Plagiat Tak Ditoleransi

- Editor

Jumat, 21 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diduga Terjadi Malaadministrasi Terkait Pelantikan Rektor
Plagiarisme dapat digolongkan tindakan paling tidak jujur dalam dunia akademik. Plagiat merupakan bentuk pengambilan hak orang lain yang tidak bisa ditoleransi. Kesalahan dalam teknis penulisan masih dianggap wajar, tetapi jangan sampai merusak prinsip kejujuran dan sendi-sendi ilmu pengetahuan.

Guru Besar (Emeritus) Universitas Pendidikan Indonesia Said Hamid Hasan mengatakan, karya ilmiah dengan sendirinya mempertaruhkan reputasi akademik seseorang. “Jika sampai si pembuat karya ilmiah itu terbukti melakukan penjiplakan, sanksinya dapat berwujud pencabutan gelar akademik sekalipun yang bersangkutan sudah meninggal,” ujar Said Hamid ketika dihubungi di Bandung, Kamis (20/7).

Hamid dimintai pandangannya berkaitan dengan temuan Ombudsman RI tentang dugaan plagiarisme yang melibatkan seorang rektor perguruan tinggi negeri di Kendari, Sulawesi Tenggara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin, Komisioner Ombudsman RI Laode Ida mengungkapkan, temuan kasus plagiasi diduga dilakukan Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) MZF. Yang bersangkutan diduga melakukan plagiasi pada tiga tulisannya dalam beberapa jurnal internasional.

Menurut Laode, ada sembilan tulisan yang sudah diperiksa. Dari sembilan itu, ada tiga karya yang 100 persen jiplakan. “Kami telah memeriksa dan membuktikannya. Laporan ini kami dapat dari 30 guru besar dan pendidik di universitas tersebut,” katanya.

Sebelumnya, Ombudsman telah menyarankan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi membentuk tim investigasi. Hal itu dilakukan karena terdapat sekitar 30 guru besar dan dosen pengajar di universitas tersebut yang melaporkan adanya dugaan plagiarisme pada tulisan rektor mereka. Saat itu MZF baru saja terpilih menjadi Rektor UHO.

“Kami meminta kementerian dan kampus memilih ulang rektor. Hal itu tidak langsung dipenuhi karena kementerian melakukan investigasi kembali,” ungkap Laode.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Gufron Mukti mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi terhadap dugaan plagiat. Hasilnya tidak ditemukan adanya unsur plagiat.

“Dinilai plagiat karena penulis menjadikan tulisan sebelumnya sebagai referensi atau rujukan. Tulisan yang diambil merupakan tuisan yang lebih resmi dan tingkatnya lebih tinggi,” kata Gufron.

Dugaan malaadministrasi
Hasil investigasi telah dipublikasi di media oleh kementerian. Namun, Ombudsman menilai kementerian telah melakukan malaadministrasi karena membiarkan pendidik yang melakukan plagiat menjadi rektor.

Laode menambahkan, plagiasi yang diduga dilakukan Rektor UHO merupakan pelanggaran Pasal 44 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Rektor juga diduga melanggar Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

“Ini dugaan malaadministrasi. Kami akan surati dan buat rekomendasi kepada kementerian. Ini harus jadi perhatian bersama,” ungkap Laode.

Menanggapi hal itu, MZF yang dihubungi di Kendari membantah dirinya melakukan aksi plagiat seperti yang dituduhkan Ombudsman. Ia menyatakan, dirinya benar-benar telah melakukan penelitian sesuai dengan hasil tulisan pada jurnal tersebut.

“Sebelum naik ke jurnal pastinya ada pemeriksaan pada artikel saya. Lagipula ada pemeriksaan dari tim kementerian dan hasilnya tidak ada plagiat,” katanya.

Kasus di UHO menambah panjang daftar kasus penjiplakan karya ilmiah di dunia akademik Indonesia.

Tahun 2010, kasus serupa diduga dilakukan seorang guru besar dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, yang berujung pada pengunduran diri yang bersangkutan sebagai dosen di kampus tersebut (Kompas, 18/02/2010). (IDO)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juli 2017, di halaman 12 dengan judul “Plagiat Tak Ditoleransi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB