Sarjana Fisika Kemana?

- Editor

Selasa, 21 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petugas sekaligus peneliti mengontrol bagian atas tabung raksasa reaktor nuklir Triga 2000 di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/12). Selain Reaktor Triga 2000 Kilo Watt yang merupakan salah satu reaktor nuklir yang bermanfaat luas buat terobosan Iptek Indonesia sejak 50 tahun lalu, BATAN Bandung juga dilengkapi dengan laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi, serta produksi isotop dan senyawa bertanda. Reaktor yang awal dibangun pada tahun 1965 dengan 250 kW, ditingkatkan dayanya pada tahun 1971 menjadi 1000 kW, dan kemudian ditingkatkan kembali menjadi 2000 kW pada tahun 2000.

Kompas/Rony Ariyanto Nugroho (RON)
04-12-2015

Petugas sekaligus peneliti mengontrol bagian atas tabung raksasa reaktor nuklir Triga 2000 di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/12). Selain Reaktor Triga 2000 Kilo Watt yang merupakan salah satu reaktor nuklir yang bermanfaat luas buat terobosan Iptek Indonesia sejak 50 tahun lalu, BATAN Bandung juga dilengkapi dengan laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi, serta produksi isotop dan senyawa bertanda. Reaktor yang awal dibangun pada tahun 1965 dengan 250 kW, ditingkatkan dayanya pada tahun 1971 menjadi 1000 kW, dan kemudian ditingkatkan kembali menjadi 2000 kW pada tahun 2000. Kompas/Rony Ariyanto Nugroho (RON) 04-12-2015

Salah satu bidang yangpaling langka peminatnya, tetapi sesungguhnya sangat diperlukan dalam bidang pembangun nasional adalah bidang fisika dan fisika teknik. Sayang, hingga sekarang bidang ini masih sangat kurang peminatnya.

DEWASA ini negara kita sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang tersebut, sudah barang tentu dibutuhkan sekali banyak tenaga ahli yang profesional dan berkualitas tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan sudah menjadi tekad pemerintah bahwa pada saat dimulainya Pelita VI pada tahun 1994 nanti, kita harus sudah dapat tinggal landas dalam pembangunan.

Salah satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur bagi keberhasilan tinggal landas tersebut adalah semua kebutuhan kita telah dapat dipenuhi sendiri tanpa harus bergantung kepada negara lain. Dengan kata lain kita harus mampu berswasembada di berbagai sektor pembangunan seperti swasembada teknologi, swasembada pangan, swasembada sandang, swasembada papan dan sebagainya. Di samping itu diharapkan pada pelita VI nanti, ilmu pengetahuan dan teknologi harus sudah dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia semaksimal mungkin, untuk tujuan pembangunan di segala bidang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam membicarakan peranan pendidikan tinggi Prof.Dr.BJ Habibie berulang kali mengatakan bahwa syarat mutlak untuk dapat tinggal landas dalam pembangunan pada pelita VI nanti, diperlukan paling sedikit 25.000 sarjana sains dan sarjana teknik (insinyur). Pada hal menurut catatan Menristek sampai saat ini di Indonesia baru tersedia sekitar 11.000 sarjana sains dan sarjana teknik. Atau dengan kata lain perguruan tinggi di negara kita baru mampu menghasilkan sekitar 200 sampai 800 sarjana sains dan teknik per tahunnya. Dengan demikian secara kuantitatif kita masih jauh ketinggalan dibandingkan negara lain di dunia. Uni Sovyet misalnya, setiap tahunnya mampu menghasilkan sekitar 80.000 sarjana, Amerika Serikat mampu menelorkan 30.000 sarjana sains dan teknik per tahunnya, disusul Jepang mampu menghasilkan 24.000 sarjana per tahun, Korea Selatan 3.500 sarjana per tahunnya, India 3.000 sarjana per tahunnya, Pakistan 2.000 sarjana teknik dan sains, Singapura 2.100 sarjana dan masih banyak lagi negara lain yang mampu menelorkan dan mencetak tenaga tenaga ahli berkualitas tinggi di bidang Iptek.

Sarjana ?sika dan sarjana teknik
SALAH satu bidang yang paling langka peminatnya, tetapi sesungguhnya sangat diperlukan dalam pembangunan nasional adalah bidang ?sika murni pada umumnya dan ?sika teknik pada khususnya. Secara umum ?sika adalah suatu ilmu dasar yang mencoba untuk menerangkan dan menjelaskan gejala alam semesta ke dalam hukum ?sika yang sistematis, misalnya hukum gravitasi, hukum elektromagnetik Maxwell, hukum termodinamika, dan sebagainya. Di Indonesia pendidikan ?sika murni (?sika dasar) diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri dan swasta di bawah koordinasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Perguruan tinggi yang telah menyelenggarakan pendidikan ?sika murni di antaranya adalah UGM, ITB, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Brawijaya, Universitas Hasannudin dan sebagainya.

Berbeda dengan fisika murni, maka ?sika teknik atau sering disebut juga Physical Engineering, merupakan suatu ilmu yang multi disipliner. Ilmu ?sika teknik ini dapat digolongkan sebagai ilmu terapan (applied science) yang sekaligus berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara ilmu murni (dasar) dan ilmu teknik. Di Perguruan tinggi, ilmu ?sika teknik di bawah naungan dan koordinasi fakultas teknik. Di Indonesia perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan ?sika teknik hanya Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi 10 November (ITS).

Berbeda dengan ilmu dasar lainnya, maka ?sika teknik ini pada hakekatnya menekankan dirinya pada segi aplikasi (penerapan) teknik, sedangkan ?sika murni (dasar) menekankan dirinya pada segi ?loso? dasar. Atau dengan kata lain ?sika murni berkecimpung dalam bidang ilmiah dasar. Oleh karenanya sudah sangat wajar, bila peranan langsung yang biasa disumbangkan oleh ilmu-ilmu dasar (?síka murni), tidak segera dapat dirasakan dan dilihat dengan jelas. Meskipun demikian, ilmu dasar tidak tertutup kemungkinannya untuk diterapkan langsung di lapangan sebagaimana halnya ilmu terapan (teknik). Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja andil ?síka murni (ilmu dasar) di bidang teknologi tinggi. Riset di bidang fisika dasar telah melahirkan teknologi tinggi (high technology) seperti teknologi laser, superkonduktor, sinar ronsen, microchips, ultrasonografi, reaktor nuklir, komputer, telekomunikasii, serta system otomatisasi lainnya yang kini telah menyusup di berbagai bidang ilmu terapan (teknik).

Berdasarkan hasil keputusan Konsorsium Teknologi, pendidikan ?síka murni dan ?síka teknik di Indonesia bertujuan untuk mencetak atau menghasilkan sarjana ?síka dán sarjana teknik (insinyur) siap pakai yang berkualitas tinggi dan mempunyai bekali:
1. Pengetahuan yang kuat di bidang ?síka dan matematika, untuk dapat menganalisis gejala-gejala alam serta mampu menerapkannya di lapangan/ masyarakat.
2. Memiliki bekal dasar ilmu teknik (engineering) yang diperlukan untuk menguasai, mengembangkan, merencanakan dan menciptakan serta n?engelola sistem otomatisasi teknologi.

Bertitik tolak dari sifatnya yang multi disiplir?er tersebut, maka bidang spesialisasi ?sika teknik menjadi sangat luas mediumnya, dan sejajar dengan spesialisasi fisika murni, yaitu mulai dari bidang ?síka atom sampai ke bidang kedirgantaraan.

Sarjana ?síka murni dan ?síka teknik `kini dapat mengkhususkan diri pada bidang instrumentasi, komunikasi, geo?sika, tenaga nuklir, ?síka material (zat padat), fisika-kimia, ?síka metalurgi, polimerisasi, opto-elektronika, pengindraan jauh dan bidang kedirgantaraan. Dalam bidang instrumentasi, sarjana ?síka murni dan teknik akan mampu merancang dan menciptakan, mengembangkan, serta merawat peralatan khusus seperti instrurnentasi biomedis, instrumentasi nuklir, instrumentasi teledeteksi, instrumentasi industri, instrumentasi Líoptis, instrumentasi kedirgantaraan, instrumentasi sains dan riset. Di samping itu mereka juga dapat berperan dalam pembuatan dan pengembangan komponen elektronika seperti transistor, kapasitor, integrated circuit(lC), mikroprosesor, MOSFET dan sebagainya, yang sangat diperlukan dalam pembuatan computer, dan instrumentasi elektronik lainnya.

Dalam bidang komunikasi, sarjana fisika murni dan teknik selain mampu mengoperasikan dan membuat instrumentasi juga dapat berperan dalam mengembangkan teknologi serat optik, teknologi radar dan antena, serta teknologi telematik. Dalam bidang komunikasi serat optik sarjana ?síka murni dan teknik dapat ikut mengembangkan pembuatan komponen mikro-optik, junction,Very Large Scale Integrated, FET, karena mereka di bangku kuliah dibekali dengan pengetahuan ?síka elektronika, elektromagnetika, ?síka zat padat (solid state physics), sistem digital, listrik dan magnet, instrumeniasi elektronika, mesin listrik, dasar sistem listrik, pengetahuan bahan listrik dan sebagainya yang kuat.

Di bidang geofisika, sarjana fisika murni dan teknik dapat berperan dalam penelitian dan pengembangan teknik pencarian dan penafsiran potensi sumber daya mineral yang terkandung di perut bumi. Mereka juga dapat ikut aktif menangani masalah eksplorasi migas bumi, masalah vulkanologi, masalah geotermal (panas bumí), masalah geohidrologi, OTEC, masalah geologi teknik, dan sebagainya, karena mereka dibekali dengan pengetahuan tentang teori geomagnet, geolistrik, seismologi, geologi struktur, geo?sika seismik, vulkanologi, geologi minyak bumi, petrologi, geologi teknik, mineralogi, geologi ?sik, geologi citra penginderaan jauh, geo?sika eksplorasi, geodesi, geohidrologi dan sebagainya.

Dalam hubungan ini seorang pakar geologi Indonesia kenamaan, Prof. Dr. J.A. Katili mengatakan bahwa negara kita saat ini sangat kekurangan tenaga ahli di bidang geofsika, sehingga beliau menghimbau agar ahli geologi mau belajar fisika secara mendalam, dan sarjana f?sika yang mengambil spesialisasi bidang geeo?sika atau ?sika bumi, mau mendalami bidang geologi secara lebih dalam lagi.

Dalam bidang ?sika-kimia, sarjana ?sika murni dan teknik, dapat ikut berperan dalam meningkatkan kualitas produk industri yang didasarkan pada proses ?sika atau kimia. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam spesialisasi ini, sarjana fisika murni dan teknik mampu menciptakan rekayasa kreatif baru yang tidak berdasarkan termodinamika, namun berdasarkan pada struktur tingkat energi atom
atau molekul suatu zat misalnya, dengan bantuan katalisator iradiasi isotop.

Di bidang tenaga atom dan energi alternatif lainnya, sarjana ?sika murni dan sarjana ?sika teknik dapat bersama-sama menangani reaktor nuklir, karena mereka dibekali dengan pengetahuan fisika reaktor, metoda deteksi, elektronika dan instrumentasi nuklir, dan sebagainya. Di bidang energi alternatif, sarjana ?sika dapat mengembangkan sel surya (fotovoltaik), mengembangkan energi angina, energi hidro, energi panas bumi (geotermal), biomassa dan sebagainya.

Untuk bidang ?sika material, kedua sarjana ?sika tersebut dapat berperan dalam menar?gani pemrosesan bahan galian, seperti pabrik besi baja, petrokimia, penanggulangan korosi, pengolahan pasir besi, dsb. Dalam bidang kedirgantaraan seorang sarjana ?sika murni dan ?sika teknik dapat menangani dan berkecimpung dalam bidang aeronautika, aerodinamika, penginderaan jauh, telekomunikasi dan teledefusi antariksa, teknologi peroketan, pengolahan data, dan sebagainya, karena mereka dibekali dengan ilmu mekanika media, mekanika zat alir (fluida), listrik dan magnet, elektromagnetika, optika, termodinamika, kerja bengkel, pengukuran dan instrumentasi ?sis, ?sika komputasi.

Aero/hidrodinamika
KHUSUS dalam bidang kedirgantaraan ini, sarjana ?sika murni lebih unggul dibandingkan dengan sarjana ?sika teknik, karena sarjana fisika murni mampu menangani dan menganalisis masalah astronomi dan kosmologi. Hal ini disebabkan sarjana fisika murni dibekali dengan ?sika matematika, mekanika kuantum, f?sika nuklir, teori grup dalam ?sika, ?sika plasma, elektrodinamika, ?sika partikel elementer, dan ?sika eksperimen, yang tidak diberikan di jurusan ?sika teknik. Meskipun demikian, seorang sarjana ?sika teknik juga dapat berkecimpung dalam bidang astronomi, tetapi hanya terbatas pada pengamatan dan pengukuran benda-benda langit, atau mungkin ada juga yang dapat menangani masalah pengamatan radioastronomi. Tetapi idealnya pengamatan dan penganalisisan masalah astronomi dan kosmologi hanya dilakukan oleh sarjana astronomi dan sarjana ?sika teori (murni), dengan dibantu sejumlah ahli teknik untuk menangani instrumentasinya.

Berbeda dcngan sarjana ?sika murni, maka sarjana ?sika teknik juga mempunyai spesialisasi bidang teknologi yang tidak dimiliki sarjana ?sika murni, seperti bidang teknologi minyak bumi, teknologi keramik, teknologi industri, ?sika bangunan, teknologi polimer tinggi, teknologi pendingin dan pemanas, teknologi bahan bakar nuklir, teknologi bahan moderator dan struktur, teknologi sistem reaktor, teknologi penerapan radioisotop, dan teknologi laser. Dalam bidang teknologi laser, kita telah mampu mernbuat berbagai jenis laser gas dan laser zat padat dan menanganinya untuk berbagai keperluan. Pembuatan berbagai jenis laser itu dilakukan oleh sarjana ?sika teknik bersama dengan sarjana ?sika murni yang mengkhususkan diri dalam pengembangan sinar laser. Dari seluruh uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bidang fisika murni dan ?sika teknik bagaikan dua sisi mata uang.

Sangat luas
BERDASARKAN bidang yang dapat ditekuni sarjana ?sika murni dan teknik tersebut, nampak jelas bahwa lapangan pekerjaaan mereka luas sekali. Di antaranya mereka dapat bekerja di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) milik pemerintah, seperti: BATAN, LIPI, LAPAN, BPPT, Indosat, PT IPTN, Telkom, PT Pal Surabaya, Pertamina, Bakosurtanal, Puslitbang Geologi, Direktorat Vulkanologi dan Sumberdaya mineral, atau bekerja pada perusahaan swasta asing seperti: Caltex Pasi?k, Mobil Oil, Freeport Inc, ASTRA MOTORS, IBM, PT Semen Gresik dsb.

Sampai saat ini pendidikan ?sika murni dan ?sika teknik masih sangat kurang peminatnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat, diantaranya: pertama, kebanyakan warga masyarakat (khususnya pelajar SMTA), masih mempunyai suatu pandangan yang salah bahwa bidang ?sika merupakan suatu ilmu yang sangat sulit untuk ditelaah dan difahami. Kedua, kebanyakan para pelajar atau masyarakat sering beranggapan yang kurang beralasan, bahwa bidang fisik itu jurusan kering, masa depan suram, lapangan pekerjaan sempit dan seterusnya, sehingga kebanyakan para lulusan SMTA lebih senang memilih jurusan yang sudah populer di masyarakat seperti, Fakultas Pertanian, Fisipol, Biologi, Ekonomi, hukum, Psikologi, Kedoktefan, arsitektur, dari pada memilih masuk
jurusan ?sika.

Sedangkan perihal ?sika teknik dipandang sebagai ilmu yang juga sukar difahami, kiranya sangat tidak beralasan dan salah besar. Seorang mahasiswa jurusan fiska murni dan ?sika teknik bila man tekun belajar pasti akan banyak mengalami kemudahan dan dapat lulus tepat pada waktunya. Memang harus diakui bahwa mahasiswa ?sika dituntut untuk menguasai matematika dan ?sika secara lebih baik dan mendalam, di samping juga dituntut untuk menguasai ilmu teknik yang menjadi pilihannya. Untuk mahasiswa ?sika murni di beberapa perguruan tinggi seperti ITB, UGM, ITS, Unhas dsb, mereka dapat memilih spesialisasi bidang instrumentasi dan elektronika, atau Geofisika, atau ?sika atom inti (teori). Hal ini tergantung dari minat dan kemampuan masing-masing mahasiswa untuk memilih spesialisasinya. Kalau seorang mahasiswa ?sika ingin mengabdikan dirinya setelah Iulus kepada pengembangan tenaga nuklir sebaiknya mereka memilih bidang ?sika atom-inti, kalau mereka menginginkan bekerja di bidang inventarisasi sumberdaya alam sebaiknya mereka memilih bidang geofisika dst.

Kita bersyukur bahwa pemerintah (dalam hal ini BPPT, LIPI, LAPAN), sedang merekrut sarjana ?sika untuk disekolahkan ke luar negeri. Memang harus diakui bahwa di Indonesia doktor di bidang fisika masih terlalu sedikit dan kurang sepadan dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan, terutama dalam rangka menghadapi tahap tinggal landas pada pelita VI nanti. Maka langkah seperti tersebut di atas sungguh sangat tepat, mengingat kita lebih banyak membutuhkan tenaga ahli ?sika yang berkemampuan dan berkualitas tinggi dalam era pembagunan dewasa ini dan masa mendatang.

Oleh: Amien Nugroho

Sumber: Majalah Aku Tahu/ Mei 1989

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 30 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB