Sekolah-sekolah negeri mengkhawatirkan ujian nasional dalam jaringan (online) yang kemungkinan diadakan pada pekan kedua April. Penyebabnya, beberapa sekolah belum memiliki sarana komputer yang sesuai dengan kebutuhan ujian. Apabila siswa harus bergiliran memakai komputer, ujian terpaksa dibagi ke dalam beberapa sesi.
Untuk wilayah DKI Jakarta ada 56 sekolah yang terdiri dari SMP, SMA, dan SMK negeri dan swasta yang ditunjuk menjadi sekolah percontohan. Sebanyak 39 sekolah merupakan sekolah negeri, termasuk SMAN 34 di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Sekolah ini cemas dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional dalam jaringan (UN daring). Masalahnya, fasilitas komputer mereka tidak sebanding dengan jumlah siswa yang akan ikut ujian. Peraturan meminta perbandingan antara komputer dan siswa adalah 1:3, sedangkan di SMAN 34 hanya ada 40 komputer yang siap pakai. “Total siswa kelas XII yang akan ikut UN adalah 278 orang. Jumlah sesi ujian untuk setiap mata pelajaran hanya boleh tiga kali dalam satu hari,” kata Kepala SMAN 34 Pondok Labu Mukhlis di Jakarta, Senin (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu, ia mempertimbangkan untuk mengizinkan siswa membawa komputer jinjing (laptop) milik pribadi agar bisa dipakai saat UN. Dua pekan lalu, sekolah menambah jaringan internet agar cakupannya lebih luas dan kuat. Semua demi berjaga-jaga agar internet tetap stabil pada saat UN daring berlangsung.
“Menurut draf yang diterima dari dinas pendidikan, UN akan dimulai pada pekan pertama April. Tapi, kalau sarana belum siap seperti sekarang, kami cemas,” kata Mukhlis. Ia juga mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya kesalahan program di saat UN. Ia memiliki pengalaman mengikuti uji kompetensi guru pada tahun 2012. Pada saat itu, beberapa soal tidak bisa tampil di layar komputer. Dampaknya, nilai yang keluar rendah. Padahal, itu akibat kesalahan teknis.
SMK lebih siap
Berbeda dengan SMA, SMK relatif lebih siap dalam menghadapi UN daring. Mereka memiliki komputer yang lebih banyak. SMKN 6 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, misalnya, memiliki 150 komputer siap pakai. Para siswa yang terdiri atas 276 orang akan dibagi dalam tiga sesi. Setiap sesi terdiri atas 90 orang.
“Setiap komputer menggunakan internet kabel agar koneksi stabil. Nanti, pada hari H, para siswa akan menerima kata sandi agar bisa masuk ke situs UN,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 6 Kebayoran Lama Tuti Rohana.
Sesuai jadwal, SMKN 6 akan melangsungkan UN daring pada 13-16 April 2015. Menurut rencana, pekan depan mereka akan melangsungkan uji coba UN menggunakan aplikasi yang diunduh dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Dalam aplikasi itu ada contoh soal yang lebih kurang mirip dengan soal UN. Jadi, siswa bisa berkenalan terlebih dulu,” kata Tuti.
Ia mengatakan belum bisa menilai kelebihan dan kekurangan UN daring karena belum pernah menghadapi ujian seperti itu. “Yang pasti kami waswas, mengingat kualitas internet di Indonesia, ada risiko kesalahan teknis. Jangan sampai nanti siswa direpotkan,” ujarnya.
Laraswati Ariadne Anwar
Sumber: Kompas, 2 Maret 2015