Literasi Bedah Saraf Diperbarui

- Editor

Senin, 12 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Literasi di bidang ilmu kedokteran, termasuk bedah saraf, harus menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, kehadiran buku teks yang komprehensif akan memperkaya literasi tentang bedah saraf di Indonesia.

Hal itu mendasari penerbitan Ilmu Bedah Saraf Edisi VI yang ditulis ahli bedah saraf, Satyanegara. Buku ini diluncurkan pada Sabtu (10/11/2018), di Jakarta. Dalam penyusunan buku itu, Satyanegara dibantu 20 kontributor dokter spesialis bedah saraf.

Satyanegara mengatakan, sejumlah literasi tentang bedah saraf di Indonesia bersifat parsial dan hanya membahas penyakit tertentu. Sementara buku setebal 728 halaman ini menguraikan sejarah bedah saraf, penanganan penyakit yang berhubungan dengan saraf, hingga penerapan teknologi terbaru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

INSAN ALFAJRI UNTUK KOMPAS–Satyanegara, ahli bedah saraf, kembali meluncurkan Ilmu Bedah Saraf Edisi VI, Sabtu (10/11/2018), di salah satu hotel di Jakarta Utara. Buku ini disusun selama enam bulan dan melibatkan 20 dokter spesialis bedah saraf sebagai kontributor.

”Pada edisi VI ini, kami memasukkan pengetahuan tentang peranan robot dalam bedah saraf serta ulasan tentang intraoperative monitoring (IOM),” ujar Satyanegara.

Penggunaan robot dalam bedah saraf banyak ditemui pada pembedahan epilepsi dan tumor otak. Keunggulannya adalah meningkatkan akurasi, ketepatan lokasi, dan mengurangi tremor fisiologis operator (hal 687).

Sementara IOM, kata Satyanegara, adalah alat yang berfungsi untuk melindungi jaringan saraf ketika operasi berlangsung. ”Saat operasi, ada kabel yang ditempelkan ke pasien untuk mengetahui ada atau tidaknya fungsi saraf yang terganggu,” kata ahli bedah lulusan Universitas Tokyo, Jepang, ini.

Penulis buku ilmu bedah saraf pertama di Indonesia ini mengatakan, pembaruan literasi di bidang bedah saraf terus direvisi agar memberikan pengetahuan terkini. Buku ini tidak hanya bisa dibaca untuk kalangan praktisi atau akademisi bidang bedah saraf.

”Mahasiswa kedokteran yang sudah belajar bedah umum tetapi belum belajar bedah saraf pun bisa mempelajari pengetahuan terkait bedah saraf ini. Awam juga bisa memahami bedah saraf melalui sejarah bedah saraf yang ditulis di awal bab,” ujarnya.

INSAN ALFAJRI UNTUK KOMPAS–Peluncuran buku Ilmu Bedah Saraf Edisi VI, Sabtu (10/11/2018), di salah satu hotel di Jakarta Utara.

Dokter spesialis bedah saraf dari Rumah Sakit Mayapada, Roslan Yusni (Ryu) Hasan, mengatakan, buku itu merangkum perkembangan dasar pengetahuan ilmiah dan teknik terkini di dalam bedah saraf.

Terbitnya edisi VI itu, kata Ryu, menambah kekayaan literatur bedah saraf di Indonesia. Terlebih, buku itu merupakan satu-satunya buku berbahasa Indonesia yang mengulas bedah saraf secara lengkap.

Di sisi lain, buku ini berfungsi sebagai referensi pembanding terhadap buku bedah saraf yang ditulis oleh para ahli dari luar negeri. Sebelum menentukan tindakan medis terhadap pasien, dokter akan memertimbangkan pendapat dari berbagai ahli. (INSAN ALFAJRI)–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 12 November 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB