Gangguan Asam Lambung Memicu Komplikasi Penyakit

- Editor

Senin, 3 September 2018 - 11:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tren kasus gastroesophageal reflux disease atau asam lambung ke kerongkongan di Indonesia meningkat akibat gaya hidup tidak sehat. Dalam jangka panjang, penyakit tersebut bisa memicu komplikasi penyakit di organ tubuh lain dan menurunkan produktivitas.

Konsultan gastroenterologi hepatologi Ari Fahrial Syam mengatakan, beberapa tahun terakhir angka penderita gastroesophageal reflux disease (GERD) meningkat. Berdasarkan riset, tahun 2006, angka kasus GERD mencapai 3,78 persen. Pada 2016, angkanya naik jadi 9,35 persen.

Penyakit GERD ialah naiknya asam lambung ke saluran kerongkongan. Itu terjadi karena berbagai faktor, antara lain produksi asam lambung berlebihan, pengosongan lambung lambat, dan katup bagian bawah kerongkongan tak berfungsi. Katup itu mencegah naiknya makanan atau asam di lambung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

YOLA SASTRA UNTUK KOMPAS–Pendiri dan pengurus Yayasan Gastroenterologi Indonesia atau YGI berfoto pada peluncuran YGI, Jumat (31/8/2018).

”Secara normal, asam lambung tak boleh balik arah (naik). Gejala dirasakan orang yang mengalami GERD ialah dada serasa terbakar dan mulut pahit,” ujar Ari dalam jumpa pers peresmian Yayasan Gastroenterologi Indonesia, Jumat (31/8/2018), di Jakarta.

Gaya hidup
Menurut Ari, GERD dipicu pola makan dan gaya hidup tak sehat. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji yang mengandung daging, cokelat, keju, lemak, ataupun makanan asin meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung. Faktor risiko lain adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obesitas, tidur telentang, dan stres.

Kebiasaan merokok, misalnya, bisa memicu kerusakan pada saluran kerongkongan (esofagus). Asap rokok tidak hanya masuk ke paru-paru, tetapi juga masuk ke lambung sehingga perut kembung. Kondisi ini bisa menyebabkan naiknya asam lambung.

Meski GERD tak membahayakan keselamatan jiwa, penyakit itu menurunkan kualitas hidup. Hal itu akan mengganggu seseorang dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Jika tak segera diatasi, GERD bisa menyebabkan berbagai komplikasi. Asam lambung yang naik mengiritasi dinding kerongkongan. Luka yang ditimbulkan lambat laun makin luas dan menyebabkan penyempitan kerongkongan bawah.

”Asam lambung naik akan menyebar ke bagian tubuh yang lain, seperti gigi, tenggorokan, pita suara, saluran pernapasan bawah, dan paru-paru,” ujarnya.

Produktivitas turun
Konsultan gastroenterologi hepatologi Agasjtya Wisjnu Wardhana menambahkan, penurunan kualitas hidup berdampak pada penurunan produktivitas seseorang. Pegawai yang terkena GERD tidak akan nyaman dalam bekerja sehingga produktivitasnya terhambat.

”Pada profesi tertentu yang krusial, seperti pilot, masalah kesehatan itu akan membahayakan keselamatan jika pada saat krusial GERD-nya kambuh,” katanya. Untuk itu, masyarakat diimbau menjaga pola makan dan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit itu. (YOLA SASTRA)–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 1 September 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB