Sejumlah peneliti meneliti kemunculan sejumlah ikan hiu paus di Perairan Bone Pesisir, Gorontalo. Uji genetika dan kajian perilaku fauna laut dilindungi itu diperlukan guna mengetahui kekerabatan populasi dan migrasinya.
“Kami punya data (hiu paus) di Luwu yang akan dibandingkan dengan data di Gorontalo. Kalau genetika sama, berarti satu populasi,” kata Mahardika Rizqi Himawan dari Whale Shark Indonesia dan peneliti hiu paus di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Senin (11/4), di Bogor.
Selasa ini, ia bergabung dengan sejumlah peneliti yang telah berada di Gorontalo. Di lokasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menurunkan tim peneliti yang dipimpin Prof Krismono dari Badan Penelitian dan Pengembangan KKP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kajian keberadaan hiu paus di Gorontalo itu bisa mengetahui kekerabatan atau relasi hiu paus di Teluk Tomini dengan hiu paus di Filipina yang telah menjadi destinasi wisata khusus. Jenis ikan terbesar di laut itu dikenal sebagai penjelajah samudra.
Di Gorontalo, hiu berkulit keras dan bertotol-totol putih sejak beberapa hari terakhir ini menjadi daya tarik wisatawan. Sayangnya, atraksi itu masih disuguhkan massal. Minggu kemarin, menurut Verrianto Madjowa, Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia di Gorontalo, sekitar 50 kapal wisata memadati areal itu.
“Hiu paus yang seminggu terakhir sering terlihat di Perairan Bone Pesisir, Teluk Tomini, sangat membutuhkan perhatian dari sisi ekologi, bukan wisata saja,” katanya. Wisata massal seperti itu akan sangat mengganggu kehidupan hiu paus.
Penelitian di Oslo-Cebu, Filipina, pada 2012, menunjukkan, pemberian makan menyebabkan hiu paus mengasosiasikan manusia dengan sumber makanan sehingga mereka akan cenderung berenang mendekati manusia. “Ini yang terjadi di Botubarani. Hiu paus mendekati perahu dari lokasi pemberian makan. Mulutnya yang besar langsung dibuka didekat perahu,” katanya.
Mahardika mengatakan, keberadaan munggiango hulalo, nama lokal hiu paus di Gorontalo tersebut, istimewa. Sebab, lokasinya hanya 30 menit dari Kota Gorontalo dan sangat dekat dengan pantai. Ini menjadikannya wisata massal yang akan sulit dikendalikan jika terlambat penanganannya.
Di Indonesia, kemunculan hiu paus telah dikenal di Teluk Cenderawasih (Papua) dan Probolinggo (Jawa Timur). Akhir-akhir ini, hiu paus pun muncul di Talisayang (Berau, Kaltim) dan Pulau Weh Sabang (Aceh). (ICH)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Kemunculannya di Gorontalo Diteliti”.