Ilmuwan Kelahiran Indonesia Raih Penghargaan Tertinggi

- Editor

Jumat, 22 Juni 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ada secercah harapan dalam mengurangi pemanasan global melalui penemuan dalam teknik kimia. Penemuan itu dilakukan oleh seorang ilmuwan asal Indonesia, dengan memanfaatkan matahari mengubah gas karbon dioksida–penyebab bumi makin panas–menjadi sumber bahan bakar yang terbarukan dan berkesinambungan.

Melalui riset dan sumbangannya yang cemerlang, Rose Amal (53), professor teknik kimia dari University of New South Wales (UNSW), menjadi salah satu dari 15 orang yang menerima Penghargaan Hari Ulang Tahun Ratu (Queen’s Birthday Top Honour) yang disebut Companion of the Order of Australia (AC) Senin (11/6/2018) silam. “Saya merasa sangat, sangat dihargai,” tutur Rose pada ABC News.

“Saya harus mengaku, waktu saya datang kemari sebagai mahasiswa 35 tahun yang lalu, saya tak pernah berpikir–mimpi pun tidak–bahwa saya akan diakui di Australia. Saya rasa negeri ini adalah tanah harapan bagi banyak orang,” tutur Rose yang lahir di Medan dan yang datang ke Australia pada umur 17 untuk belajar di UNSW, Sydney.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

UNSW–Foto Rose Amal di situs UNSW.

Saya tak pernah berpikir–mimpi pun tidak–bahwa saya akan diakui di Australia.

“Penghargaan ini bukan hanya buat saya, tetapi buat semua insinyur teknik kimia, penghargaan yang meneguhkan bahwa kita dapat berbuat sesuatu, untuk membangun dunia yang lebih baik,” tutur Rose yang kini menjadi Scientia Professor dan ARC (Australian Research Council) Laureate Fellow di Fakultas Teknik Kimia di UNSW. Fellowship ini diberikan pada periset cemerlang di tengah-tengah karir mereka.

Penghargaan juga diberikan berkat jasanya sebagai ikon dan mentor yang berhasil mengangkat peranan wanita dalam dunia ilmu pengetahuan.

Seperempat dari calon insinyur di Fakultas Teknik UNSW adalah perempuan. Rose berharap jumlah perempuan insinyur akan berimbang dengan laki-laki dalam waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan.

Secara kebetulan, untuk pertama kali, penghargaan Queen’s Birthday tahun ini didominasi oleh wanita.

Rose berharap jumlah perempuan insinyur akan berimbang dengan laki-laki dalam waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan.

Sebelumnya, Rose masuk dalam daftar 100 Insinyur Paling Berpengaruh dan menjadi perempuan insinyur pertama yang masuk Akademi Ilmu Pengetahuan Australia.

Dalam bahasa awam, apa yang dilakukan ahli teknologi partikel tersebut adalah memanfaatkan matahari untuk mengurai air untuk menghasilkan hidrogen.

Ia mendaur ulang gas rumah kaca dengan mengkonversi karbon dioksida balik ke hidrokarbon dan methanol untuk digunakan sebagai bahan bakar. Hal ini merupakan cara hemat untuk menguarangi dampak gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Mencari bidan
Profil Rose muncul di koran kondang Sydney Morning Herald disertai foto bersama teman-teman sekelas SMA-nya di Medan. Profil ini dibuka dengan kisah ayah Rose yang menunggang sepeda motor mencari bidan di tengah malam untuk membantu kelahirannya pada tahun 1965 yang penuh gejolak.

Australia mengenal dua macam penghargaan, masing-masing untuk sipil dan militer. AC adalah penghargaan tertinggi bagi warga sipil disusul oleh Officer of the Order (AO), Member of the Order (AM), dan Medal of the Order (OAM). Ada lima orang selain Rose yang juga mendapat penghargaan AC. Lima orang juga mendapat AO, satu orang memperolah AM, sedangkan tiga orang mendapat OAM.–KORESPONDEN KOMPAS, HARRY BHASKARA
Sumber: Kompas, 14 Juni 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB