Saingi Zoom, Google Gratiskan Meet

- Editor

Sabtu, 2 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama ini, siapapun yang memiliki akun Google dapat berpartisipasi dengan gratis dalam konferensi melalui Meet, namun hanya pengguna berbayar yang dapat menggelar konferensi tersebut. Kini Google menggratiskan Meet.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Kebijakan belajar di rumah yang ditetapkan pemerintah terkait wabah covid-19 dimanfaatkan SD Al Azhar 15 Pamulang, Tangerang Selatan, Banten untuk menggelar kegiatan belajar mengajar secara daring, Selasa (17/3/2020). Para siswa dan guru memanfaatkan aplikasi Google Classroom untuk ruang belajar dan Zoom Cloud Meeting untuk teleconference. Perkembangan teknologi dimanfaatkan pihak sekolah untuk menyiasati keadaan yang tak diduga seperti wabah covid-19. Pembelajaran dimulai sejak pukul 07.30 hingga 13.30.

Raksasa teknologi Google memutuskan untuk menggratiskan layanan video konferensi premiumnya, Meet, mulai pekan depan. Durasi konferensi gratis akan dibatasi selama 60 menit saja

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selama ini, siapapun yang memiliki akun Google memang dapat berpartisipasi dengan gratis dalam konferensi melalui Meet, namun hanya pengguna berbayar yang dapat menggelar konferensi tersebut. Ini artinya, pemegang akun Google akan dapat memulai rapat digital secara gratis dan tanpa batasan durasi waktu.

Kendati demikian, mulai 30 September 2020 kelak, durasi konferensi gratis akan dibatasi hanya 60 menit dan maksimal 100 partisipan. Durasi ini artinya lebih panjang dibandingkan tawaran Zoom yang membatasi konferensi gratis dengan durasi 40 menit.

Vice President G Suite Google Javier Soltero, pada Rabu (29/4/2020) petang waktu Indonesia mengatakan bahwa Google akan membuka akses gratis ini secara gradual mulai awal Mei 2020 ini.

Jadi, tidak seluruh pengguna dapat langsung menggunakan fitur gratis ini. Anda yang tertarik dapat mendaftarkan diri di laman ini untuk mendapatkan informasi kapan akun Anda bisa menikmati fitur ini.

PIPPA FOWLES / 10 DOWNING STREET / AFP–Foto yang dikirimkan oleh kantor staf Perdana Menteri Inggris pada 31 Maret 2020 menunjukkan bahwa PM Boris Johnson melakukan rapat dengan menteri kebinetnya melalui aplikasi Zoom.

Soltero mengatakan, jumlah penggunaan layanan Meet meningkat drastis. Sejak Januari, penggunaan Meet tercatat naik hingga 30 kali lipat. Pada April ini, Meet tercatat telah menyelenggarakan secara total 3 miliar menit video konferensi di seluruh dunia. Jumlah pengguna harian pun bertambah sekitar 3 juta orang per hari. Dan pada pekan lalu, jumlah pengguna harian Meet menembus angka 100 juta.

Tidak dapat dimungkiri bahwa Covid-19 dan pembatasan sosial sebagai langkah intervensinya membuat layanan konferensi video menjadi semakin dibutuhkan masyarakat. Hal ini lah yang mendorong Google untuk menggratiskan Meet.

“Dengan Covid-19, konferensi video kian menjadi layanan yang esensial. Kami memutuskan untuk mengambil kebijakan ini melihat krisi yang terjadi dan adanya kebutuhan masyarakat yang besar,” kata Director of Product Management Google Cloud Smita Hashim mengatakan kepada Techcrunch.

Keamanan jadi fokus
Soltero memastikan keamanan akan menjadi prioritas utama Meet. Ia mengatakan, sejumlah fitur keamanan akan diaktifkan secara default. Fitur-fitur ini antara lain adalah Meet tidak memperbolehkan akun anonim tanpa akun Google untuk bergabung ke dalam konferensi.

Lalu, kode Meet yang menjadi alamat konferensi memiliki rumus kompleks, sehingga secara praktis tidak bisa ditebak. Apabila digunakan melalui komputer, Meet tidak membutuhkan aplikasi khusus, cukup melalui perambah (browser). Dengan ini, diyakini keamanan lebih terjaga.

“Dan data konferensi Meet tidak akan digunakan untuk iklan. Kami tidak akan menjual data Anda ke pihak ketiga,” kata Soltero.

Keamanan memang menjadi perhatian utama produsen layanan video konferensi. Hal ini pasca Zoom, salah satu aplikasi terpopuler, mendapat banyak komplain karena berbagai persoalan keamanan.

Zoom vs zoombombing
Salah satu praktek gangguan keamanan yang sering terjadi adalah “zoombombing”—ketika seseorang “menyelonong” masuk ke dalam ruang konferensi. Dengan Zoom, pengguna memang cukup mengklik sebuah tautan untuk masuk ke dalam ruang konferensi.

Sebetulnya ada fungsi “Waiting Room” atau ruang tunggu, yang memungkinkan tuan rumah memastikan siapa yang diperbolehkan masuk. Namun ini tidak diaktifkan secara default. Tuan rumah harus mengaktifkan fitur ini terlebih dahulu.

Pada beberapa waktu lalu Zoom juga disebut memberikan data pengguna tanpa izin kepada perusahaan lain. Pada akhir Maret lalu Zoom mengatakan kode program tersebut sudah dihilangkan dari dalam aplikasinya.

Beberapa instansi pemerintahan pun memilih untuk melarang pegawainya menggunakan Zoom. Pemerintah Singapura pada pertengahan April kemarin melarang sekolah untuk menggunakan Zoom untuk media kelas daring.

Reuters melaporkan Kementerian Luar Negeri Jerman hanya memperbolehkan penggunaan Zoom hanya untuk urusan pribadi dan darurat. Pemerintah Taiwan juga diketahui melarang penggunaan Zoom.

Menghadapi hal ini, pada pekan lalu, para petinggi Zoom, termasuk pendiri dan CEO Zoom Eric Yuan melayangkan surat kepada seluruh kliennya untuk memastikan bahwa pihaknya terus meningkatkan fitur keamanan Zoom.

Aplikasi Zoom versi 5.0 kini sudah dirilis pada Senin (27/4/2020) kemarin. Fitur-fitur keamanan yang dalam versi 5.0 dianggap akan menutup celah-celah yang ada pada versi sebelumnya.

CORY DOCTOROW—Edward Snowden berbicara dengan aktivis dan jurnalis teknologi Kanada Cory Doctorow dalam foto yang diunggah pada 17 April 2017.

Pilihan Snowden
Di sisi lain, juga ada Jitsi, layanan video konferensi gratis dan open-source yang dikembangkan oleh perusahaan induknya, 8×8.

Dengan Jitsi, konferensi tidak berjalan di dalam server milik 8×8, namun langsung dalam komputer pengguna. Hal ini berarti 8×8 tidak memiliki akses terhadap isi konferensi.

Selain itu, open-source berarti publik dapat memeriksa sendiri “jeroan” Jitsi dan memastikan tidak ada backdoor atau ‘pintu belakang’ yang dapat menjadi celah keamanan.

“Anda tidak perlu pasrah dan percaya terhadap kami. Anda bisa memeriksanya sendiri,” kata Emil Ivov, kreator Jitsi kepada majalah Wired, pekan lalu. Kini, Jitsi telah digunakan di 168 negara dan digunakan lebih dari 18 juta pengguna harian.

Juga perlu diketahui, Jitsi menjadi aplikasi konferensi video yang digunakan oleh whistleblower ternama Edward Snowden. Aksi Snowden untuk membocorkan program mata-mata milik Pemerintah AS menjadi pemicu diskursus antara keamanan nasional dan privasi individu.

Oleh SATRIO PANGARSO WISANGGENI

Editor KHAERUDIN KHAERUDIN

Sumber: Kompas, 30 April 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB