Gempa Jailolo Terkait Aktivitas Vulkanik

- Editor

Senin, 14 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa bumi berkepanjangan yang melanda Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, diduga tak berasosiasi dengan sesar aktif sekitar kawasan itu. Namun, gempa itu kemungkinan terjadi karena aktivitas vulkanik. Untuk memastikan sumber gempa, perlu pengamatan lebih rinci dengan jaringan seismik lebih rapat.

Hal itu terungkap pada diskusi ahli dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung. “Diskusi di PVMBG. Kami bahas kemungkinan penyebab gempa,” kata ahli gempa ITB, Irwan Meilano, yang dihubungi, Minggu (13/12), di Jakarta.

Sejumlah poin penting diskusi pakar itu adalah penyebab rangkaian gempa di Jailolo diduga kenaikan tekanan di zona transisi kedalaman 5-15 kilometer bawah tanah akibat intrusi fluida. “Ini bisa menandai aktivitas magmatis gunung api,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diskusi itu menyimpulkan, kegempaan tidak terkait sesar aktif sekitar Halmahera meski pola arah kegempaan dikontrol kompresional tekanan tektonik.

Meski diduga terkait aktivitas vulkanik, belum dipastikan gunung yang akan terpicu. “Bisa gunung dekat sumber gempa seperti Jailolo, bisa tak terkait gunung tertentu,” kata Irwan.

_2865584267Pergerakan fluida pemicu gempa beruntun itu tidak selalu berakhir letusan gunung api besar. “Yellow Stone di Amerika Serikat pernah mengalami gempa swarm (gempa berfrekuensi banyak dalam waktu lama) seperti ini, tapi tak berakhir dengan letusan. Gempa bisa terkait sistem magmatik besar,” ujarnya.

Menurut Kepala Bidang Pemantauan Gunung Api PVMBG Gede Suantika, hasil diskusi gempa Jailolo baru tahap hipotesis ilmiah. Jadi, gempa di Jailolo bisa memengaruhi kenaikan aktivitas vulkanik satu atau sejumlah gunung api tipe A di Maluku Utara, seperti Dukono, dan Gamkonora, Gamalama, Kiebesi, serta 2 gunung tipe B, Jailolo dan Todako.

Pemantauan intensif
Maka dari itu, kini pemantauan intensif dilakukan pada gunung-gunung api di Maluku Utara. Semua gunung api tipe A itu terus dipantau secara visual dan instrumen kegempaan dari pos pengamatan gunung api.

“Untuk Gunung Jailolo dan Todako akan ada pemeriksaan lapangan lagi dalam waktu dekat. Kami juga akan menambah jaringan stasiun gempa vulkanik dan jaringan deformasi gunung api memakai GPS di semua gunung api itu,” kata Gede.

Data BMKG menunjukkan intensitas gempa di Jailolo menurun, tapi sulit diprediksi kapan berakhir. Hingga Sabtu (12/12), masih terjadi enam kali gempa. “Ada gempa swarm yang kurang sebulan selesai, ada yang sampai setahun. Untuk Jailolo, trennya segera berakhir,” kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami BMKG Daryono.

Meski sejumlah ahli menduga gempa terkait aktivitas vulkanik, Daryono meyakini, itu dibangkitkan aktivitas tektonik. “Gempa swarm Jailolo menyimpan banyak misteri sehingga perlu kolaborasi riset lembaga terkait dan akademisi,” ucapnya. (AIK)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Gempa Jailolo Terkait Aktivitas Vulkanik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB