NU Mobile, Upaya PBNU Menangkal Radikalisme dengan Aplikasi

- Editor

Minggu, 19 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkembangan dunia digital saat ini sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat. Meski demikian, paham-paham radikal serta kabar hoax juga ikut bertumbuh seiring perkembangan digital. Oleh sebab itu, Pengurus Besar Nadhatul Ulama harus mengikuti perkembangan digital tersebut untuk menangkal radikalisme dan hoaks yang beredar luas di dunia maya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menuturkan, saat ini tsunami digital telah melanda semua sisi masyarakat. Menurutnya, agama Islam pun juga harus berkembang untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut.

“Saat ini dunia telah terhubung tanpa batas, semua semakin terbuka. Saat ini dakwah pun bisa dilakukan dengan cara digital lewat media sosial,” ungkap Said dalam peluncuran Aplikasi Mobile NU, Televisi NU Channel, Data Center, Arab Pegon, dan Mobile Halal Investigasi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ini dunia telah terhubung tanpa batas, semua semakin terbuka. Saat ini dakwah pun bisa dilakukan dengan cara digital lewat media sosial

DHANANG DAVID ARITONANG–Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj membuka acara peluncuran Aplikasi Mobile NU, Televisi NU Channel, Data Center, Arab Pegon, dan Mobile Halal Investigasi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).

Said menuturkan, saat ini berkembangnya dunia digital juga menjadi salah satu bertumbuhnya perang narasi dan serbuan konten-konten yang mengancam kedaulatan bangsa. Ia menambahkan, ide-ide yang datang dari hawa nafsu juga membuat manusia dapat berpikiran jahat, dan konten-konten radikalisme berkembang luas di internet.

“Oleh sebab itu, untuk menangkal radikalisme serta serbuan konten-konten hoaks, PBNU mengambil peran dalam revolusi digital dengan aplikasi serta channel televisi. Ini sebagai upaya untuk memberikan pendidikan melek literasi kepada masyarakat,” ungkap Said.

Selain itu, Said menuturkan, dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat memajukan perkembangan Islam Nusantara. “Islam Nusantara adalah islam yang menyatu dengan budaya dan tradisi. Tentu saja tradisinya harus sesuai dengan syariat islam,” kata Said.

DHANANG DAVID ARITONANG–Pemaparan aplikasi NU Mobile oleh Sekjen PBNU Helmy Faizhal Zaini
Sekjen PBNU Helmy Faizhal Zaini menuturkan, dengan adanya aplikasi NU Mobile ini, diharapkan bisa menjadi counter narasi dari radikalisme yang berkembang di dunia maya. “Di aplikasi ini ada kanal pencarian informasi. Ini menjadi bagian dari upaya melestarikan manuskrip penting Islam Nusantara. Ada ribuan manuskrip islam nusantara yang menjadi salah satu khazanah islam dan dapat diakses oleh masyarakat,” ungkap Helmy.

Untuk menangkal radikalisme serta serbuan konten-konten hoaks, PBNU mengambil peran dalam revolusi digital dengan aplikasi serta channel televisi. Ini sebagai upaya untuk memberikan pendidikan melek literasi kepada masyarakat

Helmy menuturkan, dalam aplikasi NU Mobile ada juga fitur-fitur yang dapat mendukung perkembangan ekonomi masyarakat, seperti NU Mart, NU Food, NU Berbagi, dan NU Invest. Kemudian masyarakat juga bisa melaporkan jika ada produk-produk haram yang beredar di masyarakat melalui fitur Halal NU.

DHANANG DAVID ARITONANG–Perkembangan dunia digital saat ini sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat. Meski demikian, paham-paham radikal serta kabar hoax juga ikut bertumbuh seiring perkembangan digital. Oleh sebab itu, Pengurus Besar Nadhatul Ulama harus mengikuti perkembangan digital tersebut untuk menangkal radikalisme dan hoax yang beredar luas di dunia maya.

Ketua PBNU, Marsudi Syuhud menjelaskan, untuk Televisi NU Channel bisa diakses secara digital dan ada di dalam fitur NU Mobile. Oleh sebab itu dakwah-dakwah semakin efisien tersebar melalui dunia maya.

“Program-programnya tentu saja berkonten positif seperti program talkshow, spiritual live, serta film-film dokumenter mengenai Islam,” ungkap Marsudi.

Batasi radikalisme
Said menambahkan, pemerintah juga harus fokus untuk menutup media sosial yang membuat kegaduhan di Indonesia. PBNU mendukung upaya pemerintah untuk membatasi konten-konten berbau radikalisme yang berkembang di dunia maya.

DHANANG DAVID ARITONANG–Menkominfo Rudiantara yang turut hadir dalam peluncuran NU Mobile di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jumat (17/11)

Menteri Komunikasi dan Indormatika (Menkominfo) Rudiantara yang turut hadir dalam acara, mengapresiasi aplikasi Mobile NU ini. “Saat ini NU merespon tsunami digital jauh lebih maju daripada beberapa lembaga kementerian birokrasi pemerintah. Presiden Jokowi juga sudah mengeluarkan instruksi, semua perizinan dari online atau lembaga harus mulai online mulai dari Maret 2018 dan PBNU bahkan sudah melakukannya sejak sekarang,” kata Rudiantara.

Rudiantara juga menambahkan, saat ini persaingan televisi juga bergeser dari perang frekuensi menjadi persaingan antarkonten. Oleh sebab itu, Rudiantara berharap PBNU dapat membuat program dengan konten-konten positif agar dapat bersaing di dunia maya.
“Pemerintah nantinya juga akan merangkul PBNU dalam perkembangan dunia digital ini,” ungkapnya. (DD05)–DD05

Sumber: Kompas, 17 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB