Konsentrasi CO2 Tertinggi dalam 3 Juta Tahun

- Editor

Rabu, 4 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Konsentrasi karbon dioksida di Bumi saat ini telah sangat tinggi, bahkan tertinggi sejak 3-5 juta tahun terakhir. Ini berarti pemanasan global akan lebih parah dan perubahan iklim akan lebih jelas, memicu kenaikan suhu, cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan laut.

IMG_20191203_205732.jpg–Kesenjangan antara target penurunan emisi dan realitasnya semakin melebar. Dengan Kesepakatan Paris, fokus kesenjangan penilaian bergeser dari 2020 ke 2030 sebagai target tahun baru dan mulai memasukkan batas kenaikan suhu global 1,5 derajat celsius (sumber: UNEP).

Buletin Gas Rumah Kaca dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang dirilis pada 25 November 2019 menyebutkan, konsentrasi karbon dioksida rata-rata global mencapai 407,8 bagian per juta (ppm) pada 2018, naik dari 405,5 ppm pada 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Perlu diingat bahwa terakhir kali Bumi mengalami konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang sebanding saat ini adalah 3-5 juta tahun yang lalu. Saat itu, suhu Bumi lebih hangat 2-3 derajat celsius dan permukaan laut 10-20 meter lebih tinggi dari sekarang,” kata Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO.

Konsentrasi CO2 mulai melewati ambang batas 400 ppm pada 2015. Sejak itu, konsentrasinya terus meningkat. Gas CO2 menyumbang sekitar 80 persen penyebab gas rumah kaca (GRK) yang memerangkap panas dan menyebabkan pemanasan global.

Padahal, karbon dioksida bisa bertahan lama di atmosfir sehingga, sekalipun emisi bisa dikurangi, dampak gas rumah kaca akan bertahan hingga bertahun-tahun kemudian. Jadi, upaya penurunan emisi saat ini hanya bisa menahan laju pemanasan global tidak bertambah cepat, tetapi tidak bisa menghentikan perubahan iklim.

Apalagi, menurut data WMO, hingga saat ini tidak ada tanda-tanda perlambatan, apalagi penurunan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terlepas dari semua komitmen berdasarkan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Laporan Kesenjangan Emisi 2019 oleh United in Science untuk KTT Aksi Iklim Sekretaris Jenderal PBB menunjukkan, emisi gas rumah kaca terus meningkat dan semakin senjang antara target yang disepakati untuk mengatasi pemanasan global dan kenyataan aktual.

”Temuan buletin Gas Rumah Kaca WMO dan Laporan Kesenjangan Emisi UNEP menunjukkan kepada kita arah yang jelas, dalam periode kritis ini, dunia harus memberikan tindakan nyata terhadap peningkatan emisi,” kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP). ”Kita menghadapi pilihan yang jelas: menggerakkan transformasi radikal yang kita butuhkan sekarang atau menghadapi konsekuensi dari planet yang secara radikal diubah oleh perubahan iklim.”

Oleh AHMAD ARIF

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 2 Desember 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB