Padahal Tak Mampu Buat Pesawat, Malaysia Prihatin Langitnya Dijaga CN235 Produksi Indonesia

- Editor

Selasa, 27 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CN235 buatan Indonesia sudah terbukti kehandalannya.

Untuk patroli maritim memang CN235 MPA yang seperti dipakai Indonesia cukup mumpuni.

Banyak yang mengkonversi CN235 standar ke versi MPA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satunya ialah Malaysia dimana mereka butuh pesawat patroli maritim.

Malaysia minim pesawat MPA, namun yang diincar bukan main-main yakni ATR 72 versi MPA.

ATR 72 merupakan pesawat patroli maritim buatan Leonardo, Italia.

Ia memang oke untuk patroli maritim dan pada LIMA 2023 dikabarkan Malaysia teken kontrak dua unit ATR 72 MPA.

Akan tetapi uang muka belum dibayarkan yang artinya pembelian ini belum dipastikan goal.

Sementara untuk menutup celah sebelum kedatangan ATR 72, Malaysia mengkonversi CN235 VVIP ke MPA.

Biaya konversi ini ditanggung oleh dana hibah dari AS.

Maksudnya AS membiayai konversi CN235 Malaysia agar negara itu mampu memantau wilayah lautnya dari kapal China yang tengah berusaha dijegal kebangkitannya oleh Washington.

Jadilah CN235 Malaysia dikirim ke Indonesia untuk dikonversi jadi MPA.

Akan tetapi memang Malaysia niatnya gengsi maunya ATR 72 sedari tahun lalu.

“Dalam wawancara dengan majalah pertahanan bahasa Melayu, Perajurit baru-baru ini, Panglima Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) Jenderal Datuk Seri Mohd Asghar Khan Goriman Khan memberikan indikasi yang jelas bahwa upaya RMAF untuk pengadaan dua pesawat MPA sedang dalam tahap akhir dari proses tender.

Dan keputusan pesawat MPA mana yang akan menjadi pilihan RMAF akan segera diumumkan,” papar Defence Security Asia pada 4 Juni 2022.

ATR 72 MPA ialah incaran sesungguhnya.
“Kami sudah mengusulkan pesawat ATR 72MP yang merupakan varian dari pesawat ATR 72-600 yang melayani beberapa maskapai di Malaysia dan Indonesia,” papar Leonardo.

Malaysia sendiri prihatin bila pertahanan negaranya cuma dijaga CN235.

Makanya mereka ingin mengincar pesawat MPA ‘sejati’ macam ATR72.

“CN-235 MSA masih bukan pesawat MPA yang dedicated yang diidam-idamkan oleh rakyat Malaysia yang prihatin dengan pertahanan negara,” papar Defence Security Asia.

Tidak apa, namun belum bisa buat pesawat dan duit konversi hasil dari hibah harusnya Malaysia bersyukur masih bisa memiliki CN235 MPA alias dana mepet nggak usah banyak tingkah.*

Beryl Santoso

Sumber: Zonajakarta.com, Minggu, 4 Juni 2023

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 20 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB