Racun Siput Kerucut dari Insulin

- Editor

Kamis, 29 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peneliti menemukan dua jenis siput kerucut (cone snail/cone shell) yang memanfaatkan insulinnya sebagai senjata.


Siput Conus geographus dan Conus tulipa melepaskan hormon insulin yang menyebabkan kadar gula darah tubuh mangsanya turun drastis. Tembakan aliran insulin itu memasuki insang yang dipenuhi pembuluh darah dan mengikuti peredaran darah mangsa. Itu menyebabkan ikan kolaps dan tak punya energi untuk melarikan diri. Lalu siput kerucut memakan mangsanya hidup-hidup menggunakan mulutnya yang besar. ”Mekanisme yang unik. Predator mengincar metabolisme mangsanya,” kata Helena Safavi, asisten guru besar peneliti biologi pada University of Utah, Amerika Serikat, kepada Livescience, 23 Januari 2015. Ia bersama koleganya menemukan ”senjata insulin” itu saat meneliti kandungan racun dari berbagai jenis siput kerucut. Secara umum, sekitar 100 spesies siput kerucut yang memiliki ukuran 15 sentimeter itu menggunakan racun kompleks untuk melumpuhkan mangsa. Racun dari salah satu jenis siput kerucut, Conus magus, telah dimanfaatkan di dunia medis sebagai pengurang rasa sakit yang 1.000 kali lebih berkhasiat dibanding morfin. Hormon insulin diperlukan tubuh untuk menjaga kadar gula darah stabil. Pada manusia, hormon itu dihasilkan organ pankreas. Namun, pada siput kerucut, hormon insulin dihasilkan dari sel neuroendocrine, seperti sel saraf. Pada kedua spesies itu, insulin disimpan di kelenjar bisa. (ICH)

Sumber: Kompas, 29 Januari 2015

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB