Penurunan Terbesar Nilai Ujian Nasional SMP Terjadi pada Pelajaran Matematika
Nilai ujian nasional SMP/MTs tahun ini turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tengah penurunan nilai hasil ujian nasional yang berlangsung pada 9-12 Mei lalu itu, nilai indeks integritas justru memperlihatkan peningkatan.
Fenomena penurunan nilai ujian nasional (UN) juga terjadi di tingkat SMA/SMK sederajat. UN SMA/SMK sederajat berlangsung pada April silam. “Nilai UN mulai menggambarkan realitas yang sesungguhnya. Indeks integritas yang naik mendorong nilai UN terkoreksi signifikan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Jumat (10/6), di Jakarta.
Dengan pelaksanaan UN yang kian jujur, menurut dia, pemetaan pencapaian pendidikan nasional bisa dilakukan dengan semakin tepat. Informasi yang sesuai kondisi riil ini akan digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mengoptimalkan pembinaan sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Anies, rerata UN SMP/MTs tahun ini turun 1,5-4 poin. Pada 2016, nilai rerata UN SMP secara nasional 58,57. Pada tahun lalu, nilai rerata UN SMP 62,18.
Di MTs, rerata UN tahun ini 59,06, sedangkan tahun lalu 60,97. Adapun di SMP Terbuka, nilai reratanya 48,36 atau turun dari 51,04 pada tahun lalu. “Ada koreksi nilai di semua mata pelajaran. Koreksi paling besar terjadi pada Matematika, yaitu mencapai 6 poin, sedangkan terendah Bahasa Indonesia yang terkoreksi 0,31 poin,” ucap Anies.
Menggembirakan
Menurut dia, peningkatan indeks integritas UN di SMP/MTs menggembirakan. Sekitar 72 persen sekolah mengalami peningkatan nilai indeks integritas UN. Nilai indeks integritas UN di atas 80 dicapai oleh 44 persen sekolah atau naik hampir dua kali lipat dari tahun 2015.
Pada UN SMP, masih ada 42 persen siswa Indonesia yang belum mencapai standar yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yakni nilai minimal 55. Soal UN pun terus diarahkan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proporsi soal UN ialah 40 persen pemahaman, 40 persen penerapan, dan 20 persen penalaran.
Ketua BSNP Zainal A Hasibuan mengatakan, dengan penerapan ujian berbasis komputer dan indeks integritas UN dalam dua tahun terakhir, dirasakan ada perubahan signifikan. “Hasil ini akan menjadi masukan bagi Kemdikbud, terutama dalam meningkatkan kompetensi guru, juga untuk semakin mempertajam standar pendidikan yang sudah dirumuskan,” ujarnya.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Kemdikbud, Nizam menjelaskan, penurunan hasil UN terjadi, antara lain, karena tingkat kejujuran yang meningkat. Semakin banyak sekolah menggunakan ujian berbasis komputer. Sekolah-sekolah ini memiliki indeks integritas UN yang meningkat, tetapi di sisi lain mempunyai nilai hasil UN yang turun.
Menurut Nizam, kisi-kisi soal UN juga dibuat tidak lagi rinci, mengingat soal-soal UN yang terkait dengan penalaran ditambah. Siswa harus menggunakan nalarnya untuk memproses dan menganalisis data. (ELN)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Juni 2016, di halaman 12 dengan judul “Hasil UN Gambarkan Realitas”.