Catatan Iptek, El Nino

- Editor

Rabu, 19 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepak sayap kupu-kupu di belantara Brazil menghasilkan tornado di Texas

Edward Norton Lorenz (1917-2008),Ahli Matematika dan Meteorologi

Hari-hari ini, ketika kemarau terasa menyengat dan berkepanjangan, El Nino ditunjuk sebagai biang keladinya. Inilah gejala alam paling banyak dibahas karena dampaknya memang mencemaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

El Nino adalah suatu penyimpangan suhu laut berkala, yang ditandai dengan menghangatnya air Samudra Pasifik di kawasan lepas pantai Amerika Latin. Gejala itu umumnya berlangsung menjelang Natal sehingga masyarakat Peru, Ekuador, dan Bolivia menamainya El Nino, berarti anak laki-laki kecil karena mengingatkan pada kelahiran Kristus.

Seperti kepak sayap kupu di belantara Brasil, gejala berkala lokal itu berdampak global, termasuk Indonesia yang mengalami musim kemarau lebih kering dan lebih panjang apabila El Nino berlangsung. Interaksi samudra, atmosfer, dan daratan menciptakan kompleksitas yang menghasilkan angin, hujan, badai, dan akhirnya menentukan cuaca, iklim, dan musim di Bumi.

Di kawasan khatulistiwa, ada angin pasat yang mengalir dari timur ke barat sehingga juga mendorong air laut dari timur ke barat. Peristiwa pemindahan massa air laut itu umumnya berawal di wilayah pantai Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Bolivia, menuju wilayah Indonesia dan Filipina.

Di Indonesia yang disinari Matahari sepanjang tahun, air laut terpanasi. Tak heran jika Indonesia punya kumpulan air panas (warm water pool) terbesar di dunia (Earth Observatory, NASA). Terjadilah arus udara konveksi dengan penguapan intensif, membentuk banyak awan hujan sehingga kawasan Nusantara banyak menerima curah hujan. Itu apabila situasinya normal.

Adakalanya interaksi berbagai faktor melemahkan angin pasat, berganti angin lain yang berlawanan arah. Akibatnya, kumpulan air panas di sekitar Indonesia berbalik ke Samudra Pasifik. Apabila anginnya kuat, arus panas ini sampai Peru dan sekitarnya. Inilah yang menghasilkan fenomena El Nino.

Kehadiran El Nino berdampak pada penurunan produksi ikan karena menggagalkan proses upwelling, yaitu naiknya lapisan air laut yang dingin dan kaya makanan untuk ikan, menggantikan air laut di permukaan yang dipindahkan angin ke arah barat. Bahkan, arus balik dari khatulistiwa tak jarang membawa massa yang amat besar, membanjiri pesisir barat kawasan Amerika Latin (Earth Guide, UCSD).

Sebaliknya, di belahan dunia lain, seperti Filipina, Indonesia, Australia, Amerika Serikat, dan Kanada, terjadi kekeringan. Dampak El Nino 1982/1983 di AS dan Kanada menyusutkan produksi pangan dan memengaruhi ketersediaan pangan dunia.

Di Indonesia, musim kering yang berkepanjangan memicu kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, mengeringkan waduk-waduk irigasi di Jawa, dan menurunkan produksi pertanian di berbagai wilayah.

Mengutip Climate Prediction Center AS, Supari sebagai analis di Kedeputian Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam situs resmi BMKG menyebutkan, sejak 1950 telah terjadi setidaknya 22 kali fenomena El Nino. Enam di antaranya berlangsung dengan intensitas kuat, yaitu 1957/1958, 1965/1966, 1972/1973, 1982/1983, 1987/1988.

Untuk tahun 2015, BMKG memprakirakan kondisi El Nino normal sampai sedang hingga Agustus ini. Indikasinya, Indeks Dipole Mode normal dan anomali suhu muka laut di Indonesia normal sampai hangat. Menurut para ahli , ada empat faktor yang bisa menjadi indikator kehadiran El Nino, yaitu arus angin di Samudra Pasifik, perubahan arus laut, Indeks Osilasi Selatan, dan pola sirkulasi udara Walker.

Namun, kemampuan memprakirakan El Nino perlu dibarengi dengan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi dampak El Nino agar tidak terlalu parah. Petani tentu saja harus diprioritaskan.–AGNES ARISTIARINI
————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2015, di halaman 14 dengan judul “El Nino”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB