Prinsip Jurnalisme Atasi Simpang Siur Informasi

- Editor

Kamis, 13 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Media berbasis jurnalistik perlu mempertahankan perannya sebagai pembeda dalam menyuguhkan informasi. Dengan prinsip jurnalisme, terutama disiplin verifikasi, media berbasis jurnalistik menjadi ”penjernih” di tengah simpang siur informasi di media sosial.

”Media sosial saat ini belum bisa menggantikan fungsi pers sebagai salah satu dari empat pilar demokrasi,” kata anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo, dalam seminar nasional ”Peran Media di Era Demokrasi Digital” di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Dia menilai, media berbasis jurnalisme sebagai ruang publik yang lebih beradab karena memiliki standar hukum dan mengalami pelembagaan. Media jurnalisme bisa terus berkembang tanpa melihat platform medianya, apakah itu media konvensional atau media baru. Namun, prinsip jurnalisme berkembang jika media jurnalisme tidak menjadi pengikut media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/LASTI KURNIA (LKS)–Wartawan mengikuti jumpa pers Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dan para hakim anggota MK di gedung MK. (Ilustrasi)

Di satu sisi, media sosial bisa menjadi media demokrasi karena semua orang bisa berbicara melalui medium tersebut. Namun, di sisi lain, minimnya literasi media membuat media baru mengganggu demokrasi, seperti dengan mempercepat penyebaran berita bohong yang berimplikasi pada situasi di ruang publik.

Agus menegaskan, literasi media menjadi solusi mengatasi dampak negatif media baru yang kerap mengganggu demokrasi dan rasionalitas masyarakat dalam menerima informasi. Penerapan literasi media menjadi tanggung jawab bersama. Literasi media adalah kemampuan masyarakat mengidentifikasi dan mencerna informasi secara kritis.

Literasi media digital juga perlu karena masyarakat bisa mempelajari berbagai hal melalui perangkat digital. Menurut Co-founder Asumsi.co Pangeran Siahaan, pelaku industri media digital juga berkepentingan menggerakkan literasi media. ”Paling tidak ada perhatian untuk mencerdaskan anak muda yang punya hak untuk memilih dan berpolitik,” ujarnya.

Dosen ilmu komunikasi Universitas Mercu Buana, Afdal Makurraga Putra, mengatakan, pesatnya media sosial menjadi tantangan bagi media arus utama. (E02)

Sumber: Kompas, 13 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB