Terbuka Potensi Konflik

- Editor

Jumat, 11 Maret 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Desentralisasi politik dan ekonomi menyisakan banyak persoalan di Tanah Air. Salah satu persoalan yang semakin marak belakangan ini adalah terjadinya krisis identitas sehingga memunculkan konflik yang semakin tajam.

Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Max Planck Institute for Social Anthropology menemukan, sejak Indonesia memperkuat desentralisasi, pascakrisis moneter 1998, konflik semakin marak terjadi di tengah masyarakat. Max Planck adalah lembaga semacam LIPI di Jerman.

Konflik ini muncul dengan membawa identitas agama atau etnis tertentu. Identitas yang dimunculkan itu kemudian dibawa ke ranah hukum untuk mendapatkan legitimasi, baik itu hukum negara maupun hukum yang dibentuk oleh masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Identitas ini menjadi realitas sehari-hari dan menjadi elemen terpenting yang dimainkan dalam setiap konflik,” kata Fadjar Ibnu Thufail, peneliti senior pada Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (PSDR) LIPI, Kamis (10/3). dalam diskusi dan peluncuran buku Kegalauan Identitas Indonesia Pasca Orde Baru.

Buku ini berisi kumpulan artikel yang ditulis oleh ahli antropologi dan ahli hukum yang membahas tentang pluralisme di Indonesia.

Ignas Kleden dari Komunitas Indonesia untuk Demokrasi, yang menjadi pembicara dalam diskusi itu, mengatakan, desentralisasi yang dilakukan sekarang hanya memindahkan otoritas politik dan administrasi ke daerah tanpa disertai perencanaan sosial. ”Dianggapnya masalah politik dan administrasi bisa menyelesaikan segalanya. Padahal, dengan perencanaan sosial bisa diantisipasi perubahan-perubahan sosial yang akan terjadi akibat dari desentralisasi tadi,” kata Kleden. (IND)

Sumber: Kompas, 12 Maret 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB