Inilah sejarah Universitas Gadjah Mada hingga tahun 2001
1946
17 Februari Cikal Bakal Fakultas Teknik(Sekolah Tinggi Teknik Bandung di Yogyakarta) berdiri.
Peresmian Balai Pergoeroean Tinggi Gadjah Mada (BPTGM), yayasan swasta yang mempunyai 2 fakultas di Gedung Komite Nasional Indonesia (YNI) YK.
5 Maret: Cikal Bakal Fakultas Kedokteran Umum (Pergoeroean Tinggi Kedokteran) Berdiri.
13 Maret: kuliah perdana BPTGM: “Pemandangan Sosiologisch tentang Perubahan dalam Masyarakat”.
Biaya kuliah saat itu Rp 120 per tahun. Uang pangkal Rp 20. Biaya bulanan Rp 5 per mata kuliah, atau Rp 15 untuk 3 mata kuliah atau lebih.
1949
Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengijinkan gedung milik Kesultanan untuk cikal bakal UGM.
Berdiri Universitet Negeri Gadjah Mada(UNGM).
Prof. Dr.M. Sardjito terpilih sebagai rektor I.
Prof. Dr. M. Sardjito dan Prof. Mr. Drs, Notonagoro merumuskan penjurusan dan kurikulum bagi UNGM.
Jumlah mahasiswa UNGM 483.
Fakultas yang ada: Hukum, Sosial dan Politik; Sastra, Pedagogik dan Filsafat; Teknik, Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi; Kedokteran Hewan; dan Pertanian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1950
Maret, Asrama tipe A di Notoprajan mulai dihuni 55 mahasiswa.
Yayasan Pembina Universitas Gadjah Mada dibentuk.
Jumlah mahasiswa 986.
Mei, Senat Universitas menolak anjuran Komite Bantuan Teknis Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar Faculteit Kedokteran, Kedokteian Gigi, dan Farmasi bergabung Faculiteit Kedokteran Universiteit van Indonesie Jakarta.
Prof. Drs. Notonagoro merancang peraturan tentang kelembagaan UNGM yang diajukan pada Kabinet.
Jurusan Mesin dan Listrik dibekukan. Sebagai gantinya dibuka Jurusan Matematika dan Fisika.
Oktober, UNGM membuka asrama baru di Gondomanan dan dihuni 8 orang mahasiswa.
1951
1 Maret, Perpustakaan UGM berdiri berlokasi di Jalan Setjodiningratan.
Jumlah mahasiswa 3.257, mahasiswa putri 15%.
Berdiri Dewan Mahasiswa(Dema) dengan Kegiatan: kepemimpinan, study club, perploncoan, olah raga, kesenian, dan Pengabdian masyarakat.
UNGM memberi Doktor Honoris Causa untuk Presiden RI, Soekarno.
Pertama kali rumusan Pancasila dipaparkan.
19 Desember, Peletakan batu pertama Gedung Universiteit Gadjah Mada.
1952
Fakultas Hukum digabungkan dengan Akademi Ilmu Politik menjadi Fakultas Hukum, Sosial dan Politik. Nama itu kemudian berganti menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik(HESP)
Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendirikan Yayasan Pancasila bersama Prof. Sardjito, dan Sahir Nitihardjo untuk rencana pembangunan asrama mahasiswa baru.
1953
Koesnadi Hardjasoemantri (mahasiswa Hukum) terpilih sebagai Sekretaris Jendral proyek nasional mahasiswa UGM, yakni Pengerahan Tenaga Mahasiswa(PTM).
Sampai tahun 1962, tercatat 391 orang mahasiswa eksakta dan 744 mahasiswa non eksakta UGM telah di kirim ke Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Dari 1135 orang itu, 44 di antaranya adalah mahasiswi.
1954
Asrama Dharma Putera dan Ratnaningsih diresmikan oleh Ir. Soekarno dan Mr. Muhammad Yamin.
Nama UNGM berubah jadi Universitas Gadjah Mada(UGM).
Jumlah mahasiswa 7.783
Cabang UGM bagian Hukum, Ekonomi dan Sosial Politik di Surabaya menjadi Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
1955
UGM mendirikan Fakultas Farmasi, sehingga memiliki 12 fakultas.
Fakultas Ekonomi mulai kerjasama dengan luar negeri dengan mengangkat 3 dosen asing, Dr. F.B. Stock, Prof. Swianiwicz dan Prof. Mr. C. de Heer.
1956
Memberikan gelar Doktor Honoris Causa untuk wakil presiden I RI Drs. Moh Hatta.
Jumlah mahasiswa UGM telah mencapai 8.586.
1957
UGM mendirikan Fakultas Umum dan Filsafat.
Fakultas Ekonomi mulai menjalin kerjasama dengan luar negeri, yaitu ketika terjadi afiliasi dengan University of Wisconsin Amerika Serikat.
Debut Pers Mahasiswa UGM di Internasional dimulai tahun ini, ketika Koesnadi Hardjasoernantri bersama Nugroho Notosusanto menjadi delegasi Indonesia pada Konferensi Pers Mahasiswa I Internasional pertama di Manila.
1958
KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada) berdiri di Yogyakarta dengan ketua Prof. Ir. Herman Johanes.
Diadakan kontes ratu-ratuan di UGM yang menimbulkan pro kontra, pertama kali adalah Pemilihan Ratu Nusantara dalam acara Malam Nyiur Melambai.
Warung Sego Pecel (SGPC) Ibu Suyati Wiryosumarto (Bu Wiryo) berdiri di timur Gedung Pusat.
Perumahan Dosen di Sekip dan Sagan dibangun dalam rangkaian proyek Colombo Plan.
1959
Peresmian Gedung Pusat UGM oleh Ir. Soekarno.
Perpustakaan UGM pindah ke Gedung Pantja Dharma V sampai sekarang.
5 Mei Studium Generale pertama kali diselenggarakan berdasar ide Prof. Dr. Sardjito, dihadiri oleh 1.500 mahasiswa tingkat doktoral.
1960
Fakultas Kedokteran dipecah menjadi Fakultas Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Farmasi.
1961
Keluar UU No.21/1961 yang berefek Senat Universitas tak lagi menjadi lembaga
tertinggi universitas dan perubahan jabatan dari presiden universitas menjadi rektor.
Prof. Dr. Herman Johanes menjadi Rektor ke-2 dan sekaligus sebagai Dekan Fakultas Teknik.
Drs. T. Jacob menemukan tengkorak Pithecanthropus Erectus.
UGM memberikan gelar Doktor Honoris Causa untuk Pangeran Norodom Sihanouk(Kamboja).
1962
Fakultas Filsafat dan Umum dihapus.
Jurusan Geologi dan Geodesi berkembang menjadi jurusan yang terpisah.
Jurusan Arsitektur dibuka.
1963
Dewan Mahasiswa UGM terlibat aktif dalam kampanye pengembalian Irian Barat, termasuk mengadakan latihan militer untuk para sukarelawan mahasiswa sebagai persiapan tenaga tempur di garis depan operasi Trikora.
20 Januari terbentuk Resimen Mahakarta, cikal bakal Menwa diresmikan oleh Menteri Panglima Angkatan Darat, yang beranggotakan beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta.
Kebijakan pemerintah berkonfrontasi dengan Malaysia mulai dicanangkan. DEMA, juga berperan aktif melakukan pertemuan dengan organisasi mahasiswa Internasional untuk mencari dukungan bagi Indonesia.
Upaya pengabdian terhadap masyarakat dimulai dengan didirikannya Badan Pengabdian Masyarakat.
Fakultas Pertanian dan Kehutanan dipecah menjadi Pertanian, Teknologi Pertanian dan Kehutanan. Didirikan fakultas Geografi.
19 September untuk pertama kalinya, diadakan upacara Wisuda Sarjana Baru dalam acara Rapat Terbuka Senat Universitas. Selanjutnya ritual wisuda menjadi acara rutin tahunan.
13 April 1963 UGM mengeluarkan Peraturan No. 5 tentang pembentukan Badan Ilmu Pengetahuan Universitas (BIPU).
1964
Jumlah fakultas di UGM menjadi 16.
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UGM menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta beserta tanah-tanahnya.
1965
Fakultas Psikologi dan Filsafat diresmikan.
Berdiri Lembaga Penelitian Sutra Alam, Lembaga Penelitian Sumber Alam Indonesia, Lembaga Aeronotika dan Angkasa Luar UGM.
20 September, bersama wisudawan yang lain, diwisuda juga Soepojo Padmodipoetrao,M.A.(kemudian menjadi salah satu rektor UGM) sebagai Sarjana Ekonomi(Doktorandus) yang saat itu menjabat Pembantu Rektor Bidang Administrasi, dan di Fakultas Ekonomi sendiri pernah menjabat dekan pada tahun 1962-1964.
Mahasiswa UGM dibebaskan tidak bayar kuliah, Terjadi Peristiwa Gerakan 30 September di Jakarta, akibatnya anggota Dewan Mahasiswa yang memiliki hubungan ideologis dengan komunis disingkirkan, kegiatan sehari-hari Dewan Mahasiswa dipegang oleh pejabat sementara.
17 Oktober, terbentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Progresif Revolusioner Yogyakarta, yang secara rutin mengkoordinasi demonstrasi menentang PKI dan organisasi pendukungnya.
17 November, terbentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) konsulat Yogyakarta.
1966
drg. Muhammad Nazir bin Alwi ditunjuk menjadi rektor ke-3 UGM, meski ditolak banyak
kalangan kampus karena dianggap ditempatkan oleh pemerintah untuk membersihkan UGM dari komunis.
Rektor membentuk Care Taker (pejabat sementara)Dewan Mahasiswa/KomisarisDewan Mahasiswa (CT DEMA/KODEMA).
September, keluar instruksi Korem 072 Pamungkas yang melarang membentuk Badan Kegiatan Kemahasiswaan(BKK) intrauniversiter sebagai tandingan DEMA/KODEMA/Senat Mahasiswa Yang telah ada.
3.509 mahasiswa dipecat karena dianggap terlibat G30S/PKI. 2.034 mahasiswa kemudian diterima kembali karena tidak terbukti.
1967
UGM membuka kembali Fakultas Filsafat.
Dibangun Makam UGM di Sendowo.
Akhirnya, drg. Nazir Alwi menyerahkan jabatan rektornya ke sebuah presidium yang
dipimpin Drs.Soepojo Padmodipoetro, yang kemudian dikenal sebagai Rektof UGM ke-4.
Fakultas Kehutanan UGM mulai merintis Wanagama I dengan tanah seluas 79,9 Ha di
Playen, Gunungkidul, Yogyakarta
1968
Mata kuliah Pancasila dan Filsafat Pancasila dimasukkan dalam kurikulum kuliah. Drs. Soeroso H.Prawirohardjo menjadi rektor, walau banyak mahasiswa dan guru besar yang menyatakan menolak karena karena Soeroso dianggap masih terlalu muda dan tanpa gelar guru besar pula. Rektor hasil tunjukan pemerintah itu mendapat dukungan suara paling rendah sewaktu pemilihan di senat universitas. Dari kalangan mahasiswa Soeroso mendapat dukungan dari CT Dema.
Mengadakan pemilihan rektor baru pada tanggal 26 Oktober 1968, namun usulan ini ditolak oleh pemerintah.
1969
UGM mendirikan Fakultas Peternakan
1970
Rektor membubarkan CT DEMA karena gejolak internal di organisasi tersebut.
15 Mei Prof. Dr Sardjito meninggal dunia di RS Panti Rapih
Diresmikan Museum Biologi UGM di Jalan Sultan Agung
Pemancar Radio UGM Suara Gama mengudara melalui 5492 KHz dari Lantai IV UPT Perpustakaan
Batas-batas fakultas mulai melunak, setelah berpijak pada paradigma Kontinental yang ketat pembagian koridor keilmuannya. Gagasan interdisipliner mulai disadari nilai pentingnya.
Mulai diterapkan sistem semester, sehingga beban kuhah ditempuh dua kali setahun.
1971
Gadjah Mada University Press diresmikan dengan bantuan dari Pemerintah Belanda
UGM melaksanakan program KKN(Kuliah Kerja Nyata) sebagai pilot project Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo,M.A..
Dibentuk Komite Pemilihan. Selain 4 mahasiswa juga terdapat nama Soepono, Pembantu Rektor I, sebagai anggota panitia persiapan pemilihan DEMA tersebut dan diketuai oleh Rektor. Saat itu rektor ingin DEMA menjadi bagian dari UGM, bukan sebagai wakil organisasi mahasiswa ekstrauniversiter di dalam kampus.
Seminar on American Studies, yang diadakan pada bulan Agustus 1971 bertempat di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.
1972
Dilakukan Registrasi Mahasiswa secarai terpusat di universitas, dan berlakunya Nomor Induk Universitas
Diselenggarakan pemilihan Dewan Mahasiswa. Walaupun organisasi ekstra universiter dilarang terlibat, para calon hampir seluruhnya adalah aktivis organisasi mahasiswa ekstrauniversiter.
Laboratorium Fakultas Kehutanan UGM terbakar.
Conference on Asian Univer ities and Population Policy pada bulan April 1972, di Ambarrukmo Palace Hotel. Dengan sponsor: Rockefeller Foundation dan East West Population Institute, East West Center, Hawaii.
7th Governing Board Meeting, Regional Center for Tropical Biology (BIOTROP).Yang diadakan pada tanggal 30 Mei sampai dengan 2 Juni 1972. Bertempat di Universitas Gadjah Mada.
Pertemuan Tahunan: Asian and U.S. Educators (Pertemuan Rektor Rektor se-Asia dan Amerika) pada bulan Juli 1972 di Ambarrukmo Palace Hotel.
Seminar on Study Service Activities in Higher Education, Nopember tanggal 20 24, tahun 1972 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Yang disponsori oleh: Direktorat Perguruan Tinggi, Direktur Jendral Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Third Meeting, Asian Permanent Committee on Science of Technology, pada tanggal 13 15 Agustus 1972 bertempat di University Club, Universitas Gadjah Mada.
1973
Prof . Dr. Sukadji Ranuwihardjo MA menjadi Rektor ke-4
Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Prof. Drs. Notonagoro
UGM mendapat kehormatan menyelenggarakan konferensi internasional menteri-menteri kebudayaan se-Asia yang disponsori oleh Departemen P dan K dan UNESCO.
Conference on The Role of The University in Cultural Development, pada tanggal 30 Juli sampai dengan 2 Agustus 1973 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.Disponsori oleh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan UNESCO.
Menjadi Tuan Rumah dari Konperensi Menteri Menteri Kebudayaan se-Asia (Intergovernmental Conference on Cultural Policies in Asia). Tanggal 10 20 Desember 1973 dengan mengambil tempat di Ambarrukmo Palace Hotel.
1974
Kegiatan Ramadhan di Kampus diselenggarakan pertama kali dengan istilah Ramadlan in Campus(RIC)
Biro Konsultasi Fakultas Psikologi mulai beroperasi. Ini diharap dapat menekan angka drop out yang di UGM mencapai 80-90%.
Mulai diberlakukannya Sistem Kredit Semester(SKS). Berlakunya sistem ini adalah usaha mengefisienkan pendidikan tinggi.
Wilayah Bundaran Bulaksumur dan sepanjang Gelanggang menjadi pusat aksi demonstrasi mahasiswa atas peristiwa malari, akibatnya M.Aini Chalid (Fisipol) dipenjara 4 tahun.
Dikeluarkan SK Mendikbud No.028/UU/1974 tentang kebijakan kegiatan politik mahasiswa dilaksanakan diatas bimbingan dan tanggung jawab rektor.
Komputer mulai diperkenalkan dan dipergunakan dalam sistem registrasi mahasiswa. UGM sudah memiliki 18 fakultas.
Pekan Olah Raga antar fakultas mulai diselenggarakan.
Dalam ulang tahun seperempat abad UGM diterbitkan buku kenangan seperempat abad Universitas Gadjah Mada
1975
Kebun Pendidikan, Penetitian, dan Pengembangan Pertanian diresmikan di Banguntapan dengan bantuan dari The Rockefeller Foundation
29 Mei Colt Campus Dewi Ratih Utama beroperasi dengan rute pojok beteng menuju asrama daerah dan UGM dan berakhir di kampus UGM.
Gelanggang Mahasiswa mulai digunakan untuk kegiatan mahasiswa.
Aktivitas belajar-mengajar UGM terpusat di Lahan seluas 170 ha, daerah Sekip dan Bulaksumur.
Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Prof. Ir. Herman Yohannes.
UGM bersama UI, ITB, Unair, dan IPB membentuk SKALU(Sekretaris Bersama Lima Universitas)untuk menyeleksi calon manasiswa baru.
1976
Semua fakultas akhirnya selesai berpindah dan menemmpati kampus Sekip dan Bulaksumur.
Penganugerahan gelar Honoris Causa kepada Ir. Soetami(menteri PUTL), dan Dr. G. Koningswald(Natur Museum und Forshunsintitute Seckenberg Frankfurt am Main)
Mata kuliah Kewiraan mulai diajarkan sebagai mata kuliah wajib.
Seekor Harimau milik Gembiro Loka masuk dan merusak fasilitas Fakultas Teknologi Pertanian.
1977
Taman Budaya Yogyakarta (Purna Budaya) diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono IX. UGM membuka Jurusan Teknik Nuklir, bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Tatang K, Agus R, Bambang B.M, M. Tauf1k, dan Henricus Murhindarto dari FTP UGM tewas dalam pendakian di Gunung Sumbing.
1978
SKALU menggunakan lembar jawaban Komputer untuk ujian masuk.
Rezim orde baru melakukan penjinakan sistematis melalui Mendikbud Dr. Daoed Joesoef dengan mengeluarkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK), yang mewajibkan mahasiswa untuk hanya belajar dan menisbikan peran moral force-nya.
Pusat Komputer Gadjah Mada diresmikan.
KKN (Kuliah Kerja Nyata) menjadi mata kuliah wajib.
Maret, aparat keamanan membubarkan demonstrasi mahasiswa yang memprotes NKK/BKK
Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Dr. Eduard Souma(Dirjen FAO)
1979
Sukadji Ranuwihardjo, rektor UGM waktu itu, membreidel penerbitan mahasiswa
Gelora Mahasiswa. Gara-garanya memberitakan statemen tertutup pemihakan Sukadji terhadap mahasiswa dalam penerapan konsep NKK/BKK.
KKN menjadi Program intrakurikuler.
Sihotang (Geografi) bunuh diri dengan meloncat dan jembatan Gondolayu, diduga akibat kegagalan ujian pendadaran.
1980
penjenjangan pendidikan tinggi berubah (menjadi sistem strata SO, S1, S2, dan S3). Gelar sarjana muda di UGM dihapus.
1981
Prof. Dr. Teuku Jacob MS, MD menjadi rektor ke-7
1982
Makam UGM dibangun di Sawitsari.
Jumlah fakultas di UGM menjadi 21. Tiga fakultas yang baru adalah Fakultas Non Gelar Teknologi, Fakultas Non Gelar Ekonom, dan Fakultas Pascasarjana.
Satu-satunya rumah sakit di bawah instansi Depdikbud, yakni Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada dilikuidasi. Fungsinya digantikan oleh Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito.
23 0ktober Asrama Cemara Lima diresmikan.
1985
29 Oktober diselenggarakan seminar pers mahasiswa UGM oleh Majalah Clapeyron Teknik Sipil FT UGM. Disepakati menerbitkan majalah mahasiswa tingkat universitas bernama Balairung. Tanggal ini disepekati sebagai hari lahir majalah Balairung UGM.
1986
Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri SH, ML menjadi rektor ke-5.
Unit Pengembangan Hewan Percobaan(UPHP-Fakultas Kedokteran UGM)diresmikan.
Gamanet mulai beroperasi walau sebatas penggunaan email.
GAMA FAIR (Gadjah Mada Fair)diselenggarakan pertama kali di lapangan Pancasila.
Markas Polisi Pos Bulaksumur diresmikan.
Mulai dibangunnya Wisma Kagama.
PT Pagilaran mendapat “America Award 1986” karena manajemennya dianggap berhasil.
Unit Dharma Wanita UGM membuka TPA (tempat penitipan anak) Tungga Dewi.
1987
Sentralisasi Perpustakaan yang tadinya masih tersebar di masing-masing fakultas, jurusan,dan pusat-pusat studi.
Peresmian perpustakaan khusus untuk mahasiswa pascasarjana dan dosen.
Jalan aspal di dalam kampus diganti konblok.
25 April, Menteri Tenaga Kerja Soedomo meresmikan Kompleks Pedagang Kaki lima UGM. Sebelumnya Prof. Koesnadi mengeluarkan SK Rektor melegitimasi keberadaan pedagang kaki lima di kampus, UGM. Sekitar 121 pedagang tertampung.
Digulirkan rencana pembangunan masjid kampus
1988
UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) mulai diterapkan.
Laboratorium Ilmu Hayati Diresmikan 10 Januari POTMA (Persatuan Orang Tua Mahasiswa)pertama berdiri di Fakultas Kedokteran Umum.
UGM mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)I di Universitas Indonesia. Tak satu pun delegasi UGM menjadi finalis.
Bambang Isti Fispol dan Bambang Subono dijerat UU anti subversi, berkaitan dengan buku Pramoedya Ananta Toer dan aktivitas di Kelompok Studi Sosial Palagan Yogyakarta
1989
Bonar Tigor Naispospos menyusul ke bui berkaitan dengan kasus tahun sebelumnya.
Komitmen UGM terhadap lingkungan telah mengubah lahan tandus di Gunung Kidul menjadi hutan konservasi yang lebat dan menghantar Prof. Dr. Ir. Oemi Hani’in Soeseno mendapat Kalpataru.
Atas inisiatif Pak Koesnadi, program Penjaringan Bibit Unggul Daerah(PBUD) lahir. Ini menandakan komitmen bagi putra daerah, terutama luar Jawa.Jumlah mahasiswa luar Jawa yang sebelumnya hanya 4% ditigkatkan menjadi 15,2%.
23 Desember, MPR RI meminta pendapat UGM tentang konsep GBHN 1993/1998 dan PJP 25 Tahun Kedua 1993/2018. Ini menandakan UGM, diakui sebagai sumber gagasan intelektual yang non partisan.
Bulan Mei tahun berikutnya dibentuk tim 9, diketuai Prof. Mubyarto untuk menjawab pokok-pokok surat itu. Hasilnya dinilai dari situasi sosial politik masa itu, cukup berani, antara lain berisi usulan revisi dwifungsi ABRI, pembatasan masa jabatan presiden, dan penyehatan kehidupan politik Indonesia.
18 Desember diselenggarakan panel forum Peringatan 100 tahun lahir Prof. Dr. Sardjito. Dalam forum ini Prof. Herman Yohannes mengakui adanya dokumen Surat Keputusan(SK) yang menyatakan UGM sebagai universitas sosialis.
1990
Prof. Dr. Ir. Mochamad Adnan menjadi rektor ke-9.
Dibentuk Panitia Pembangunan Masjid Kampus.
5 Juni diresmikan Hutan Pendidikan Lingkungan UGM Pardiyan di utara Gedung Pusat UGM, untuk menghormati jasa Ir. Pardiyan(alm) yang mengabdikan hidupnya kepada hutan pendidikan.
Penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agong Sultan Azlan Muhibuddin Shah.
1991
Semester Pendek pertama kali diselenggarakan di Fakultas Geografi.
M. Jaidi (Fisipol) dan Nurcholis (FH) ditangkap aparat keamanan karena menempel poster golput di kampus.
1992
Fakultas Non Gelar Ekonomi, Non Gelar Teknologi dan Pascasarjana dibubarkan.
UGM marak oleh aksi menentang UU Lalulitas Angkutan Jalan Raya No.14/92.
Prof. Dr. Herman Johanes meninggal dunia.
Massa Golkar masuk dan merusak Gelanggang karena Salman Dianda Anwar (aktivis senat UGM) tidak membalas acungan dua jari.
Tanggal 8 September, Pemenang Hadiah Nobel Fisika 1986 Dr. Heinrich Rohrer berkunjung ke UGM dan berceramah di Balairung Gedung Pusat. Menurutnya boleh jadi Indonesia tidak membutuhkan Nobel karena Nobel bukan ukuran kepandaian.
Terungkap kasus joki KKN UGM. Sri Wahyuni(23) alumnus FMIPA UGM terbukti telah menggantikan Yayuk Lestari mahasiswi Fakultas Biologi melaksanakan KKN dua bulan di Tretep, Temanggung Jawa Tengah. Akhirnya Yayuk mengundurkan diri sebagai mahasiswa UGM.
Sri Sultan HB X memimpin langsung bakti sosial UGM dan muhibah kebudayaan ke Lampung di desa Ambarawa, Pringsewu Lampung Selatan.
Gedung FIMPA selatan, yang dikenal sebagai gedung tempat pelaksanaan Konferensi tiga Negara(KTN) terbakar. Laboratorium kimia organik yang merupakan bagian dari gedung tersebut musnah.
1993
18 Juni, Forum Komunikasi (Forkom) Unit Kegiatan Mahasiswa terbentuk.
Gelar insinyur dan doktorandus dihapus melalui SK Mendikbud No. 036/V/93.
Terjadi kasus pemalsuan tandatangan dosen penguji tesis S-2 Fakultas Ekonomi UGM oleh BSR dosen FE UNHAS.
Dibangun Jalan Notonagoro yang menghubungkan jalan Prof. Herman Johannes Sagan dengan Bunderan Fakultas Filsafat.
1994
Prof. Dr. Soekanto Reksohadiprodjo M.Com menjadi rektor ke 10. Kalangan mahasiswa menolak dan menjulukinya sebagai rektor drop-dropan.
Auditorium Graha Sabha Pramana diresmikan oleh Soeharto dengan biaya pembangunan Rp 9.069 milyar.
Desember, sejumlah mahasiswa mendeklarasikan Dewan Mahasiswa UGM, di Fisipol, diwarnai demonstrasi kontra Dema.
Desember UKM keluar dari struktur KM-UGM
Prof. Dr.Otto Soemarwoto dan Prof. Dr. R. Sampoerno mendapat HB IX Award
14 Oktober Gedung Pascasarjana UGM –kini gedung Pusat Studi Pancasila—terbakar habis. Peralatan PUSPIC/penginderaan jauh(inderaja), satu-satunya di Indonesia, tidak sempat terbakar setelah 4 hari sebelumnya dipindah ke Gedung PUSPICS yang baru di Fakultas Geografi. Kemudian Program Pascasarjana menempati Gedung PAU, sampai akhirnya dibangun gedung sendiri di bekas jurusan Teknik Sipil Pogung.
Pedagang kakilima di jalan kesehatan sepanjang depan RS Sardjito dilarang berjualan. Dewan Mahasiswa memberikan advokasi, sehingga para pedagang sempat menggelar demo di depan kantor rektorat UGM. Akhirnya pedagang direlokasikan di bagian utara RS Sardjito.
1995
UGM pertama kali menerima mahasiswa melalui jalur PBAD (Penerimaan Bibit Atlet Daerah)
Pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Drs. Ir. Ginandjar Kartasasmita.
24 Januari, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional(PIMNAS)VIII, dibuka dan pertama diselenggarakan di UGM. Dibuka oleh Prof. Dr. Harsono Tarupratjeko(dirbinsarak). Ketua SM UGM bermasalah –terpilih dalam rangkaian deadlock kongres SM UGM–Taufik Rinaldi ikut memberikan sambutan. UGM untuk yang ketiga kalinya menyabet juara umum.
Mantan Sekjen PBB Javier Peres de Cuellar menjadi keynote speaker di Balai Senat UGM untuk membuka seminar Pariwisata Internasional. Pembicara lain adalah Clifford Gertz.
1996
KKN wajib bagi mahasiswa program ekstensi.
KOPMA UGM dililit skanda kredit macet RP 34 juta sebagai akibat dari kasus “Gebyar Musik Iwan Fals” Yang diselenggarakan H-7 Enterprise (bentukan anggota KOPMA). Akibatnya, ijazah ketua panitia Ainur Rofik dan Ketua KOPMA Wisnu Caroko ditahan oleh rektorat. Bahkan Ketua KOPMA UGM dipecat dalam Musyawarah Istimewa Anggota KOPMA.
Suthasoma, pencipta Hymne Gadjah Mada meninggal.
Kebut-kebutan bus di Bunderan Filsafat menewaskan Septi, mahasiswa Sejarah asal Sukoharjo Solo
24 Juni, wakil direktur(First Deputy Managing Director) IMF Dr. Stanley Fischer ceramah di Kampus UGM dalam rangka 50 tahun IMF.
1997
Pertama kali dilakukan akreditasi program studi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Sebanyak 47 mahasiswa UGM ditangkap aparat Kodim dalam rangkaian demo dua hari menolak pemilu 1997.
Pemilu Mahasiswa Raya (Pemira) pertama kali digelar, untuk memilih pengurus Senat Mahasiswa.
BEM UGM diguncang kasus pemalsuan tandatangan berkait skandal penggelapan uang “Radio Kampus” senilai 1,2 juta.
UGM menempati peringkat ke-37 dalam akreditasi perguruan tinggi versi Asraweek.
1998
Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA menjadi rektor ke-11. Dilantik oleh Prof. Dr. Wiranto mantan rektor ITB, yang waktu berkuasa telah menskors puluhan mahasiswa ITB. Wiranto dilarikan lewat pintu belakang setelah dicegat mahasiswa di depan pintu utara gedung pusat.
UGM dilanda gelombang demonstrasi menuntut penurunan Soeharto. Pada tanggal 11 Maret dimeriahkan dengan pembakaran patung Soeharto.
20 Mei, ribuan mahasiswa UGM turun ke jalan, dari kampus ke Alun-alun utara Kraton Yogyakarta menuntut HM Soeharto turun.
UGM mengeluarkan maklumat agar Soeharto segera turun jabatan.
UGM menempati peringkat ke-49 dalam akreditasi perguruan tinggi versi asiaweek.
1999
Prof. Dr. Mukti Ali, M.A. mendapat HB IX award
UGM menyelenggarakan KKN Alternatif Pemantau Pemilu(APP)
UGM diguncang kasus plagiat Syaiful Azhar(Ipong) dan Drs. Suprapto(dekan Filsafat)
Masjid Kampus pertama kali digunakan untuk sholat tarawih.
PP No.61/99 tentang perubahan status perguruan tinggi disahkan. UGM bersama UI, ITB, dan IPB yang secara bertahap akan menjadi otonom, termasuk secara finansial.
November-Desember, aksi penolakan otonomi kampus marak.
UGM memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Raden Habib Rachmat Hapsara.
2000
Balairung Koran terbit, untuk kemudian berubah menjadi Balkon.
Bulaksumur Pos terbit untuk pertama kali.
PT.Gama Multi Usaha Mandiri(GMUM)lahir dan dimulailah pembangunan unit bisnis UGM.
Juli, PT. Pagilaran diguncang demo karena dianggap mencaplok lahan milik warga.
Rektor melarang pernikahan massal kaum miskin kota di Masjid Kampus.
Boulevard UGM ditutup selama Ramadhan
19 Desember dinihari RS Sardjito dibom, tidak ada korban meninggal.
2001
Penerapan Otonomi Kampus dimulai.
Bulan Februari Ismarilianti, Turniyadi, Ahmad Fauzan, Masrukhi dan Bregas Agung meninggal dalam acara wajib Gunung MAPAGAMA di Gunung Slamet Purbalingga Jawa Tengah.
Pembukaan program Ekstensi mulai marak. Tercatat Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Psikologi, Jurusan Sosial Ekonomi Faperta dan Fakultas Peternakan menyusul Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.