Pendidikan Era MEA; Rebut Peluang dalam Kancah Global

- Editor

Selasa, 5 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumber daya manusia Indonesia perlu mengenyam pendidikan yang lebih baik untuk bisa menghadapi kompetisi di tingkat Asia Tenggara. Mutu pendidikan tidak bisa ditawar- tawar lagi agar Indonesia dapat unggul dalam persaingan tenaga kerja di kancah global.

Hal itu dikemukakan Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno dalam orasi ilmiah di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Senin (4/4).

Acara tersebut dipimpin Rektor Universitas Terbuka Tian Belawati, yang dihadiri sekitar 1.200 wisudawan berprestasi dari sejumlah daerah di Indonesia dan luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur Ari Pubrayanto menambahkan, Indonesia harus memiliki perencanaan lebih jauh dalam pemetaan tenaga kerja yang ingin dimiliki di dalam negeri.

Ari mencontohkan, Malaysia telah memiliki cetak biru pendidikan mereka hingga tahun 2025.

“Misalnya, di bidang kedokteran, mereka ingin memiliki 500 dokter per satu juta penduduk. Indonesia saja hanya punya 98 dokter per satu juta penduduk,” paparnya.

Bekerja di Malaysia
Kedokteran, yang masuk dalam bidang praktisi medis, merupakan salah satu dari delapan profesi yang terkena dampak kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Selain praktisi medis, dalam ASEAN Mutual Recognition Arrangement disebutkan juga profesi insinyur, arsitek, tenaga pariwisata, akuntan, dokter gigi, tenaga survei, dan perawat (Kompas, 28/2/2016).

Herman menjelaskan, warga negara Indonesia di Malaysia cukup bersaing di bidang-bidang tersebut. Ia mencontohkan, beberapa insinyur dan dokter asal Indonesia mampu bekerja di sejumlah perusahaan dan perguruan tinggi di Malaysia.

“Namun, pekerja Indonesia di bidang pariwisata masih kurang,” ujar Herman.

Secara umum, Malaysia mempekerjakan 2,7 juta tenaga kerja Indonesia (TKI) sebagai pekerja terampil di lapangan. Mereka mendapatkan upah berkisar 900 hingga 1.500 ringgit Malaysia (setara Rp 3 juta-Rp 5 juta).

Herman memaparkan, saat ini TKI mampu bersaing dengan pekerja asal Myanmar, Vietnam, dan Banglades yang hijrah ke Malaysia.

“Masih banyak juga TKI yang belum memenuhi waktu pendidikan keterampilan di Indonesia. Hal itu jadi salah satu penyebab beberapa dari mereka telantar,” kata Herman.

Ia menambahkan, KBRI di Kuala Lumpur turut melakukan beberapa hal untuk meningkatkan daya saing TKI, antara lain kursus bahasa Inggris serta penyelenggaraan program paket A, B, dan C.

Berinovasi
Tian Belawati mengatakan, pihak universitas harus berinovasi untuk meningkatkan kualitas mahasiswanya. Salah satu rencana yang akan dilakukan Universitas Terbuka pada 2017 adalah menambah mata kuliah wajib, seperti bahasa Inggris, literasi IT, dan kewirausahaan.

“Kami juga ingin mahasiswa lebih siap menghadapi dunia pasca lulus,” ujar Tian. (C02)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 April 2016, di halaman 12 dengan judul “Rebut Peluang dalam Kancah Global”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB