Publikasi Ilmiah Indonesia Mulai Unggul di ASEAN

- Editor

Kamis, 12 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing dalam hal jumlah publikasi jurnal ilmiah internasional skala Asia Tenggara. Pada triwulan pertama 2018, Indonesia diklaim berhasil menggeser Singapura. Secara kuantitas, jumlah publikasi Indonesia menempati urutan kedua di ASEAN setelah Malaysia.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati, Rabu (11/4/2018), di Jakarta mengatakan, berdasarkan data publikasi internasional ASEAN yang terindeks Scopus per 6 April 2018, Indonesia memiliki 5.125 publikasi. Jumlah tersebut lebih tinggi dari Thailand dan Singapura.

Menurut Dimyati, peningkatan jumlah publikasi internasional para peneliti Indonesia memang menggembirakan. Namun, ada tantangan lain yang tidak mudah, yakni membuat publikasi ilmiah disitasi atau dikutip banyak orang.
Tidak banyak peneliti Indonesia, lanjut Dimyati, yang bisa tembus ke 100-200 top jurnal ilmiah dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kami akan membantu peneliti Indonesia terus meningkatkan kualitasnya dalam publikasi. Salah satunya dengan menulis bersama peneliti asing yang sudah punya nama. Ada kerja sama antara lain dengan Inggris dan Amerika Serikat,” kata Dimyati.

Secara terpisah, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan, peningkatan kuantitas publikasi ilmiah internasional Indonesia harus berbanding lurus dengan kualitasnya. ”Untuk menggeser posisi Thailand saja kita butuh sekitar 20 tahun, yang kita capai tahun lalu. Sekarang bisa lebih unggul atas Singapura. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat bagus bagi Indonesia. Namun, permasalahannya, jumlah publikasi meningkat drastis, tetapi sitasinya menurun. Mutu jurnal-jurnal yang ada di Indonesia harus terus didorong agar makin baik,” jelas Nasir.

Menurut Nasir, pencapaian Indonesia ini jadi pendorong bagi para akademisi dan peneliti agar tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga dapat menjaga kualitas publikasi ilmiahnya.

Daya saing
Dari banyaknya riset yang terpublikasi diharapkan bisa dikembangkan menjadi inovasi yang bermanfaat untuk memacu produktivitas industri dan masyarakat. Tujuannya untuk menambah daya saing bangsa.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor Musa Hubeis mengatakan, jumlah publikasi Indonesia yang meningkat di ASEAN tidak selalu berkorelasi dengan mutu dan konsistensi output (keluaran), bahkan outcomes (pengaruh). Jika korelasinya kuat, nantinya berdampak langsung pada peningkatan produktivitas di sektor ekonomi dan penciptaan nilai tambah yang berimplikasi pada daya saing yang didukung kreativitas dan inovasi berkelanjutan.

”Kebanyakan publikasi yang dihasilkan ini masih berasal dari penelitian parsial yang berada dalam program penelitian nasional yang tersebar di sejumlah kementerian/lembaga,” ujarnya.
Menurut Musa, penelitian harus fokus pula untuk membuat publikasi ilmiah yang dihasilkan dosen/peneliti perguruan tinggi dan peneliti di lembaga pemerintah maupun swasta agar dapat bersinergi memberikan kontribusi daya saing bangsa. (ELN)–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 12 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB