JBL adalah salah satu merek produk audio di bawah nama Harman, perusahaan audio asal Amerika Serikat. Bersama merek tersebut, Harman memasuki pasar Asia dan termasuk Indonesia dengan beberapa merek lain seperti Harman/Kardon yang menyasar perangkat audio rumahan atau AKG yang banyak dipergunakan praktisi seperti disc jockey (DJ).
“Umumnya setiap merek mewakili segmen yang diincar. Harman/Kardon yang mengincar kalangan eksekutif memiliki desain minimalis dengan warna yang standar, yakni hitam atau putih. Sementara JBL menyasar anak muda dengan warna-warna cerah,” kata Devi Yosita, Manajer Komunikasi dan Pemasaran Harman untuk Indonesia.
Pada Selasa (13/10), mereka memperkenalkan portofolio produk dari JBL yang akan diluncurkan untuk pasar Indonesia. Mayoritas merupakan produk pengeras suara. Ada tujuh seri yang diperkenalkan dan diperkirakan masuk ke pasar Indonesia paling cepat dalam dua minggu mendatang dan hanya satu produk di antaranya yang berupa penyuara kuping.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebanyak enam seri itu ialah Extreme, Charge 2 plus, Clip plus, Go, Flip 3, dan Pulse 2 dengan rentang harga dari Rp 1 juta hingga Rp 4 juta. Satu jenis pelantang telinga yang ikut diperkenalkan bernama Reflect Mini BT, sayangnya belum diumumkan harga jualnya nanti di Indonesia.
Enam produk pengeras suara memiliki kesamaan, yakni dioperasikan secara nirkabel yang artinya tidak butuh kabel untuk disambungkan dengan sumber suara. Semuanya menempatkan diri sebagai produk yang mendampingi gawai seperti ponsel pintar yang dimiliki pengguna sebagai pemutar musik. Bermodal koneksi Bluetooth, file musik dari ponsel bisa dibuat lantang suaranya.
Selain itu, fitur speakerphone memungkinkan ponsel yang terhubung dengan pengeras suara untuk didengarkan lebih lantang lagi. Kapasitas baterai yang besar untuk beberapa tipe memungkinkan mereka untuk mengisi daya ponsel pintar dengan colokan USB yang terdapat di bagian belakang seperti didapatkan dari seri Extreme, Charge 2 plus, dan Clip plus.
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–JBL Clip plus memungkinkan pengguna untuk mengaitkan pengeras suara mereka dan dibawa ke mana pun pergi.
Fitur tahan air juga diperkenalkan pada beberapa seri, yakni Extreme, Charge 2 plus, Clip plus, dan Flip 3. Perangkat tersebut tetap berfungsi meski diguyur air dan tidak rusak seketika karena arus pendek. Beberapa skenario pemanfaatan fitur tersebut adalah dipergunakan saat hujan atau dibawa ke alam bebas.
Hanya saja, tetap ditegaskan bahwa fitur tersebut adalah tahan air, bukan anti air sehingga bukan berarti pengeras suara bisa direndam di dalam air dalam waktu yang lama.
Ciri khas
Enam seri pengeras suara dari JBL yang diperkenalkan hari Selasa memiliki ciri pembeda satu sama lain dan mewakili berbagai aktivitas yang kerap dilakukan.
Extreme, misalnya, memiliki ukuran paling besar berikut kapasitas baterai sehingga diklaim mampu dioperasikan hingga 15 jam. Pengeras suara berbentuk silinder ini ditawarkan dengan harga Rp 4 juta, sementara versi yang lebih kecil, yakni Charge 2 plus, ditawarkan dengan harga Rp 2,7 juta.
Clip plus merupakan varian yang ditawarkan JBL untuk mereka yang ingin membawa pengeras suara sambil berpetualang. Memiliki pengait di bagian atasnya, pengeras suara yang ditawarkan dengan harga Rp 1 juta ini bisa dipasang di tas dan ukurannya terbilang kecil untuk dibawa tanpa membebani.
Sementara itu, seri Go memiliki bentuk balok mirip kamera aksi GoPro dan dijual dengan harga sekitar Rp 800.000. Dengan bentuk sederhana dan kaya pilihan warna, seri ini diunggulkan JBL untuk menyasar pengguna yang ingin pengeras suara mereka tidak terlalu mencolok ukurannya.
Pulse adalah seri yang memiliki fitur paling mencolok, yakni animasi dari lampu yang ada di badan silindernya. Dimaksudkan sebagai penarik perhatian di acara pertemuan atau pesta, Pulse mampu mengubah warna-warna lampunya, termasuk menyesuaikan dengan suasana atau warna yang dominan saat itu berkat lensa yang terdapat di badan pengeras suara.
Pihak Harman sendiri belum merilis harga untuk seri Pulse.
Tren
Devi mengungkapkan bahwa tren penjualan pengeras suara nirkabel meningkat dalam dua atau tiga tahun terakhir berbarengan dengan munculnya ponsel pintar dengan spesifikasi yang lebih baik untuk memutar audio.
Hanya saja, muncul pertanyaan mengenai relevansi produk seperti ini untuk konsumen Indonesia yang umumnya tidak terbiasa menikmati musik secara bersama-sama. Pemandangan yang sering dijumpai di transportasi umum atau pusat keramaian, perangkat yang lebih dipilih adalah penyuara kuping dan musik tersebut dinikmati sendiri.
Mohit Parasher, Vice President of Asia Pacific Harman International, menyebut bahwa mendengarkan musik menggunakan pengeras suara tetaplah relevan karena produk yang diperkenalkan berbagai aktivitas yang dilakukan kaum muda, baik berlibur di pantai maupun kafe, menjelajahi alam, atau lainnya.
Mayoritas pengguna ponsel yang memanfaatkan perangkat mereka sebagai sumber hiburan tentu akan mempertimbangkan untuk memanfaatkan pengeras suara di masa mendatang. Asumsi yang dipakai Harman adalah mereka akan membagi pengalaman menikmati musik lewat perangkat seperti pengeras suara.
Dan, itulah strategi mereka untuk memikat kaum muda.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas Siang | 15 Oktober 2015