Hiu Paus; Penelitian Awal di Papua

- Editor

Jumat, 28 Maret 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hasil analisis perilaku hiu paus di perairan Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua, menunjukkan ikan ini berdaya jelajah tinggi yang masih menyimpan misteri. Hiu dari keluarga Rhincodon typus ini bisa menjelajah ke utara di perairan Republik Palau, sejauh 1.800 kilometer bolak-balik dalam empat bulan.

Temuan itu diungkapkan Brent S Stewart, Kamis (27/3), peneliti dari Hubbs-Seaworld Research Institute, San Diego, California, AS, yang bersama WWF Indonesia sejak 2011 memasang penanda satelit di tubuh 14 hiu paus perairan Teluk Cenderawasih Papua. Perairan ini dipilih karena kemunculan hiu paus yang hampir tiap hari.

Hal itu beda dengan dibandingkan hiu paus di perairan Probolinggo, Surabaya, Pangandaran, Tarakan, dan Aceh yang muncul musim tertentu. Hiu paus di Teluk Cenderawasih biasa mendatangi bagan nelayan di Wasior (Teluk Wondama, Papua Barat), Kwatisore, dan Napanyaur (Nabire, Papua).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Brent, alat pop-up archival satellite tag dipasang di bawah sirip dorsal kiri sejak Mei 2011 (1 ekor), November 2011 (5), dan April 2013 (8). Analisis baru pada pergerakan 6 hiu paus.

”Pergerakan hiu paus sangat ekstrem. Bergerak secara geografis ataupun vertikal secara konstan,” kata dia, Kamis (27/3), di Jakarta, dalam Lokakarya Hasil Studi dan Pemantauan serta Upaya Konservasi Hiu Paus di TN Teluk Cenderawasih dan Indonesia. Dalam tabel analisis satelit diketahui, hiu hidup pada kedalaman 100-200 meter. Bahkan, pernah lebih dari 1.000 m.

whale_shark_photo_resized”Penelitian ini masih menyimpan misteri, ke mana hiu paus dewasa hidup. Di mana si betina melahirkan. Di mana tempat hiu kawin,” kata dia.

Abdul Hamid Toha, peneliti dari Universitas Negeri Papua, di Manokwari, mengatakan, uji genetika pada 31 individu hiu paus di TN Cenderawasih menunjukkan kekerabatan dekat dengan hiu paus di Indopasifik atau Australia, bahkan Atlantik. ”Ini menunjukkan ada sejarah evolusi yang menandakan dulu pernah punya interaksi antara hiu paus di Papua dan Indopasifik,” ujarnya. (ICH)

Sumber: Kompas, 28 Maret 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 38 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB