psychology menyelidiki bagaimana katak panah beracun menggunakan warna tubuhnya untuk menyeimbangkan manfaat dari sinyal peringatan efektif dengan keunggulan penyembunyian.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan warna katak ini sangat mencolok pada jarak dekat. Pada jarak jauh, warna-warna tertentu serta susunannya memungkinkan pola untuk menyatu bersama membentuk kamuflase yang cocok dengan latar belakang.

Dengan kata lain, pola dan warna tubuh katak ini memberikan keuntungan saat predator pada jarak jauh dan dekat. Ketika kamuflase-nya diketahui predator, katak masih memiliki senjata berupa peringatan warna kulit yang terang.

Co-author Profesor Innes Cuthill dari University of Bristol menambahkan, “Warna mampu memberi sinyal ketika dekat dengan calon pasangan, sementara tetap tidak mencolok untuk predator yang lebih jauh akan tampak menguntungkan. Begitu juga untuk aplikasi manusia seperti kamuflase militer, dimana pengenalan oleh sekutu sama pentingnya dengan penyembunyian dari musuh”.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 7 Juni 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB