Pendidikan bagi sebagian masyarakat Indonesia berfungsi sebagai salah satu akses untuk mendapatkan kehidupan layak yang akhirnya memengaruhi kebahagiaan. Pendidikan dalam artian luas menjadi jalan bagi perubahan.
Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta, Asep Suryana, menyatakan, akses yang disediakan pendidikan antara lain informasi, rekreasi, dan pilihan. Pendidikan memberi investasi keterampilan, jaringan pergaulan, cara berpikir dalam memecahkan masalah, dan mengubah cara pandang terhadap kehidupan.
”Sebagian masyarakat Indonesia hidup di dalam ketidakpastian. Belum ada jaminan negara bisa memberi kehidupan layak,” ujar Asep ketika ditanyai tentang indeks kebahagiaan terbitan Badan Pusat Statistik, di Jakarta, Rabu (11/2). Kesimpulan dari indeks tersebut ialah semakin tinggi pendidikan, kian tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk tidak/belum pernah bersekolah mempunyai indeks kebahagiaan terendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendidikan merupakan jalan mendapatkan kepastian. Kepastian itu membuat orang bahagia karena mendapat informasi dan wawasan cukup. Permasalahannya, baru sebagian masyarakat memahami kekuatan pendidikan. Sisanya, menganggap pendidikan sebagai formalitas atau sekadar mendapatkan ijazah.
Psikolog pendidikan Karina Adistiana berpendapat, tujuan ideal pendidikan ialah membantu seseorang beradaptasi agar bisa hidup nyaman sebagai bagian dari masyarakat. Kenyamanan ikut berpengaruh pada kebahagiaan.
Material
Ketua Program Studi Ilmu Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara A Setyo Wibowo SJ mengatakan, hal material hanyalah kondisi yang menyertai tercapainya kebahagiaan, tetapi bukan syarat utama terwujudnya kebahagiaan. Dari sudut pandang filsafat, kebahagiaan merupakan pencapaian panjang dan berat. Maknanya berbeda dengan sekadar merasa puas atau gembira.
Bagi psikolog, Rose Mini Adi Prianto, kebahagiaan bersifat subyektif. Kebahagiaan hanya bisa diukur oleh orang yang merasakannya. (DNE/ABK/B06)
Sumber: Kompas, 12 Februari 2015
Posted from WordPress for Android