Gempa Jambi, Patahan Sumatera Menggeliat Lagi

- Editor

Minggu, 9 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GEMPA besar berkekuatan 7 Skala Richter terjadi di Jambi, Sumatera pada Sabtu dini hari, 7 Oktober 1995. Sedikitnya 43 penduduk Desa Semurup, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi tewas dan ratusan lainnya luka parah. Menurut Gubemur Jambi, pada wawancara TVRI pada tanggal yang sama, penyebab gempa adalah karena aktifnya gunung Kerinci.

Tetapi mengingat kondisi gunung ini tak memperlihatkan gejala aktivitas berlebihan, maupun tanda-tanda letusan vulkanik, maka diperkirakan ini adalah gempa tektonik.

Hal ini diperkuat oleh pengamatan awal yang dilaksanakan Laboratorium Remote Sensing & GIS BPPT pada citra satelit Marine Observation Satellite-1 (MOS-1), yang djpantau dari ketinggian 700 kilometer, terlihat bahwa pusat gempa berada di sekitar utara Danau Kerinci (perhatiakn gambar berikut).
Pusat gempa berada pada posisi 02.10 Lintang Selatan dan 101.30 Bujur Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apabila diamati secara seksama, gempa Jambi diperkirakan adalah gempa tektonik akibat bergeraknya salah satu zona patahan (sesar) Sumatera, yaitu zona Lembah Kerinci. Telah disepakati oleh para ahli bahwa sebuah jalur gempa besar dijumpai di Pulau Sumatera dan dikenal dengan nama Jalur Patahan Sumatera.

Jalur Patahan ini memanjang 1650 kilometer dari Aceh Sampai Wilayah Semangko di Propinsi Lampung dan terdiri dari beberapa zona Gempa di Liwa Lampung beberapa waktu yang lalu biang keladinya adalah karena adanya pergerakan patahan Sumatera ini juga.

JALUR patahan Sumatera dicirikan dengan adanya jalur lembah dan tebing curam sepanjang Pegunungan Bukit Barman dan di beberapa tempat bersinggungan dengan danau, antara lain Danau Toba, Danau Maninjau Dalian Singkarak, Danau Ranau dan Danau Kerinci. Jalur patahan Sumatera ini
merupakan bidang pergesekan antar wilayah Timur Sumatera yang bergerak ke arah tenggara dengan wilayah sebelah Barat Sumatera yang bergerak ke arah barat laut. Kecepatan pergerakan rata-rata diperkirakan 3-4 centimeter/tahun.

Pergerakan yang saling berlawan arah dan pergesekan pada bidang patahan Sumatera ini menimbulkan akumulasi energi yang semakin besar. Begitu akumulasi energi yang besar itu melebihi ambang batas keseimbangan maka terjadi proses pelepasan energi, dan gempa pun meletup.

Inilah yang terjadi di wilayah Danau Kerinci-Lembah Kerinci, Jambi pada hari Sabtu, 7 Oktober 1995 dini hari dan membawa musibah korban jiwa yang cukup besar.

Pada hari-hari mendatang, seperti halnya gempa Liwa di Lampung beberapa waktu yang lalu, maka gempa Jambi ini akan dibarengi oleh beberapa gempa susulan. Gempa-gempa susulan ini diperkirakan akan terjadi masih di sekitar wilayah sepanjang jalur Patahan Sumatera.

Untuk itulah, amat penting bagi petugas penyelamat dan penduduk di sepanjang jalur patahan ini untuk mendapat informasi secara lebih rinci mengenai proses terjadinya gempa dan kondisi rawan pada jalur Patahan Sumatera ini agar tak berjadi korban lebih banyak lagi.

(Indroyono Susilo, peneliti BPPT, Jakarta)

Sumber: Kompas, SELASA, 10 OKTOBER 1995

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Berita ini 76 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB