Indeks integritas Ujian Nasional yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan dimanfaatkan dalam menilai calon mahasiswa di perguruan tinggi negeri yang diterima lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun ini. Seleksi masuk mahasiswa baru tanpa tes itu mengandalkan penilaian prestasi rapor dan portofolio calon mahasiswa selama di jenjang pendidikan menengah, termasuk nilai ujian nasional.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dalam peluncuran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 di Jakarta, Jumat (15/1), mengatakan, perlu korelasi antara pendidikan menengah dan tinggi, salah satunya lewat penerimaan mahasiswa baru. Pada periode lalu, nilai ujian nasional (UN) yang menjadi bahan pertimbangan.
Akan tetapi, dengan adanya indeks integritas UN yang memetakan kejujuran sekolah, perguruan tinggi negeri diminta untuk bisa memformulasikan hasil UN dalam penilaian penerimaan mahasiswa baru. Penerimaan mahasiswa baru lewat SNMPTN yang mengacu nilai rapor dan portofolio juga bisa memanfaatkan data dari indeks integritas UN. Prestasi siswa yang tergambar di rapor semestinya tidak jauh beda dengan hasil UN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melihat hasil indeks integritas, ujar Nasir, ada kecenderungan hasil UN belum bisa optimal untuk dipakai pada penerimaan lewat SNMPTN. Untuk itu, tahun ini, kuota SNMPTN yang biasanya minimal 50 persen, diubah menjadi minimal 40 persen.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG–Salah satu presentasi dalam acara peluncuran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 di Jakarta, Jumat (15/1). SNMPTN dan SBMPTN 2016 akan diselenggarakan di 78 PTN. Pada 2016, peserta diberi kesempatan memilih metode tes, yaitu melalui tes berbasis tertulis atau tes berbasis komputer.
Pengurangan itu agar memastikan calon mahasiswa yang masuk perguruan tinggi swasta sesuai standar. Kuota 10 persen sisa pengurangan kuota SNMPTN diberikan untuk jalur masuk mandiri perguruan tinggi yang tadinya maksimal 20 persen tahun ini maksimal 30 persen.
Sulit membandingkan
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Herry Suhardiyanto mengatakan, selama ini tidak ada acuan yang obyektif soal nilai rapor calon mahasiswa yang dipakai untuk SNMPTN. “Kami kesulitan membandingkan nilai rapor antarsekolah,” ujarnya.
Perguruan tinggi negeri punya data soal peringkat akademik sekolah dengan melihat korelasi nilai rapor dengan indeks prestasi kumulatif dari alumni. “Dengan adanya indeks integritas, kami bisa mengonfirmasi data yang dibuat kampus terkait keobyektifan sekolah-sekolah dalam memberi nilai kepada siswa,” kata Herry, yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor.
Terkait pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi negeri, Ketua Umum SNMPTN- SBMPTN 2015 Rochmat Wahab mengatakan, untuk seleksi masuk tanpa tes atau SNMPTN yang diikuti siswa kelas XII SMA/ SMK/MA tahun 2016, pendaftaran dimulai dengan pengisian dan verifikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa pada 18 Januari-20 Februari. Lalu, siswa mendaftarkan diri mulai 29 Februari-12 Maret. Pengumuman kelulusan pada 10 Mei. Seleksi itu gratis.
Seleksi tertulis atau SBMPTN dilakukan dengan dua metode, yakni tertulis dan computer based testing (CBT). Pendaftar bisa memilih ikut ujian tertulis alias paper based test (PBT) atau CBT. Untuk yang CBT, kuota dan pelaksanaannya masih dibatasi. Pendaftaran CBT mulai 25 April- 9 Mei dengan jadwal ujian 28-30 Mei. Adapun yang PBT, pendaftaran pada 25 April-9 Mei dan jadwal ujian 31 Mei. Pengumuman kelulusan pada 28 Juni. Untuk SBMPTN, pendaftar membayar Rp 200.000.(ELN)
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Januari 2016, di halaman 11 dengan judul “Indeks Integritas UN Jadi Pertimbangan”.