Tomat Kurangi Risiko Kanker Prostat

- Editor

Selasa, 2 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian pada 20.000 pria Inggris berumur 50-69 tahun menunjukkan, makan tomat lebih dari 10 porsi tiap minggu mengurangi risiko kanker prostat hingga 18 persen. Tomat yang dimakan bisa dalam bentuk apa saja, seperti tomat segar, jus tomat, atau olahan berbahan tomat. Sementara mengonsumsi 5 porsi buah dan sayur sehari bisa mengurangi risiko kanker prostat 24 persen lebih tinggi dibandingkan hanya 2,5 porsi sehari.

”Tomat berperan penting dalam mencegah kanker prostat,” kata peneliti dari Sekolah Kedokteran Sosial dan Komunitas Universitas Bristol, Inggris, Vanessa Er, Rabu (27/8). Manfaat tomat itu diperoleh karena tomat mengandung lycopene, antioksidan yang melindungi asam deoksiribonukleat (DNA) dan sel dari kerusakan. Zat gizi lain yang berperan dalam pencegahan kanker adalah selenium, yang ditemukan pada makanan berbahan tepung dan kalsium yang bisa diperoleh dari produk susu dan keju. (BBC/MZW)
————–
Hormon Erythropoietin Lindungi Otak Bayi

Penelitian pada 500 bayi berumur 26-31 bulan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Geneva, Swiss, menunjukkan, pemberian tiga dosis hormon erythropoietin (EPO) segera setelah lahir pada bayi lahir prematur bisa mengurangi risiko cedera otak. EPO adalah hormon yang merangsang produksi sel darah merah dan sering dipakai secara ilegal oleh atlet untuk meningkatkan stamina saat bertanding. Hingga kini, EPO diberikan pada bayi untuk mengobati anemia atau mengurangi kebutuhan transfusi darah pada bayi prematur. Studi menunjukkan, tingkat cedera pada materi putih otak bayi yang diberi EPO hanya 22 persen, yang tak diberi 36 persen. Cedera pada materi abu-abu otak yang diberi EPO 7 persen, yang tak diberi 19 persen. ”Ini bukti pertama efek menguntungkan EPO pada otak bayi lahir prematur,” kata peneliti pendamping studi, Russia Ha-Vinh Leuchter, Rabu (27/8).(BBC/MZW)
——————-
Bayi Orangutan Diselamatkan Warga

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Satu bayi orangutan jantan usia 2-3 bulan ditemukan warga, lalu diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah yang bermitra dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo. ”Saya menerima bayi orangutan ini dari Bapak Rilo, warga Desa Madara, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan. Dia menemukannya Selasa pekan lalu di kebun dengan kondisi terluka di tangan dan kaki kiri,” kata Dailamianus (44), warga Palangkaraya, yang menyerahkan orangutan itu kepada BKSDA Kalteng, Senin (1/9), di Palangkaraya. Dailamianus menerima bayi orangutan itu pada Minggu sore seusai memancing ikan di Danau Madara. Menurut Pelaksana Harian Kepala BKSDA Kalteng Yusuf Trismanto, kerusakan hutan akibat penebangan liar dan kebakaran menyebabkan satwa liar terancam punah. Habitat orangutan rusak karena pembukaan lahan, misalnya untuk perkebunan sawit. (DKA)

Sumber: Kompas, 2 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masih Muda tetapi Beruban Pertanda Stres
Pemungutan Suara Elektronik untuk Pilkades
Dwikorita Menjadi Kepala BMKG
Pelajar Indonesia Raih Prestasi Tingkat Dunia
Kartu Kredit Berikut Pemindai Sidik Jari
Ampas Tahu Pengganti “Styrofoam” Dapat HKI
Harapan Baru untuk Baterai Litium-Sulfur
Penyimpanan Data Tingkat Atom Dirintis
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 24 Januari 2020 - 11:43 WIB

Masih Muda tetapi Beruban Pertanda Stres

Kamis, 29 Maret 2018 - 10:37 WIB

Pemungutan Suara Elektronik untuk Pilkades

Minggu, 5 November 2017 - 13:56 WIB

Dwikorita Menjadi Kepala BMKG

Rabu, 26 April 2017 - 10:39 WIB

Pelajar Indonesia Raih Prestasi Tingkat Dunia

Selasa, 25 April 2017 - 08:03 WIB

Kartu Kredit Berikut Pemindai Sidik Jari

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB