Tingkat Kandungan Dalam Negeri Harus 30 Persen
Presiden Joko Widodo meresmikan peluncuran layanan teknologi 4G Long Term Evolution (LTE) yang merupakan revolusi digital di seluruh Indonesia. Sebagai tanda peluncuran itu, Presiden menuliskan bahwa revolusi digital merevolusi ekonomi Indonesia.
Dalam peluncuran di Jakarta, Jumat (11/12), hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Utama Indosat Ooredoo Alexander Rusli, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, Presiden Direktur Tri Randeep Singh Sekhon, dan Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys.
Peluncuran internet cepat generasi keempat itu menandakan Indonesia sudah memasuki era revolusi digital, yaitu telekomunikasi tidak lagi sekadar menjadi alat telepon atau alat untuk mengirim pesat singkat, tetapi menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, ada banyak manfaat yang bisa diraih dari layanan ini. “Jakarta bisa mewujudkan impiannya menjadi kota cerdas. Kemudian, Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bisa meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat,” katanya.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO–Telekonferensi video menggunakan layanan 4G LTE saat peluncuran ketersediaan teknologi 4G LTE di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (11/12). Peluncuran yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ini melibatkan lima operator seluler, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL, Hutchison 3, dan Smartfren. Teknologi ini sebagai upaya untuk memberikan layanan komunikasi yang lebih baik kepada masyarakat.
Saat ini, jumlah pelanggan seluler di Indonesia sudah mencapai 170 juta pelanggan. Akhir 2015, diperkirakan ada 100 juta pengguna internet di Indonesia. Selain itu, ada 76 juta pengguna Facebook aktif setiap bulan di Indonesia. “Di sisi lain, jumlah pengguna rekening bank hanya 60 juta,” kata Rudiantara.
Untuk meningkatkan penetrasi pemanfaatan 4G LTE, dibutuhkan ekosistem digital yang mendukung, yakni handset telepon pintar dan aplikasi. “Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sepakat, semua telepon pintar 4G harus mempunyai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 30 persen. Dengan TKDN yang tinggi, harga ponsel lebih murah,” katanya.
Ekonomi kreatif
Merza Fachys mengatakan, momentum revolusi digital harus bisa memunculkan potensi baru di dunia ekonomi kreatif.
“Semuanya akan bermuara pada peningkatan kehidupan masyarakat.”
Dalam berbagai kesempatan, Presiden menyampaikan tingginya potensi ekonomi bisnis digital. Ketika bertemu Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, 12 November lalu, Presiden menyampaikan potensi industri digital di Indonesia sangat menarik. Di Indonesia ada potensi ekonomi senilai 13 miliar dollar AS. Pada 2020, potensi itu diprediksi berkembang menjadi 130 miliar dollar AS. Pemerintah juga membuka diri terkait investasi di sektor itu. (NDY/ARN)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Desember 2015, di halaman 19 dengan judul “Revolusi Digital Dimulai”.