Bahasa Inggris; Sesuaikan Materi Pelajaran dengan Kebutuhan Lokal

- Editor

Rabu, 16 November 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembelajaran bahasa inggris di sekolah hendaknya memperhatikan kebutuhan mendasar dari tiap-tiap daerah. Jangan sampai pelajaran bahasa internasional tersebut terpaku pada prestise kemampuan berbicara penuturnya, tetapi tidak berpijak pada pembentukan karakter bangsa.

Hal ini mengemuka dalam diskusi “Ideologi Berbahasa: Permasalahan Pengajaran Bahasa Inggris di Dalam Konteks Indonesia” di Jakarta, Jumat (11/11). Dosen Linguistik Terapan Universitas Katolik Atma Jaya Christine Manara saat itu menyebutkan, dalam beberapa kasus, orangtua menganggap kemampuan berbahasa Inggris merupakan bekal mendasar agar anak mereka bisa bersaing dalam tataran global.

“Namun, pada saat yang sama, orangtua cemas anaknya kehilangan akar budaya keindonesiaan kalau dibiasakan berbahasa Inggris,” ujar Manara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Manara, tak patut memukul rata keseluruhan siswa di Indonesia. Anak-anak Indonesia membutuhkan bahasa Inggris pada level yang berbeda-beda,” tuturnya.

Gengsi
Pengajar linguistik dari Universitas Houston, Amerika Serikat, Lauren Zentz, dalam forum itu mengemukakan, penduduk dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris kerap menyamakan bahasa Inggris dengan gengsi. Orang-orang yang memasukkan istilah bahasa Inggris di dalam percakapan sehari-hari dipandang lebih pandai.

Hal tersebut menjadi persoalan tersendiri dalam penyusunan kurikulum. Jam mata pelajaran bahasa Inggris dikurangi agar tidak mengikis rasa nasionalisme siswa. “Dalam Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 sudah ditegaskan bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu pengantar ilmiah bagi istilah-istilah yang belum ada padanan ataupun serapan dalam bahasa Indonesia,” ujar Zentz.

Ia menambahkan, makna dan fungsi bahasa Inggris sebenarnya melampaui negara asal. Bahasa Inggris lintas budaya hendaknya menanamkan sisi pemahaman, bukan pada pelafalan berdasarkan negara tertentu,” ucapnya.

Hal itu, menurut dia, membuka ruang pengajaran bahasa Inggris lebih luwes dan bisa disisipi nilai-nilai budaya lokal sehingga tidak menjadi ancaman bagi nasionalisme.

Zentz juga menekankan pentingnya pembelajaran kesusastraan pada bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sebab, belajar bahasa-sastra tidak hanya dengan menghafal kosakata dan tata bahasa, tetapi juga membangun rasa serta sistematika berpikir yang baik. “Tanpa menekankan sistematika berpikir yang baik, kita akan menghasilkan generasi yang lancar berbicara bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris, tetapi tidak bisa menganalisis, apalagi menulis dengan logis,” ujar Zentz. (DNE)
———
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 November 2016, di halaman 12 dengan judul “Sesuaikan Materi Pelajaran dengan Kebutuhan Lokal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB