PII Bantu Timor Leste Kembangkan Profesi Insinyur

- Editor

Kamis, 13 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) akan membantu Asosiasi Insinyur Timur Leste atau Associacao Nacional dos Engenhetros de Timor Leste (ANETL) bidang sertifikasi Insinyur Profesional dan Standardisasi. Menurut Ketua Bidang Sertifikasi Badan Kejuruan Teknik Industri PII Prihadi Waluyo, Rabu (12/11), di Jakarta, kerja sama itu disepakati Ketua ANETL Armando de Almeida dengan Ketua Badan Kejuruan Teknik Industri PII Indracahya Kusumabrata, mewakili Ketua Umum PII, dan Faizal Safa selaku Direktur Eksekutif PII.

Pengurus-PII-dan-BKTI-dengan-teman-teman-ANETL-Timor-Leste-dlm-rangka-kunjungan-dan-kerja-sam-dgn-PII-indonesiaPihak Timor Leste akan mempelajari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran Indonesia yang baru disahkan, pengelolaan organisasi, dan kegiatan PII. Dalam pertemuan yang melibatkan Himpunan Profesi Tenaga Konstruksi Indonesia itu, disepakati pemanfaatan data dan informasi pertambangan di Timor Leste milik himpunan itu saat negara tersebut masih bagian NKRI. Data itu bisa untuk program kerja sama pengolahan barang tambang Timor Leste. (*/YUN)
——————–
Saul, Si Robot Pembasmi Kuman

Robot pembunuh kuman dikembangkan di Amerika Serikat. Robot setinggi 1,5 meter bernama Saul itu memakai gelombang intensitas tinggi sinar ultraviolet untuk merobek dinding sel bakteri dan membunuh patogen. Saul diklaim bisa menghancurkan asam ribonuleat (RNA) ikatan tunggal kurang dari lima menit. Kini, tim bedah di Rumah Sakit Angkatan Udara AS di Hampton, Virginia, dilatih mengoperasikan robot tersebut. ”Rumah sakit yang pakai robot itu bisa menurunkan angka kasus infeksi hingga 60 persen,” kata Geri Genant, Manajer Implementasi Layanan Kesehatan Xenex, perusahaan pengembang Saul, Selasa (11/11). Xenex telah menguji sistem desinfeksi Saul pada 22 mikroorganisme dan mempelajari hampir 2.000 sampel di beberapa laboratorium independen dunia. Saul bisa menghancurkan virus mirip ebola dengan efisiensi hingga 99,9 persen. Saul dipakai di RS Angkatan Udara AS sebagai pencegahan tambahan. (LIVESCIENCE/ADH)
———————-
Sensor Rasa pada Otak Ditemukan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lidah memiliki sel-sel khusus sebagai sensor untuk merasakan manis, asin, pahit, asam, dan umami (gurih). Riset oleh tim Universitas Columbia, Amerika Serikat, menunjukkan, otak punya sensor rasa serupa. Sensor rasa di lidah dan otak saling berpasangan dan dihubungkan dengan ”kabel”. Saat sensor di lidah merasakan sesuatu, ia mengirimkan sinyal ke otak. Sensor rasa di otak akan mengidentifikasi rasa itu sehingga manusia bisa memilah rasa makanan. Temuan sensor rasa di otak itu bisa untuk membantu mengatasi hilangnya sensasi rasa pada orang tua. Charles Zuker, sang peneliti, Minggu (9/11), mengatakan, sel induk di lidah yang jadi sensor rasa menghasilkan sel baru setiap dua minggu. Proses pergantian itu melemah seiring bertambahnya usia sehingga sebagian orang tua tak bisa mengecap rasa makanan. Untuk itu, sel sensor di lidah perlu ditingkatkan responsnya agar sinyal ke otak lebih kuat dan orang tua bisa membedakan rasa lagi. (BBC/MZW)

Sumber: Kompas, 13 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB