6,17 Juta Orang Buta Aksara

- Editor

Senin, 22 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Persentase Terbanyak di Papua
Meskipun terus berkurang, hingga September ini masih ada sekitar 6,17 juta orang dewasa di Indonesia yang buta aksara. Oleh karena itu, upaya pemberantasan buta aksara terus dilakukan, terutama di daerah-daerah dengan jumlah penyandang buta aksara yang tinggi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional ke-49 tingkat nasional bertema ”Aksara Membangun Keadaban dan Keunggulan Pembangunan Berkelanjutan”, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (21/9), mengatakan, penguatan keaksaraan dasar bagi semua warga Indonesia sangat penting untuk mencegah munculnya penyakit sosial yang menghambat kemajuan pembangunan. Dengan penguatan pendidikan keaksaraan dasar, lalu diperkuat dengan literasi dalam pemanfaatan informasi, Indonesia siap mengatasi masalah kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan peradaban.

”Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kapita. Namun, pendidikanlah yang menjadi penggerak utama untuk meningkatkan kesehatan dan pendapatan per kapita. Oleh karena itu, kita harus membebaskan semua warga negara dari buta aksara dengan memberikan pendidikan yang baik, dari segi akses ataupun kualitasnya,” papar Nuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hamid Muhammad, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), mengatakan, sesuai komitmen dunia, Indonesia juga didorong untuk menyelesaikan pemberantasan buta aksara pada 2005.

Komitmen Indonesia dinilai dunia cukup pesat dalam menurunkan jumlah penyandang buta aksara. Pada 2005, jumlah penyandang buta aksara di Indonesia mencapai sekitar 15 juta orang.

Masif
Hamid menambahkan, pemberantasan buta aksara secara masif dilakukan dengan memperkuat pendidikan nonformal, seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), dan taman bacaan masyarakat (TBM). Pemberantasan buta aksara ini juga dikombinasikan dengan program kecakapan hidup dan kewirausahaan untuk meningkatkan kesejahteraan warga belajar.

Berdasarkan buku Peta Sebaran Penduduk Tuna Aksara 2013 yang diterbitkan Kemdikbud, masih ada dua provinsi yang angka tuna-aksaranya di atas 10 persen, yakni Nusa Tenggara Barat (10,92 persen) dan Papua (30,93 persen). Selain itu, ada enam provinsi yang memiliki penyandang tuna-aksara 5,0-9,9 persen dari jumlah penduduk, yakni Bali, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.

Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam mengatakan, penurunan penyandang tuna-aksara di Sulawesi Tenggara memang masih di bawah capaian rata-rata nasional. Akan tetapi, pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan anggaran untuk meluaskan pelayanan pendidikan keaksaraan bagi warga yang masih buta aksara.

Pada peringatan Hari Aksara Internasional itu, pemerintah juga menyerahkan berbagai penghargaan bagi upaya penurunan tuna-aksara di Indonesia. Penghargaan diserahkan kepada tiga gubernur dan 10 bupati/wali kota yang berkomitmen mendukung percepatan penuntasan buta aksara di daerahnya masing-masing.

Penghargaan juga diserahkan kepada peserta didik program keaksaraan, wartawan/masyarakat umum, pegiat TBM, PKBM, dan SKB. Selain itu, ada juga acara pameran pendidikan luar sekolah. (ELN)

Sumber: Kompas, 22 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB