Indonesia dan Filipina memerlukan solusi yang hampir sama untuk meningkatkan keamanan dan kecepatan transaksi menggunakan mesin anjungan tunai mandiri. Pasalnya, kedua negara di kawasan regional ASEAN itu menghadapi persoalan yang sama, yakni ketersediaan koneksi data yang stabil.
Selain koneksi data yang stabil, transaksi keuangan juga memerlukan koneksi data yang aman dan cepat.
Executive Vice President 3C Enterprise Wireless Ted Marr menjelaskan, teknologi koneksi komunikasi nirkabel untuk mesin ATM akan menjadi tren di masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Teknologi ini menjadi inovasi yang sangat penting untuk layanan yang menggunakan mesin ATM. Selama ini, koneksi selalu menggunakan kabel dan hampir tak pernah ada perubahan. Bisa dibayangkan, berapa panjang kabel dan biaya yang diperlukan untuk menghubungkan mesin ATM dan pusat data perbankan,” tutur Ted dalam jumpa media di Manila, Filipina, Rabu (5/10), seperti dilaporkan wartawan Kompas, A Handoko.
Dalam beberapa tahun terakhir, 3C sudah masuk ke pasar Indonesia dan menjadi solusi teknologi yang digunakan 10 bank dan diuji coba 15 bank lain. Merujuk pada keberhasilan di Indonesia, 3C bergerak ke Filipina. Saat ini, sudah ada empat bank yang menyiapkan infrastruktur untuk menggunakan teknologi 3C Secure Network (3CSN) dan ada tujuh bank lain yang sedang menjajaki.
Teknologi ini berupa teknologi komunikasi data nirkabel yang dipasang di setiap mesin ATM. Perangkat keras itu memiliki dua slot kartu telekomunikasi yang bisa digunakan untuk saling mendukung jika salah satu jaringan sedang turun atau terputus. Teknologi 3CSN digunakan pabrikan mesin ATM NCR.
Chief Technology Officer 3C Enterprise Wireless Robert Huddlestone menuturkan, tim teknis 3C sudah melaksanakan survei di Filipina. Hasil survei menunjukkan, koneksi komunikasi antara mesin ATM dan pusat data bank sering bermasalah.
Hal ini terutama terjadi di wilayah di luar kota besar karena kadang kala jaringan komunikasi padam. Padahal, masyarakat tidak bisa menunda transaksi.
“Keamanan dan kecepatan transaksi merupakan isu yang sangat penting dalam transaksi keuangan. Maka, kami menggunakan jaringan khusus dari mesin ATM ke pusat data perbankan. Kami tidak menggunakan jaringan publik,” ujar Robert.
Merujuk pada studi Bank Dunia 2014, sekitar 69 persen warga Filipina tidak memiliki rekening bank. Indonesia juga menghadapi persoalan yang sama karena sekitar 80 persen penduduknya belum terjangkau layanan keuangan formal.
Menurut Ted, inovasi teknologi keuangan harus menjawab persoalan inklusi keuangan. Rata-rata, tinggal sekitar 38 persen warga dunia yang belum mendapat layanan keuangan formal. Layanan keuangan sudah baik di negara-negara maju. Sementara layanan yang masih kurang umumnya di negara miskin dan negara sedang berkembang.
“Saat bisa terlayani keuangan formal, perekonomian warga biasanya akan meningkat. Mereka tidak hanya bisa menabung dengan aman di bank, tetapi juga mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih baik,” kata Ted.
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Oktober 2016, di halaman 17 dengan judul “Teknologi Nirkabel Akan Jadi Tren”.