Indonesia Dilirik Peneliti Asing

- Editor

Senin, 9 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kerja sama internasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan upaya untuk meningkatkan alih teknologi dari negara-negara lain serta meningkatkan partisipasi kehidupan masyarakat ilmiah internasional. Karena itu, kolaborasi riset dengan pihak asing yang bermitra dengan instusi di Indonesia terus didorong.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati di Jakarta, Jumat (6/7/2018) mengatakan, Indonesia memiliki daya tarik bagi peneliti asing dalam berbagai bidang, terutama bio-diversitas. “Indonesia bagaikan gadis yang sangat cantik dan dilirik banyak orang. Kita harus terbuka tetapi hati-hati,” ujar Dimyati.

Karena itu, dalam mendorong kerja sama dengan pihak aaing, peran mitra kerja sangat strategis karena selain sebagai pelaku kerja sama, juga berperan sebagai agen transfer iptek. Dimyati mengatakan kompetensi dari mitra kerja haruslah setara dengan pihak asing agar tidak terjadi kesenjangan dalam bidang keilmuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di acara Rapat Koordinasi Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing, Kemristek dan Dikti menyerahkan penghargaan pada institusi di Indonesia yang memiliki kinerja baik dalam kerja sama riset dan teknologi dengan internasional. Di kategori lembaga penelitian dan pengembngan, penghargaan diserahkan pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas). Adapun di kategori perguruan tinggi, penghargaan diberikan pada Institut Pertanian Bogor, Universitas Riau, dan Universitas Nasional. Adapula penghargaan kategori penulis.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan dengan diberikan penghargaan ini, diharapkan agar mitra kerja lainnya dapat terpacu untuk meningkatkan kualitas. Peluang kerja sama iptek internasional perlu dimandaatkan untuk meningkatkan posisi tawar dalam pembagian manfaat yang adil dan layak.

Perwakilan lembaga mitra kerja mendeklarasikan Forum Komunikasi Mitra Kerja Riset Internasional. Tujuannya guna menghimpun, mewadahi, memperjuangkan kepetingan anggota – anggota organisasi dalam rangka meningkatkan pembangunan kapasitas lembaga mitra kerja dan mengoptimalkan produktivitas kekayaan intelektual yang dihasilkan sebagai keluaran kerja sama riset internasional.

Dimyati mengatakan tantangan dalam kerja sama penelitian internasional yang sering dihadapi oleh para mitra kerja peneliti asing, di antaranya masih kurangnya pemahaman terhadap regulasi dan dokumen kerjasama, seperti Memorandum of Understanding (MoU), Implementing Arrangement, dan Material Transfer Agreement. Akibat dari kekurangpemahaman tersebut, tidak sedikit peneliti asing yang menilai izin penelitian asing di Indonesia sulit. “Dengan dideklarasikannya Forum Komunikasi Mitra Kerja Riset Internasional oleh perwakilan lembaga mitra kerja, diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang muncul di masa yang akan datang.” kata Dimyati.–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 7 Juli 2018
——————–
IPB Raih Penghargaan Mitra Kerja Peneliti Asing Terbaik

Institut Pertanian Bogor meraih penghargaan sebagai Mitra Kerja Peneliti Asing Terbaik Kategori Perguruan Tinggi Negeri di Pulau Jawa dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Penghargaan ini salah satunya penilaian terhadap jumlah output publikasi internasional bersama atau joint authorship.

Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka mengapresiasi perguruan tinggi yang telah mengelola kerja sama riset internasional dengan baik sekaligus sekaligus sebagai mitra peneliti asing. Adapun penghargaan sebagai Mitra Kerja Peneliti Asing Terbaik kategori PTN di luar Pulau Jawa diberikan kepada Universitas Riau, dan untuk kategori perguruan tinggi swasta (PTS) diberikan kepada Universitas Nasional.

Penghargaan tersebut disampaikan saat Rakornas Pertama Mitra Kerja Peneliti Asing 2018 di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis (5/7/2018). Tropi dan piagam penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti Muhammad Dimyati.

DOKUMENTASI IPB–Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB_ Arif Satria (kiri) menerima tropi dan piagam penghargaan untuk IPB sebagai Mitra Kerja Peneliti Asing Terbaik Kategori Perguruan Tinggi Negeri di Pulau Jawa dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kamis (5/7/2018).

“Saya ucapkan terima kasih kepada peneliti IPB yang telah serius dan gigih dalam menjalankan kerja sama penelitian internasional yang ternyata luar biasa hasilnya. Prestasi ini perlu kita tingkatkan dan mari kita terus perkuat kerja sama internasional,” ujar Rektor IPB Arif Satria dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Kompas, Jumat (6/7).

Arif berharap, ke depan riset internasional yang dilakukan peneliti IPB dapat meningkat terus dan menghasilkan lebih banyak hasil yang bermanfaat bagi bangsa. “Tentu tidak hanya sekadar kerja sama, tetapi dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat dan dibutuhkan bagi bangsa ini,” imbuhnya.

Meningkatkan peluang
Rakornas Pertama Mitra Kerja Peneliti Asing 2018 bertujuan untuk meningkatkan peluang dan sekaligus menjawab tantangan kerja sama iptek internasional. Peran mitra kerja sangat strategis karena selain sebagai pelaku kerja sama, juga berperan sebagai agen transfer iptek.

“Indonesia masih menjadi daya tarik luar biasa bagi peneliti asing dalam berbagai bidang, terutama bio-diversitas yang luar biasa dimiliki Indonesia. Indonesia bagaikan gadis yang sangat cantik dan dilirik banyak orang. Untuk itu kita harus terbuka tetapi hati-hati,” kata Dimyati.

Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan bahwa kerja sama penelitian internasional sangat strategis dan berdampak positif terhadap pembangunan iptek nasional. Namun demikian, perlu dicermati aspek kemanfaatan dalam hal kerja sama internasional tersebut harus diimbangi dengan kewaspadaan melalui regulasi terkait dengan keamanan dan kepentingan nasional, pencegahan dari kerugian yang timbul akibat portensi pengalihan material penelitian, penyalahgunaan hak kekayaan intelektual, serta pembagian keuntungan yang seimbang atas hasil – hasil penelitian yang memiliki nilai komersial.

“Izin riset ini sebagai kontrol kekayaan alam Indonesia dan menjaga keamanan nasional. Kekayaan alam kita ini sangat luar biasa banyaknya, kalau tidak dijaga dengan baik dikhawatirkan semua akan keluar tanpa makna,” kata Nasir.

Izin penelitian internasional
Dalam rakornas yang bertema “Peluang dan Tantangan Kerja Sama IPTEK Internasional: Isu-Isu Global, Kemitraan Strategis, dan Pembagian Manfaat” tersebut diluncurkan Sistem Aplikasi Virtual Meeting TKPIPA (SIVITA) dan Deklarasi Forum Komunikasi Mitra Kerja Riset Internasional yang dipimpin oleh perwakilan institusi mitra kerja.

SIVITA merupakan sistem yang dapat mengakomodasi proses review secara daring. Dengan adanya aplikasi ini dapat mengurangi waktu, sehingga menjadi kurang dari 9 hari kerja dari proses manual yang semula memakan waktu hingga 20 hari kerja. Keberadaan SIVITA diharapkan mampu memperpendek layanan pengurusan ijin penelitian internasional serta meningkatkan kinerja penelitian nasional dan internasional.

“Proses perizinan di Kemenristekdikti harus dipercepat. Setiap tahun kemenristekdikti menerima lebih dari 750 aplikasi riset dari lemlitbang dan pergurun tinggi asing dari berbagai negara yang melakukan riset di berbagai bidang ilmu,” kata Nasir.–YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 7 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB