Konten E-sabak Diperkaya

- Editor

Rabu, 4 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekitar 60.000 konten digital dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendukung pembelajaran di zaman digital. Jumlah konten bakal ditambah dengan memanfaatkan konten digital milik Perpustakaan Nasional ataupun dengan menggandeng penerbit-penerbit.


”Pengembangan e-sabak, terutama di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) menjadi program. Ini sudah diuji coba sejak 2012 dan hasilnya baik untuk peningkatan pembelajaran di daerah 3T,” kata Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ari Santoso dalam diskusi panel Strategi Pendidikan Nasional di Zaman Digital, di Jakarta, Selasa (3/2).

Diskusi yang dihadiri guru dan pengurus yayasan pendidikan dari sejumlah daerah di Indonesia itu diselenggarakan Gramediabook, Grasindo, PesonaEdu, Intel, dan Microsoft. Tampil sebagai pembicara adalah Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono, Regional Manager-Curriculum & Alliances Intel Education Asia Pacific & Japan Ashok Suresh Chandavarkar, serta Business Group Head of Microsoft Indonesia Lucky Gani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

sabak-digitalMenurut Ari, konten digital Perpustakaan Nasional yang mencapai 200.000-an konten juga bisa dimanfaatkan. Demikian juga konten penerbit yang dapat digandeng lewat Balai Pustaka.

Kendala ketersediaan listrik bisa diatasi dengan tenaga surya. Penyedia layanan jaringan juga digandeng untuk memberikan harga lebih murah bagi sekolah-sekolah.

Lucky Gani mengatakan, pemanfaatan pembelajaran digital dapat membuat murid bertambah pintar dan kreatif. Indonesia punya potensi dalam teknologi informasi dan komunikasi karena bermunculan generasi muda yang berprestasi di tingkat dunia dalam mengembangkan konten digital berkualitas.

Setelah diskusi itu diluncurkan salah satu e-sabak untuk pendidikan, yakni GramediaBook. Gawai itu memiliki konten digital buku-buku terbitan Grasindo yang sesuai dengan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 untuk level TK hingga kelas XII. Direktur Grasindo Wandi S Barata menyebutkan, selain pelajaran berdasarkan kedua kurikulum tersebut, terdapat pengayaan, kumpulan soal, dan bahasa Inggris. Semua bisa digunakan di luar jaringan (offline).

Konten dibuat interaktif oleh PesonaEdu, perusahaan peranti lunak yang bergerak di bidang sains dan matematika. ”Anak tak sekadar membaca. Mereka bisa melihat dan bermain dengan pelajaran melalui layar sentuh,” kata CEO PesonaEdu Bambang Juwono. (ELN/DNE)

Sumber: Kompas, 4 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 22 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB