Jamur kayu Ganoderma lucidum dalam tradisi berbagai bangsa memiliki sejarah panjang yang mendalam. Orang Cina menamakan jamur itu lingzhi atau ling chih atau ling shi dipercaya sebagai pohon kehidupan untuk mempertahankan dan memperpanjang umur. Orang Jepang menyebutnya reishi yang dipercaya bernilai magis untuk spiritual atau mannetake jamur berusia 10.000 tahun atau saiwaitake yaitu jamur pembawa keberuntungan.
Cina menjadi pelopor penggunaan jamur itu untuk ramuan pengobatan tradisional mereka. Kemudian kebiasaan ribuan tahun itu menyebar ke Jepang, Korea Selatan, Thailand dan pelosok dunia lainnya, termasuk di Jalur Sutera seperti Mongolia, Kazaktans, Rusia, Pakistan, Turki. Berkembangnya perdagangan dunia, produk jamur itu juga diperdagangkan di Turki dan Yordan.
Walaupun orang Cina dan orang Jepang hidup dalam dunia modern di kota besar jamur itu masih menjadi bagian dari kehidupan mereka. Paling tidak jamur itu disediakan ketika mereka melangsungkan upacara keagamaan maupun tradisi tradisi leluhur. Atau kadang jamur itu disajikan sebagai bagian ramuan makanan dan minuman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jadi jangan heran kalau jamur serbuk kering atau keratan kecil menjadi salah satu komoditi andalan Cina, Jepang dan Taiwan bernilai ekonomi tinggi. Masyarakat keturunan Cina di kota-kota besar dunia di Amerika Serikat maupun Eropa tidak kesulitan membeli jamur itu karena tersedia di toko obat Cina atau rumah praktek sinshe. Dengan mudah mereka membeli serbuk jamur kemasan 100-500 gram, serbuk jamur yang dimasukkan dalam kapsul, serbuk jamur yang sudah dicampur dengan bahan lain seperti teh hijau, keratan jamur yang dimasukkan dalam ramuan atau campuran anggur, atau larutan ekstrak jamur itu.
Jamur ini dibudidayakan hampir di semua tempat di Cina yang lingkungannya cocok, baik lingkungan fisik (seperti suhu dan cahaya), lingkungan kimia (rasio C-N, pH dan komposisi mineral tertentu dalam substrat), dan lingkungan biologis (asosiasi kehidupan dengan jasad lainnya).
Tradisional
Karena lingzhi termasuk kelompok jamur kayu maka tentu saja jamur ini akan tumbuh dengan baik pada gelondongan kayu yang sudah kering atau serbuk gergajian kayu, umumnya kayu keras seperti jati mahoni, saninten, pasang.
Secara tradisional petani jamur lingzhi di Cina mencari kayu-kayu yang sudah kering. Kemudian kayu-kayu itu dipotong menjadi potongan sepanjang 2-3 meter. Potongan kayu itu kemudian dilobangi. Bibit jamut dimasukkan dalam lobang-lobang itu. Selanjutnya lobang bibit jamur ditutup dengan kulit batang kayu atau serbuk gergajian kayu atau kalau mungkin dengan dengan lilin malam.
Potongan batang kayu itu kemudian disimpan di bawah pohon di hutan, misalnya dengan susunan mengelilingi batang pohon atau ditaruh pada penyangga, sehingga potongan batang kayu itu bisa berdiri tegak.
Menurut kebiasaan lain, potongan batang itu dipendam dalam tanah dengan bagian atasnya tertutup tanah berhumus atau tanah yang kaya bahan organik.
Mengikuti cara itu, jamur sudah bisa dipanen setelah menunggu 6-9 bulan sejak penanaman bibit. Selanjutnya jamur masih bisa dipanen 5-7 kaIi lagi.
Modern
Sekarang budidaya jamur lingzhi, baik di Cina, di Taiwan, di Jepang, atau di Korea Selatan, tidak lagi menggunakan kayu gelondongan. Sebagai ganti kayu gelondongan mereka menggunakan sebuk gergaji ditambah bekatul dan larutan garam mineral tertentu.
Campuran homogen bahan-bahan itu kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik hingga isinya mencapai berat satu kilogram. Sebelum menyemaikan bibithya, substrat tanam itu disterilkan dulu. Sterilisasi dilakukan untuk jasad lainnya yang kemungkinan akan menjadi pengganggu pertumbuhan lingzhi mati.
Substrat tanam yang sudah disemai bibit disimpan dalam ruangan yang lingkungannya disesuaikan dengan kondisi terbaik bagi pertumbuhan jamur itu.
Dengan cara itu jumlah produksi jamur per berat substrat akan lebih banyak dibandingkan menggunakan potongan kayu mengikuti cara tradisional. Selain itu dengan cara modern ini waktu menunggu panenan berkurang. Kalau dengan cara lama perlu waktu enam bulan lebih setelah disemai, dengan cara baru ini hanya 46 bulan saja.
Mahal
Harga obat mengandung jamur lingzhi mahal dibandingkan bahan obat lain yang konon berkhasiat. Misalnya kapsul berisi serbuk jamur itu dalam botol 400 kapsul harganya kurang lebih satu juta rupiah.
Anggur atau minuman kesehatan lainnya berisi keratan jahmur lingzhi bervolume 250 militer harganya paling murah Rp 150.000.
Mengapa harga jamur itu begitu mahal? Sebenarnya apa kandungan senyawa kimia dalam jamur itu?
Kandungan senyawa kimia yang konon memiliki khasiat obat dalam jamur itu antara lain ganodermin, ganoderan, asa ganodermin, triterpen, peptidoglukan, selain sejumlah vitamin seperti vitamin E dan mineral.
Jamur ini banyak digunakan dan dipercaya berkhasiat untuk banyak penyakit. Selain itu jugadipercaya jamur ini berkhasiat untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan penyakit dan meningkatkan kebugaran.
Lembaga Materia Medika Beijing dalam terbitan ilmiahnya sejak tahun 1950-an, sudah menguraikan berbagai macam khasiat berbagai macam bahan yang terkandung dalam jamur itu.
Senyawa asam ganoderik, ganodermin menurut mereka dapat menurunkan kadar gula darah, sehingga sangat dianjurkan bagi penderita kencing manis.
Asama ganoderik dan ganodermin beserta senyawa lainnya dalam grup kompleks polisakarida dipercaya dapat mencegah kanker, selain dapat merangsang pertumbuhan sel T yang menyerang dan menghancurkan sel terinfeksi.
Jamur itu juga dipercaya bisa menurunkan tekanan darah, menurunkan kandungan kolesterol dalam darah, akibat adanya senyawa-senyawa di dalamnya. Tidak heran walaupun semua jenis makanan Cina mengandung lemak tinggi dengan menambahkan jamur itu bisa menangkal pengaruh buruk lemak tinggi.
Konon kandungan dalam jamur itu berkhasiat menormalkan blood disorder, chronic fatigue-syndrome, liver degeneration dan penyakit berat lainnya.
Kepercayaan lama, jamur ini berkhasiat sebagai perangsang dan peningkat kekebalan tubuh, anti-inflamatory activity. Dan bahkan pemakan jamur ini dipercaya bisa berumur panjang, meningkat gairah seksnya. Jadi tidak heran kalau salah satu ramuan terkenal, yang dinamakan ”sup kaisar seribu selir” banyak dicari pembeli di Cina.
Yang paling umum, makanan dan minuman mengandung jamur ini banyak digunakan untuk memulihkan kembali kebugaran dan kesehatan mereka yang baru menderita penyakit. Sekarang lembaga-lembaga penelitian modern, di AS, di Cina maupun di Jepang, sejak 15 tahun lalu meningkatkan kegiatan penelitian khasiat jamur ini terutama untuk mengobati penyakit-penyakit baru seperti HIV/AIDS maupun penyakit degenerative.
Apakah jamur itu secara ilmiah terbukti berkhasiat atau tidak, peminat lamanya tidak terlalu peduli. Buktinya harga produk jamur ini masih tetap mahal dan dicari banyak orang.
H Unus Suriawiria, dosen senior bioteknologi dan manajemen bioteknologi ITB
Sumber: Kompas, Kamis, 19 Juni 1997