Paus Pembunuh Terekam di Gorontalo

- Editor

Rabu, 22 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Orca (Orcinus orca)atau paus pembunuh yang dikenal lewat film Free Willy ternyata juga menghuni perairan Indonesia, khususnya Gorontalo. Keberadaannya dibuktikan lewat video yang direkam nelayan setempat.

Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik itu, predator bagi fauna besar di lautan itu terperangkap jaring nelayan. Ketika menyadari paus sepanjang 8 meter atau berusia dewasa ini tersangkut jaring, beberapa nelayan tradisional turun ke laut untuk membebaskannya.

Video yang beredar di media sosial itu diambil Yunus Besi (17), nelayan Bone Bolango, di Gorontalo pada 20 November 2016. File itu awalnya tersimpan rapi di ponselnya karena sang tuan kapal melarang untuk menyebarkannya. Hingga kemudian koleganya di Manado, Sulawesi Utara, meminta file video itu dan mengunggahnya di media sosial tiga hari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya awalnya larang video disebar karena takut ada masalah dengan Polairud,” kata Ansar Rahman, pemilik kapal, Selasa (21/2), di Kabila Bone, Bone Bolango.

Ia menuturkan, saat itu seperti hari-hari biasa, sekitar pukul 06.00, nelayan-nelayannya menggelar jaring perangkap ikan ochi/kembung dan cakalang di perairan sekitar 20 kilometer dari Botubarani ke arah Pantai Olele. Saat menarik jaring, baru terlihat paus itu tersangkut. “Saya ditelepon kapten kapal ada paus tersangkut. Saya bilang agar lepaskan hidup-hidup. Potong saja jaringnya,” kata Ansar.

Dalam fanpage Facebook, Whalestranding Indonesia ikut mengunggah video ini sejak 19 Februari 2017. Hingga semalam, video itu dilihat 97.000 pengunjung. Banyak apresiasi dan pujian dilayangkan karena nelayan Gorontalo tampak berjibaku melepas kembali paus itu.

Putu Liza Mustika, Koordinator Whalestranding Indonesia, mengatakan, keberadaan Orca di Gorontalo ataupun di Teluk Tomini minim informasi. Di Indonesia, orca pun dijumpai di Raja Ampat, Kaimana (Papua Barat), dan Komodo (NTT).

Namun, beberapa waktu lalu, pihaknya mendapatkan bukti foto perjumpaan dengan orca saat menyelam di Gorontalo. “Ada kemungkinan orca semi-resident di Teluk Tomini,” kata Putu Liza yang sedang menjadi peneliti di James Cook University, Australia.

Putu Liza memastikan orca tidak berbahaya. Meski predator ini terkenal sebagai pemangsa fauna besar, seperti lumba-lumba, anjing laut, hiu, dan sesama paus, tidak pernah ada catatan insiden orca menyerang manusia. Namun, mengingat terdapat beberapa daerah di Indonesia yang ternyata menjadi habitat ataupun perlintasan orca, ia mendorong agar dibuat aturan main, seperti yang telah diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan interaksi dengan hiu paus (Rhincodon typus).

Verrianto Madjowa, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia, yang dihubungi di Gorontalo mengatakan, bukti keberadaan orca ini menambah nilai penting perairan Teluk Tomini. Gorontalo dalam 1-2 tahun terakhir juga dikenal dengan kemunculan hiu paus di perairan Botubarani, sekitar 20 menit dari Kota Gorontalo. Kedua fauna berukuran besar ini membutuhkan pasokan pakan yang sangat tinggi. Itu menunjukkan perairan setempat kaya akan sumber makanan laut. (ICH)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Februari 2017, di halaman 13 dengan judul “Paus Pembunuh Terekam di Gorontalo”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB