Zat Kimia Beracun di Mainan Anak

- Editor

Selasa, 25 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mainan anak di Indonesia jenis kubik yang berbahan plastik diidentifikasi tercemar zat kimia berbahaya yang biasanya ditemukan di limbah komponen elektronik. Cemaran zat kimia ini jauh di ambang batas dan dikhawatirkan berdampak negatif terhadap kecerdasan serta mengganggu kesehatan anak dalam jangka panjang.

Zat kimia berbahaya yang ditemukan dalam mainan anak ini adalah jenis OctaBDE (octabromodiphenyl ether) dan HBCD (hexabromocyclododecane). Dua zat ini sudah dilarang secara global oleh Konvensi Stockholm. Selain itu, juga ditemukan DecaBDE (decabromodiphenyl ether) yang tengah diusulkan untuk dilarang secara global.

Studi ini dilakukan oleh IPEN (International POPs Elimination Network) atau jaringan masyarakat sipil global untuk memerangi bahan kimia beracun dan Arnika, sebuah organisasi lingkungan di Ceko. Di Indonesia, mereka bekerja sama dengan BaliFokus, lembaga swadaya masyarakat yang banyak mengkaji tentang penggunaan bahan kimia beracun. Survei dilakukan di 26 negara, termasuk Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kebetulan, mainan anak di Indonesia yang diteliti adalah jenis kubus rubik,” kata Toxic Program Manager BaliFokus Krishna Zaki, yang dihubungi di Jakarta, Jumat (21/3).

Mainan anak kubus rubik ini dibeli dari beberapa kota di Indonesia, termasuk di Jakarta. Sebagian berasal dari impor, kebanyakan dari China. “Besar kemungkinan, cemaran bahan kimia beracun ini tidak hanya ditemukan di kubus rubik,” kata Yuyun Ismawati, penasihat senior BaliFokus.

Hasil analisis sampel dari Indonesia menunjukkan bahwa dari 15 mainan yang diteliti, tiga sampel mengandung HBCD dalam konsentrasi tinggi. Tiga mainan ini mengandung HBCD masing-masing 140 ppm (part per million), 431 ppm, dan 541 ppm. Padahal, ambang batas aman yang diusulkan untuk HBCD adalah 100 ppm.

Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam selubung plastik produk elektronik agar tidak mudah terbakar. Menurut Yuyun, bahan beracun ini kemungkinan berada di mainan anak karena material yang dipakai berasal dari limbah plastik daur ulang.

“Kalau anak pegang mainan ini, migrasi bisa lewat debu partikelnya yang luruh dan kemudian terhirup atau menempel di tangan dan kemudian terbawa masuk saat makan,” katanya. Paparan zat kimia beracun ini, kata Yuyun, kemungkinan besar turut meningkatkan kanker pada anak-anak ataupun dewasa.

Menurut Khrisna, bahan kimia ini bersifat persisten, dikenal dapat membahayakan sistem reproduksi dan mengganggu sistem hormon, yang berdampak negatif pada kecerdasan, konsentrasi, kemampuan belajar dan ingatan. (AIK)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Zat Kimia Beracun di Mainan Anak”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB