Diduga Kuat Covid-19 Bisa Menular Melalui Udara

- Editor

Kamis, 9 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

WHO sedang mengkaji masukan sejumlah peneliti yang menyebutkan virus SARs-CoV-2, penyebab pandemi Covid-19, bisa menular melalui udara. Apabila benar, hal ini akan mengubah strategi dan protokol penanganan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui virus korona baru pemicu Covid-19 dapat disebarkan oleh partikel-partikel kecil yang melayang di udara. Namun, mereka masih akan mengumpulkan bukti lebih lanjut sebelum mengubah panduan penanganan Covid-19.

Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Supolo Sudoyo, di Jakarta, Rabu (8/7/2020), mengatakan agar Indonesia harus bersiap mengubah protokol penanganan. Ini apabila WHO pada akhirnya mengakui bahwa Covid-19 bisa ditularkan secara airborne, atau bisa ditularkan melalui udara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Pada akhirnya ini memang seperti avian flu yang juga airborne walaupun tetap dari tetesan dan aerosol. Yang membedakan dengan flu, Covid-19 kematiannya lebih tinggi,” katanya.

Risiko penularan Covid-19 melalui airborne ini bisa lebih tinggi bagi tenaga kesehatan dan laboran atau petugas laboratorium yang menganalisis spesimen. Menurut Herawati, sebagai langkah antisipatif, Eijkman sudah jauh hari menerapkan kehati-hatian dalam pemeriksaan spesimen SARS-CoV-2.

”SOP kami sudah untuk virus airborne. Karena itu, analisis spesimen dilakukan di ruang isolasi BSL3,” katanya.

Bukti penularan
Benedetta Allegranzi, Ketua Teknis untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi WHO, dalam konferensi pers pada Selasa (7/7/2020), di Geneva, mengakui adanya bukti-bukti penularan virus korona baru ini melalui udara. ”Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, pengaturan berventilasi buruk tidak dapat dikesampingkan,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyatakan, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan. ”Kami terus mendukung ini,” katanya.

Van Kerkhove, Ketua Tim Teknis Penanganan Pandemi Covid-19 WHO, mengatakan akan memublikasikan ringkasan ilmiah yang merangkum tingkat pengetahuan tentang cara penularan virus dalam beberapa hari mendatang. ”Paket intervensi yang komprehensif diperlukan untuk menghentikan transmisi,” katanya.

Sebelumnya, WHO bersikeras bahwa Covid-19 hanya ditularkan melalui tetesan yang dikeluarkan ketika orang batuk atau bersin. Karena tetesan dianggap tidak bertahan lama di udara dan akan jatuh ke permukaan, maka mencuci tangan telah menjadi langkah utama pencegahan yang dianjurkan.

Meskipun demikian, 239 ilmuwan dari 32 negara menentang hal ini. Mereka mengajukan bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2— penyebab penyakit Covid-19—juga bersifat airborne atau dapat menyebar di udara. Ketika orang berbicara atau bernapas, virus ini dapat ikut keluar dan mengapung berjam-jam di udara.

Pendapat para ahli ini ditulis dalam sebuah surat terbuka kepada WHO dan diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases pada Senin (6/7/2020). Dalam artikel disebutkan, studi virus lain sebelum pandemi telah ”menunjukkan tanpa keraguan” bahwa tetesan yang dikeluarkan oleh orang yang sakit dapat ”tetap tinggal di udara dan menimbulkan risiko pajanan pada jarak lebih dari 1 hingga 2 meter dari orang yang terinfeksi”.

Penelitian yang lebih baru juga menunjukkan bahwa hal yang sama berlaku untuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Dalam beberapa kasus yang dilaporkan, orang sakit setelah berada di ruangan yang sama dengan orang yang terinfeksi, bahkan jika mereka tidak memiliki kontak yang dekat atau berkelanjutan. Berdasarkan data ini, para ilmuwan ini mendesak WHO memperbarui panduannya.

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 8 Juli 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB