Beban Penyakit Tropis Masih Tinggi

- Editor

Kamis, 6 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beban penyakit tropis di sejumlah negara, termasuk Indonesia, masih tinggi. Bahkan, pneumonia atau radang paru dan diare termasuk penyebab utama kematian pada anak-anak balita. Namun, penanggulangan sejumlah penyakit infeksi di daerah tropis itu dinilai belum optimal.

Hal itu mengemuka pada pembukaan Kongres Internasional Ilmu Kesehatan Anak Bidang Penyakit Tropis (The International Congress of Tropical Pediatrics/ICTP) ke-11, Sabtu (5/8), di Yogyakarta. Acara dihadiri lebih dari 500 ilmuwan, praktisi, pakar kesehatan, dan dokter spesialis anak, terutama di bidang infeksi dan penyakit tropis, dari 19 negara

Beberapa penyakit menular di area tropis meliputi dengue, polio, zika, demam tifoid, tuberkulosis, japanese encephalitis, pneumonia, influenza, rotavirus, dan rabies.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Di antara penyakit-penyakit tropis, beban penyakit pneumonia, diare, dan tuberkulosis pada anak termasuk tinggi dan menjadi penyebab utama kematian pada anak balita,” ujar Ketua ICTP Prof Sri Rezeki S Hadinegoro, kemarin saat pembukaan ICTP bertema “Tantangan Global Intervensi untuk Menurunkan Angka Penyakit Tropis yang Terabaikan: Perbaikan Kualitas Generasi Baru”.

Menurut Penasihat Regional Bidang Kesehatan Bayi Baru Lahir, Anak, dan Remaja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Asia Tenggara Rajesh Mehta, angka kematian pada anak masih tinggi. Ada 1,55 juta anak balita di Asia Tenggara yang meninggal atau 25 persen dari jumlah total kematian pada anak balita secara global. “Penurunan angka kematian pada balita termasuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Perluas intervensi
Angka kematian pada anak balita ini seharusnya bisa ditekan dengan memperluas cakupan intervensi dan penanganan terintegrasi pneumonia, diare, dan penyakit infeksi lain, seperti malaria, dengue, dan tuberkulosis.

“Salah satu upaya mencegah angka kematian pada anak balita adalah imunisasi, termasuk dengan beberapa vaksin baru, seperti HiB (haemophilus influenza tipe B), vaksin pneumokokus atau PVC untuk mencegah pneumonia dan meningitis, vaksin rotavirus dan rubela,” ucap Rajesh. Vaksin rubela kini masuk program imunisasi di India, Indonesia, Myanmar, Nepal, dan Timor Leste.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (PPP) Kementerian Kesehatan M Subuh dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Ditjen PPP Kemenkes Asjikin Iman Hidayat menyatakan, penanggulangan penyakit tropis terkendala kondisi geografis, sosial dan ekonomi masyarakat, dan sumber daya bidang kesehatan terbatas.

“Imunisasi adalah intervensi kesehatan masyarakat dengan biaya paling efektif untuk mengatasi penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi,” kata Asjikin. Ada beberapa jenis vaksin yang masuk program imunisasi rutin, antara lain BCG, polio, HiB, hepatitis B, dan antigen campak. Kini beberapa vaksin baru dikenalkan, yakni vaksin human papilloma virus (HPV), dan measles dan rubela (MR).

Asjikin menambahkan, pemerintah berencana mengenalkan beberapa jenis imunisasi baru dalam waktu dekat. Selain vaksinasi japanese encephalitis, pemerintah juga akan mengenalkan vaksin rotavirus dan dengue. (EVY)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Agustus 2017, di halaman 5 dengan judul “Beban Penyakit Tropis Masih Tinggi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB