Indonesia Tak Punya CN235 Versi Tercanggih, Namun Justru Negara Ini yang Memilikinya

- Editor

Selasa, 27 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebagai pengguna terbesar CN235 terbesar di dunia, Indonesia bisa memiliki berbagai jenis pesawat itu.

Misal untuk patroli maritim, Indonesia sudah punya CN235 MPA.

Atau untuk kebutuhan lain misal pengintaian dan mata-mata, CN235 juga bisa dikonversikan jadi pesawat seperti itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Memang CN235 pesawat perintis yang handal.

Kemampuannya bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan user.

Untuk dijadikan pesawat komersial CN235 juga bisa.

Bahkan Malaysia sebelum akhirnya dikonversi jadi MPA, mereka menggunakan CN235 sebagai pesawat VVIP.

Kehandalan ini membuat Indonesia bakal menambah lagi 10 unit CN235 NextGen yang tentunya dibekali kemampuan lebih baik dari sebelumnya.

Tapi siapa sangka bahwa CN-235 paling canggih justru tak dipunyai Indonesia.

CN235 paling canggih milik Turki.
Turki awalnya membeli CN-235 versi basic ke Indonesia.

Turki kemudian memodifikasi sendiri CN-235 sesuai kebutuhannya.

Duit 491 juta dolar AS dikucurkan Turki dimana para manufaktur senjata seperti Thales, Tusas, Aselsan, Havelsan, Marinex dan Milsoft digandeng dalam proyek Meltem II.

CN-235 Meltem II jadi varian paling canggih saat ini.

Ia dipasangi perangkat Electronic Surveillance Measure (ESM).

Kemudian ada Mission system Meltem II yakni Thales AMASCOS 200 yang bisa mengoperasikan seluruh perangkat radar hingga penjejak target.

Sonobuoy sebagai sarana memburu kapal selam juga dipasangkan di Meltem II.

Untuk menyerang kapal perang dan kapal selam, Meltem II dibekali torpedo Mk46.

CN-235 Meltem II disinyalir jadi yang tercanggih saat ini.

Walau demikian ada CN-235 MPA milik Indonesia ada tang kemampuannya mirip Meltem II.

AL Indonesia mempunyai CN-235 MPA yang dilengkapi radar AN APS-143C (V)3 Ocean Eye untuk melacak target di lautan.

Hal itu masih ditambah radar Ocean Master 400 yang bisa mengendus sasaran dari jarak 370 km jauhnya.

Apakah Indonesia akan membuat saingan bagi Meltem II di dalam diri CN235 NextGen?*

Beryl Santoso
Sumber: zonajakarta.com, Sabtu, 3 Juni 2023

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB