Industri Didorong Bangun Pendidikan Vokasi

- Editor

Sabtu, 11 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah terus mendorong pelaku industri membangun pendidikan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja terampil dalam menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0 yang sarat menggunakan teknologi. Pemerintah berjanji memberikan kemudahan perizinan dan pengurangan pajak agar banyak pelaku industri tertarik membangun pendidikan vokasi di Indonesia.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berharap sekurang-kurangnya ada 500 industri yang membangun pendidikan vokasi di Indonesia. “Kalau satu lembaga pendidikan vokasi memiliki 6.000 mahasiswa, maka akan ada 3 juta lulusan siap kerja yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Nasir.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Lokasi pembangunan kampus Politeknik Manufaktur (Polman) Astra yang berlokasi di kawasan industri Delta Silicon II, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019). Pemerintah berharap, pelaku industri ikut membangun pendidikan vokasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam pidato peletakan batu pertama pembangunan Kampus Politeknik Manufaktur (Polman) Astra yang berlokasi di kawasan industri Delta Silicon II, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019). Kampus ini merupakan pengembangan dari Kampus Polman Astra di Sunter, Jakarta Utara.

Nasir menegaskan, pemerintah mendukung industri yang ingin membangun pendidikan vokasi sesuai dengan target pembangunan Presiden Joko Widodo yakni pengembangan sumber daya manusia yang terampil. Pembangunan sumber daya manusia menjadi fokus Presiden Joko Widodo setelah 4,5 tahun membangun infrastruktur fisik di seluruh Indonesia.

Insentif pajak
Dukungan tersebut diwujudkan dalam kemudahan perizinan dan kebijakan pengurangan pajak di atas 100 persen atau super deductible tax bagi industri yang membuat pendidikan vokasi. Nasir telah berkomunikasi dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, kebijakan super deductible tax ditargetkan dapat dilaksanakan pada tahun ini.

Terkait dengan perizinan, Nasir menegaskan, pemerintah memastikan perusahaan dapat mengurus perizinan paling lama 2 minggu. Pemerintah hanya akan memberikan izin kepada politeknik yang bekerja sama dengan industri. Tujuannya, untuk menyiapkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan industri.

Agar sesuai dengan kebutuhan industri, maka kurikulum yang diberikan pada pendidikan vokasi menitikberatkan pada praktik. Ia menginginkan praktik lebih banyak daripada teori. Ia mencontohkan seperti program pemerintah yang sudah terlaksana di 12 politeknik negeri, yakni 3 semester di kelas plus laboratorium, 2 semester di industri, dan 1 semester tugas akhir.

Pemerintah juga akan menyiapkan tenaga pendidik dari ahli yang telah berpengalaman bekerja di industri dan menyiapkan program pendidikan magister (S2) terapan sesuai bidang studinya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri padat karya mampu menampung banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Tenaga kerja menjadi kunci keberhasilan dalam industri padat karya.

Airlangga menuturkan, dirinya telah rapat dengan Presiden Joko Widodo dan akan membangun pendidikan vokasi mulai dari tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ia menargetkan akan ada kecocokan antara SMK dan industri.

“Tantangan dalam pendidikan vokasi terletak pada tenaga pengajar yakni dosen dan instruktur,” ujar Airlangga. Ia mendorong, orang yang telah berpengalaman di industri dan akan pensiun dapat mengajar di SMK.

Kebutuhan industri
Airlangga mengapresiasi industri yang mau mendirikan pendidikan vokasi seperti Astra. Mereka telah menginvestasikan dana sebesar Rp 600 miliar untuk mengembangkan Polman Astra dengan target 6.000 mahasiswa. Ia mengharapkan target tersebut dapat tercapai kurang dari 5 tahun.

Dengan target 6.000 mahasiswa, maka kebutuhan tenaga kerja terampil di industri sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dapat terpenuhi. Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan pemerintah Jepang dan Jerman agar mahasiswa dari Indonesia dapat magang di kedua negara tersebut. Melalui program pemagangan tersebut, mereka akan memperoleh pengalaman yang berharga untuk diterapkan di Indonesia.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto mengatakan, negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Australia, dan lain-lain memiliki pendidikan vokasi yang maju sehingga pendapatan per kapita mereka lebih tinggi daripada Indonesia.

Sebagai contoh, Jerman yang hanya memiliki penduduk sekitar 82 juta penduduk tetapi mampu mengekspor 10 kali lipat lebih banyak daripada Indonesia. “Salah satu penunjangnya karena ada pendidikan vokasi,” kata Prijono.

Hal serupa juga terdapat di Jepang. Mereka memiliki pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri seperti otomotif dan konstruksi bangunan. Dengan belajar dari kedua negara tersebut, maka industri, pemerintah, dan pendidikan vokasi harus bersinergi.

Kualitas akademik
Direktur Politeknik Manufaktur Astra Tony Harley Silalahi mengatakan, Polman Astra telah berdiri sejak 1995 dengan fokus pada vokasi terapan dan pengabdian masyarakat. Polman Astra dapat terus berkembang hingga sekarang karena adanya industri Astra.

Adapun tujuan pengembangan Polman Astra di Cikarang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan untuk kegiatan pengembangan akademik sesuai kebutuhan industri. Tidak hanya program pembelajaran tetapi juga riset dan teknologi. Pembangun Polman Astra di Cikarang ditargetkan dapat selesai pada 2020.

Asisten Pemerintahan Kabupaten Bekasi Carwinda mengatakan, pendidikan vokasi sangat penting dalam menyongsong revolusi industri 4.0 yang membutuhkan keterampilan dan teknologi. Untuk menghadapi tantangan pada industri 4.0, perlu disiapkan sumber daya manusia sesuai perkembangan teknologi.

Ia berharap, dengan keberadaan Polman Astra di Cikarang dapat menyerap murid dari Bekasi dan sekitarnya. Alhasil, mereka dapat mengembangkan industri di Bekasi dan Indonesia.

Oleh PRAYOGI DWI SULISTYO

Sumber: Kompas, 10 Mei 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB