Mutu Produk Belum Terjamin

- Editor

Selasa, 31 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan, mutu produk di Indonesia belum sepenuhnya terjamin sehingga merugikan konsumen. Itu karena infrastruktur pengujian mutu energi baru terbarukan minim.

Meski baru dikembangkan, pemanfaatan energi baru-terbarukan (EBT) akan kian besar. Sebab, pemerintah mencanangkan 23 persen kebutuhan energi nasional tahun 2025 dipenuhi dari EBT. Porsi itu ditargetkan jadi 31 persen pada 2050.

Menurut Deputi Bidang Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto, infrastruktur uji mutu EBT di Indonesia belum lengkap. Infrastruktur itu terdiri dari standardisasi lewat penetapan dokumen standar nasional dan internasional, metrologi (pengukuran standar, kalibrasi, pengujian, ketertelusuran pengukuran), serta penilaian kesesuaian (akreditasi, sertifikasi).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Energi surya
“Untuk tahap awal, infrastruktur mutu dibutuhkan pada panel surya,” kata Bambang, Minggu (29/5), di Jakarta. Pengembangan energi surya paling pesat di antara sumber EBT lain. Target nasionalnya pun lebih jelas.

Pemerintah telah membangun sekitar 100 instalasi listrik tenaga surya kapasitas total 8 megawatt (MW) di 100 lokasi. Pada 2025, instalasi listrik tenaga surya ditargetkan berkapasitas 1.000 MW lewat program 1.000 pulau.

Pemanfaatan EBT jadi salah satu solusi memenuhi kebutuhan energi yang naik dan upaya menekan emisi gas rumah kaca. Namun, mutu alat untuk mendapat EBT harus terjamin sehingga perlu kalibrasi yang baik. Misalnya, mutu panel surya mesti sesuai standar.

Menurut Bambang, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) punya laboratorium pengujian dan kalibrasi panel surya, tapi kemampuan belum lengkap. Darman Mappangara, Direktur PT Len Industri, produsen panel surya, mencontohkan standar mutu yang belum ada di BPPT ialah standar International Electrotechnical Commission (IEC) untuk tingkat korosi atau karat panel surya.

Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya menambahkan, standar internasional uji mutu panel surya bisa diadopsi Indonesia. Standardisasi itu difinalisasi, tapi jumlah laboratorium pengujian kurang.

Kepala Pusat Penelitian Metrologi LIPI Mego Pinandito memperkirakan, baru ada kurang dari 5 laboratorium pengujian panel surya di Indonesia. Idealnya, 10 laboratorium dekat pusat produksi panel surya. (JOG)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Mei 2016, di halaman 14 dengan judul “Mutu Produk Belum Terjamin”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB