Habitat Kura-kura Leher Ular Rote Dipulihkan

- Editor

Jumat, 12 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penetapan kawasan ekosistem esensial lahan basah sebagai habitat kura-kura leher ular rote di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, diapresiasi. Hal ini diharapkan menjadi titik tolak pemulihan habitat dan populasi reptil langka dan dilindungi tersebut di ekosistem aslinya.

Kawasan ekosistem esensial (KEE) lahan basah tersebut ditetapkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 18 Juni 2019. Kawasan itu meliputi Danau Peto, Lendoen, dan Ledulu yang menjadi habitat asli kura-kura leher ular rote (Chelodina mccordi).

WCS-IP/MASLIM AS-SINGKILY–Kura-kura Leher Ular Rote

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Penerbitan SK tersebut merefleksikan komitmen dan keseriusan pemda untuk melindungi kura-kura leher ular rote yang saat ini tidak dapat ditemukan lagi di berbagai ekosistem perairan Pulau Rote, yang menjadi habitat alami satwa endemik dan ikonik pulau itu,” kata Noviar Andayani, Direktur World Conservation Society (WCS) Program Indonesia, Kamis (11/7/2019), di Bogor, dalam siaran pers.

Sebagai habitat terakhir yang masih layak, penetapan ketiga danau di Kabupaten Rote Ndao sebagai KEE dinilainya sebagai upaya yang sangat baik yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT dalam melindungi habitat terakhir kura-kura rote.

Selain itu, ia mengapresiasi upaya penyelamatan kura-kura leher ular rote yang juga dilakukan bersama-sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kupang, serta Dinas Lingkungan Hidup NTT.

Noviar menegaskan, WCS Program Indonesia sebagai mitra siap mendukung BBKSDA dan Pemprov NTT membawa pulang kura-kura leher ular rote yang berada di lembaga ex situ (di luar habitatnya) di luar negeri untuk menjadi populasi tangkar yang siap direintroduksi ke Pulau Rote. Ia berharap komitmen dan upaya ini didukung semua pihak, terutama masyarakat sekitar habitat kura-kura leher ular yang menjadi pemangku terpenting dalam upaya pemulihan satwa itu di alam.

Berbarengan dalam perlindungan spesies tersebut, upaya ini pun diyakini membawa manfaat pelestarian sumber air di danau dan sekitarnya yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat Rote Ndao.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT Ferdy J Kapitan menyatakan, penetapan KEE ini merupakan wujud dari komitmen pemda untuk menjaga dan melestarikan kekayaan alam. Harapan lebih lanjut, pelestarian tersebut memberi dampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan ekosistem hewan langka ini sebagai salah satu destinasi wisata baru di NTT.

–Rekam Jejak Perlindungan Kura-kura Leher Ular Rote di Indonesia

Pengelolaan KEE lahan basah ini akan dilaksanakan secara intensif berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, perguruan tinggi, masyarakat setempat, WCS, dan instansi terkait lainnya.

”Bagi kami, menjaga dan melestarikan kura-kura leher ular rote yang merupakan spesies endemik ini tidak hanya sebuah kewajiban atau keharusan, tetapi menjadi suatu kebutuhan yang akan terus berlangsung dari generasi ke generasi, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” katanya.

Sementara Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara menyampaikan bahwa kura-kura leher ular rote merupakan satwa endemik Rote yang keberadaannya kini sudah sulit di alam. Spesies ini telah dilindungi sejak tahun 2018 berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 106.

”Penerbitan SK Gubernur Nomor 204 Tahun 2019 (terkait penetapan KEE lahan basah) merupakan hal yang luar biasa. Kami sangat berterima kasih. Ini merupakan jembatan dalam pengelolaan habitat kura-kura leher ular rote yang harus dilakukan secara terintegrasi antara berbagai pemangku kepentingan. Dengan adanya SK ini, semua pihak harus bekerja bersama-sama demi kelestarian kura-kura leher ular rote,” katanya.

DOK WCS-IP–Danau Lendoen sebagai salah satu danau yang menjadi bagian dari kawasan ekosistem esensial Pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

Reintroduksi kura-kura
Menurut Timbul, BBKSDA dan Balitbang LHK Kupang didukung oleh WCS Program Indonesia dan Wildlife Reserves Singapore (WRS) telah mulai menginisiasi program reintroduksi kura-kura leher ular rote sejak 2016. WRS telah berkontribusi untuk meningkatkan populasi kura-kura leher ular rote melalui program pembiakan agar dapat direpatriasi dan diintroduksi kembali ke Pulau Rote.

Penetapan KEE ini merupakan awal dan batu loncatan bagi upaya pemulihan kembali populasi kura-kura Rote di alam. Masih diperlukan upaya-upaya konkret dan berkesinambungan untuk dapat mencapai ini. Komitmen pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan menunjukkan masa depan yang baru bagi kura-kura endemik Rote ini.

KEE merupakan ekosistem di luar kawasan hutan ataupun hutan konservasi yang mempunyai nilai penting secara ekologis. Keberadaannya menunjang kelangsungan kehidupan melalui upaya konservasi keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi.

KEE lahan basah NTT menjadi habitat alami bagi kura-kura leher ular rote, satu dari 32 spesies kura-kura di Indonesia yang masuk dalam daftar 25 kura-kura paling langka di dunia (Turtle Conservation Coalition, 2018). IUCN sejak tahun 2018 telah menetapkan populasi Chelodina mccordi di Pulau Rote dengan status sangat terancam punah-kemungkinan punah di alam.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 12 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB