Pelaksanaan KB Tak Optimal

- Editor

Sabtu, 3 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Program Keluarga Berencana saat ini dinilai meredup dan tak optimal dilaksanakan sehingga menimbulkan ancaman bencana kependudukan. Karena itu, pemerintah mulai menggaungkan merevitalisasi program Keluarga Berencana.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan, sejumlah indikator menunjukkan program Keluarga Berencana (KB) tidak berjalan. Salah satu indikator adalah angka kelahiran total stagnan 2,6 anak per wanita. Indikator lainnya, Indonesia gagal menurunkan angka kematian ibu melahirkan.

Target menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 112/100.000 kelahiran hidup gagal dicapai, dan justru meningkat menjadi 359/100.000 kelahiran hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Itu indikator memang program KB sebenarnya tidak jalan lagi,” ujarnya dalam acara “Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2015” di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (2/10).

Surya mengatakan, pemerintah menargetkan menurunkan angka kelahiran total menjadi 2,28 anak per wanita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Sebab, apabila pertumbuhan jumlah penduduk tidak dikendalikan, Indonesia tidak akan menikmati bonus demografi, tetapi justru terancam menghadapi bencana kependudukan.

Kontrasepsi
Surya menambahkan, peningkatan pemakaian kontrasepsi juga masih tergolong rendah, yaitu 0,5 persen. RPJM 2015-2019 telah menetapkan sasaran peningkatan pelayanan alat obat kontrasepsi dari 61,9 persen menjadi 66 persen.

Menurut Surya, rendahnya peningkatan pemakaian kontrasepsi di antaranya karena masih tingginya putus pakai kontrasepsi. Selain itu juga rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang, serta banyaknya pasangan usia subur yang sebenarnya ingin ber-KB tetapi tidak terlayani. Untuk itu ditetapkan target menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani dari 11,4 persen menjadi 9,91 persen.

Surya mengatakan, program KB harus digaungkan lagi oleh seluruh komponen dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta berbagai elemen masyarakat. Pemerintah juga melakukan revitalisasi program KB, antara lain menata tenaga penyuluh keluarga berencana dan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB). Tenaga Penyuluh KB dan PLKB akan dikembalikan menjadi aparatur pemerintah pusat mulai 1 Januari 2017 untuk mengefektifkan pelaksanaan program KB.

Bupati Sragen Agus Fatchurrahman mendukung dikembalikannya penyuluh KB dan PLKB menjadi aparatur pusat. Dengan demikian, program-program KB diharapkan lebih fokus dikerjakan pemerintah pusat daripada diserahkan kepada pemerintah daerah.

Surya mengapresiasi Pemkab Sragen karena angka kelahiran total Sragen lebih rendah dari rata-rata nasional. Angka kelahiran total di Sragen 2,25 anak per wanita, di bawah angka nasional 2,6. (RWN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Oktober 2015, di halaman 13 dengan judul “Pelaksanaan KB Tak Optimal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB