Riset Belum Jadi Arus Utama Pembangunan

- Editor

Rabu, 20 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian atau riset hingga kini belum menjadi arus utama dalam perencanaan dan implementasi pembangunan. Salah satu indikatornya adalah rendahnya anggaran penelitian yang dialokasikan pemerintah dan swasta.

Hal itu disampaikan anggota Komisi VI DPR, Rieke Diah Pitaloka, dalam acara Refleksi 50 Tahun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Anugerah Jurnalistik dan Literasi Sains 2017.

Turut jadi narasumber: Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto; Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemristek dan Dikti Hari Purwanto; Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo; dan anggota Komisi VI DPR, Yuliani Paris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rieke menyebutkan, pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah sering didasarkan pada asumsi. Akibatnya, sering tidak menjawab masalah dan kebutuhan faktual. ”Kita harus berjuang dan menggerakkan orang-orang untuk menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai arus utama. Iptek jadi politik tetap negara,” katanya.

Rieke menyatakan, tak diterapkannya riset dalam pembangunan disebabkan rendahnya anggaran penelitian. Saat ini anggaran untuk penelitian hanya 0,25 persen dari APBN. Padahal, negara-negara di Asia lainnya mengalokasikan dana penelitian jauh di atas Indonesia. Singapura, misalnya, mengalokasikan 2,20 persen. Korea Selatan malah mengalokasikan 4,23 persen.

Ia berjanji memperjuangkan kenaikan anggaran penelitian setidaknya 2,5 persen di 2019. Namun, hal itu perlu punya dasar hukum yang jelas. Revisi undang- undang sistem nasional ilmu pengetahuan yang saat ini dibahas di DPR bisa jadi momentumnya.

Hari mengatakan, LIPI perlu terus menghasilkan riset yang inovatif untuk mengembangkan ilmu ataupun untuk penerapan.

Bagi Budiman, LIPI perlu menggarap masalah-masalah yang menjadi persoalan utama bangsa ini. Masalah itu tak melulu soal politik dan sosial, tetapi juga terkait masa depan kehidupan bersama. Masalah tersebut antara lain masalah kelautan, lingkungan, dan kebudayaan.

Perlu kolaborasi
LIPI bisa berkolaborasi dengan media untuk memublikasikan hasil penelitian di bidang-bidang tersebut. Lebih lanjut, Budiman mengharapkan LIPI menjadi semacam ”sistem peringatan dini”, terutama dalam kaitannya dengan kebencanaan.

Bambang menyambut baik tantangan yang disampaikan Budiman. Kerja sama sangat mungkin dilakukan karena media membantu menyebarluaskan kepada publik hasil penelitian.

Terkait budaya sains di Indonesia yang masih rendah, anggota Komisi VI DPR, Yuliani Paris, menyatakan, sistem pendidikan saat ini belum mengakomodasi hal itu. LIPI diharapkan bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mengajarkan sains, terutama penelitian sejak dini.

LIPI memberikan penghargaan kepada tiga wartawan, enam fotografer, dan satu dari kategori masyarakat umum dalam lomba anugerah jurnalistik dan literasi sains 2017.

Kepala Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas LIPI Nur Tri Aries Suestiningtyas mengatakan, kompetisi ini diharapkan menumbuhkan minat para jurnalis media massa dan masyarakat umum untuk menyebarkan informasi kegiatan dan hasil riset LIPI, serta pemanfaatannya di masyarakat. ”Publikasi iptek di media massa umum diharapkan juga menggugah masyarakat untuk memanfaatkan karya inovasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga tumbuh budaya iptek di Indonesia,” kata Nur. (VDL)

Sumber: Kompas, 20 Desember 2017

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB