Bersepeda Tak Picu Disfungsi Ereksi dan Infertilitas

- Editor

Sabtu, 20 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banyak pesepeda pria khawatir duduk lama di sadel sempit bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan ketidaksuburan. Penelitian di Journal of Men’s Health yang menyurvei 5.200 pesepeda pria pada 2012-2013 membantah hal itu. Bersepeda lebih dari 8,5 jam per minggu tak meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan ketidaksuburan dibandingkan yang bersepeda kurang dari 3,75 jam per minggu.

Namun, penelitian sama menunjukkan, 3,5 persen pria yang lebih banyak bersepeda lebih mungkin terdiagnosis kanker prostat dibandingkan lainnya. Kepala Bagian Urologi Rumah Sakit Lenox Hill, New York, Amerika Serikat, David Samadi kepada Livescience, Kamis (18/9), mengatakan, temuan itu tak menunjukkan sebab-akibat makin sering bersepeda kian meningkatkan risiko kanker prostat. Tekanan sadel pada kelenjar prostat melalui perineum (daerah antara anus dan skrotum) akan meningkatkan kadar antigen prostat-spesifik dalam darah. Enzim itu muncul dalam konsentrasi lebih tinggi pada penderita kanker prostat. Para pesepeda lebih mudah terdeteksi kanker prostat. Bagaimanapun, manfaat bersepeda lebih besar daripada dampaknya. (LIVESCIENCE/MZW)
————————
Pertarungan Penyebab Utama Kematian Simpanse

Selama ini manusia dianggap penyebab utama kematian simpanse. Studi 30 ilmuwan pada jurnal Nature menunjukkan, kematian simpanse banyak karena pertarungan mematikan dari koloni berbeda. Simpanse adalah satu-satunya primata selain manusia yang bisa mengeroyok rekannya hingga mati. ”Itu adalah perilaku alami simpanse, bukan akibat gangguan atau intervensi (dari luar simpanse),” kata Susanne Shultz, ahli biologi evolusi Universitas Manchester, Inggris, kepada BBC, Kamis (18/9). Studi dilakukan dengan menggabungkan 426 pengamatan di 18 koloni simpanse selama beberapa tahun. Hasilnya, ada 152 pembunuhan simpanse, 58 di antaranya langsung diamati peneliti, sisanya berdasarkan analisis. Untuk menjaga wilayah koloni, sekelompok simpanse jantan akan berpatroli hingga perbatasan teritorial. Saat kelompok simpanse jantan bertemu simpanse tunggal dari koloni lain, pembunuhan akan terjadi. Pembunuhan pesaing itu akan meningkatkan akses kelompok simpanse jantan terhadap sumber daya dan teritorial sekitarnya. (BBC/MZW)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sumber: Kompas, 20 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 63 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB