Tesla Roadster, Mobil Pengelana Antariksa

- Editor

Selasa, 13 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berbagai potensi kegagalan yang menyertai peluncuran perdana roket Falcon Heavy membuat dan membawa muatan satelit atau wahana lain tidak menjadi pilihan. Karena itu, Pemimpin Eksekutif Tertinggi SpaceX Elon Musk menempatkan mobil Tesla Roadster warna merah ceri sebagai muatan ujinya.

”SpaceX mengirimkan sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang membuat kami bisa merasakan sensasi berbeda,” katanya seperti dikutip space.com, Senin (5/2). Tesla Roadster adalah mobil listrik produksi Tesla Motors, perusahaan milik Elon lainnya.

Menjadikan mobil sebagai muatan uji atau simulator massa sebenarnya tidak lazim. Biasanya, simulator massa yang digunakan adalah balok besi, baja atau beton. Bahkan, roket Saturn V menggunakan ribuan liter air sebagai simulator massanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Simulator massa itu diperlukan guna mengetahui sikap roket sebenarnya dengan muatan yang terkalibrasi dan terdistribusi beratnya pada uji coba peluncuran roket,” kata Wicak Soegijoko, praktisi industri satelit Indonesia yang pernah bekerja di produsen satelit Palapa, Hughes Space and Communications, AS, di Jakarta, Senin (12/2).

Tesla Roadster menjadi mobil pertama yang dirancang untuk Bumi dan dikirim ke luar angkasa. Namun, Tesla Roadster menjadi mobil keempat yang mengangkasa.

Ketiga mobil sebelumnya dikirim dalam misi Apollo ke Bulan pada hampir 50 tahun lalu. Kendaraan yang dibuat Boeing dan General Motors itu dinamai Kendaraan Penjelajah Bulan (Lunar Roving Vehicle) dengan maksud untuk memberi landasan yang lebih luas bagi antariksawan yang mendarat di Bulan.

Meski memberi sensasi berbeda, apalagi mobil tersebut disertai Starman, maneken berbaju luar angkasa, banyak yang menilai tindakan itu sebagai kesia-siaan karena hanya akan menambah sampah antariksa. Selain itu, harga mobil yang mencapai 250.000 dollar AS Rp 3,375 miliar dinilai hanya buang-buang uang. (MZW)

Sumber: Kompas, 13 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB