Masa Transisi Pelaksanaan Peraturan Menteri Hanya 3-6 Bulan
Badan Standardisasi Nasional menetapkan Standar Nasional Indonesia untuk kantong belanja berbahan polimer dari biomassa atau bioplastik. Penetapan ini diharapkan merangsang pertumbuhan industri jenis plastik ramah lingkungan serta mengedukasi pengguna akan fungsi berbagai jenis kantong belanja ini.
Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Noer Adi Wardojo, Jumat (10/2), di Jakarta, mengatakan, Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait kantong belanja plastik ini memperbarui standar serupa pada 2011. Pada 2011, SNI hanya mencantumkan jenis kantong plastik oxo-degradable.
SNI bernomor 7188:7:2016 dengan judul “Kriteria Ekolabel-Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai” diterbitkan pada Desember 2016 seusai jajak pendapat (15 Agustus-14 Oktober 2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bioplastik atau biodegradable murni terbuat dari tepung nabati atau biomassa. Adapun oxo-degradable menggunakan bahan termoplastik (bahan plastik yang leleh saat dipanaskan dan keras saat didinginkan) ditambah bahan aditif (prodegradant) untuk mempercepat degradasi.
“SNI dikaji dengan melihat perkembangan teknologi yang muncul, yaitu bioplastik. Karena itu, kami terus mendorong inovasi-inovasi ramah lingkungan lain juga dimunculkan,” katanya.
Bioplastik, kata Noer Adi, sudah beredar di pasaran. Kelemahan produk ini antara lain mudah terurai pada kondisi basah/lembab ataupun panas.
Sementara oxo-degradable, lanjutnya, lebih tahan terhadap kondisi itu. Hanya, waktu untuk terdegradasi mencapai 1-2 tahun pada kondisi lingkungan tertentu sehingga lebih lama membebani lingkungan jika tidak terkelola.
Secara terpisah, Greenhope (PT Tirta Marta dan PT Harapan Interaksi Swadaya), pemilik lisensi dan merek dagang Oxium, jenis plastik yang umum dipakai di peritel modern dan menyatakan sebagai pionir teknologi oxo-degradable buatanIndonesia, menyebutkan, produknya lulus uji degradabilitas dan mendapatkan SNI Ekolabel Tipe 1 terbaru ini.
Dalam pernyataan tertulis Greenhope kepada Kompas yang ditandatangani Direktur Utama PT Tirta Marta Sugianto Tandio dan Direktur PT Harapan Interaksi Swadaya Tommy Tjiptadjaja disebutkan, Oxium sudah terbukti mendegradasi plastik sehingga bisa terurai secara oksidasi dan biodegradasi, dapat terurai sepenuhnya kembali ke alam, bukan fragmentasi fisik menjadi mikroplastik.
Greenhope pun menyatakan memantau sampel kantong-kantong plastik buatannya di lapangan. Keterangan ini menjawab artikel Kompas, 6 Februari 2017, yang menyebut oxo dan oxium hanya mengalami fragmentasi atau terpecah secara fisika menjadi mikroplastik.
Tak ada bukti
Dalam publikasi Program Lingkungan PBB (UNEP, 2015) berjudul Biodegradable Plastics and Marine Litter: Misconceptions, Concerns, and Impacts on Marine Environments disebutkan, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa plastik oxo-degradable terurai sempurna di lingkungan, kecuali dalam kondisi pengomposan di industri. Di Negara Bagian California, Amerika Serikat, dan Uni Eropa masih terjadi perdebatan akan kebutuhan legislasi pengendalian pemasaran produk yang terbuat dari polimer oxo-degradable.
Dalam publikasi UNEP itu disebutkan, polimer oxo-degradable akan menambah jumlah mikroplastik di laut, sampai ada bukti independen meyakinkan yang menunjukkan sebaliknya.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Tuti Indrawati Mintarsih mengatakan, seremoni peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari dimajukan ke tanggal 16 Februari karena menyesuaikan agenda di Istana Negara.
Karena itu, katanya, rencana peluncuran permen LHK terkait pengaturan kantong belanja pun mundur. Permen LHK itu ditunggu banyak pihak karena jadi payung hukum bagi pengaturan pelayanan kantong belanja dari toko kepada konsumen. (ICH)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Februari 2017, di halaman 14 dengan judul “SNI Bioplastik Ditetapkan”.